Site icon Bangga Indonesia

Antusias, Peserta Pelatihan Inginkan Metode HARFun Center

Peserta pelatihan Metode HARFun antusias mengikuti materi selama dua hari, 13-14 Maret di Pesantren Alam Mandiri Ummul Quro Seloliman, Trawas-Mojokerto. FOTO BANGGA INDONESIA/Istimewa

Bangga Indonesia, Trawas-Mojokerto – Pelatihan Metode HARFun yang digelar di Pesantren Alam Mandiri Ummul Quro Seloliman, Trawas-Mojokerto, kali ini terasa istimewa.

Selain kondisi lingkungan alamnya yang mendukung, pesertanya juga antusias mengikuti pelatihan yang digelar dua hari penuh, 13-14 Maret itu.

Pesertanya berasal dari alumni pondok pesantren yang menjadi pengajar di madrasah diniyyah (MADIN), majelis taklim, taman pendidikan Al-Qur’an (TPQ), juga para pendakwah serta pegiat Al-Qur’an.

Mereka berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur, antara lain: Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Jember dan Bangkalan.

Para peserta sangat antusias. Betapa tidak. Selain alam persawahan nan hijau, sejuk dan hening, panitia sesekali menyelingi acara dengan game-game HARFun. Suka cita, canda tawa dan ada yang senyum kecut ketika jawabannya mbleset, mewarnai kegiatan ini.

Acara yang diprakarsai Majelis Alumni LPBA MASA Surabaya (Lembaga Pengajaran Bahasa Arab Masjid Agung Sunan Ampel)  dipimpin langsung Achmad Syaichu Buchori. Pria yang karib disapa ustad ini adalah penemu Metode HARFun dan juga alumnus LPBA MASA dan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.

Menurut Ketua Tim Pelaksana Ustad Suroto Surur, belajar Al-Qur’an hingga kini masih dianggap sulit oleh sebagian besar umat Islam. Faktanya, berdasarkan riset PTIQ (Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an) Jakarta, umat Islam yang tidak bisa membaca Al-Qur’an ada sekitar 60-70 persen. Jadi hanya sekitar 30-40 persen yang bisa.

Ia menyebut yang mampu membaca Al Quran, belum banyak yang memahami makna dari ayat-ayat yang dibacanya. “Ini sesuatu yang ironis karena fungsi hidayah (kitab petunjuk) dari kitab suci hanya bisa timbul, apabila ayat-ayat yang dibacanya mampu dipahami oleh pembacanya,” jelasnya.

Di akhir kegiatan, peserta menyepakati dibuatnya jaringan HARFun center di tiap-tiap kota atau kabupaten. Ini untuk mempermudah pendampingan pasca pelatihan. Dan kesepakatan ini diamini oleh penemu metode dan team HARFun LPBA MASA.

Penemu metode berharap, bahwa dengan ini dapat melahirkan para tentor atau tenaga instruktur guna mengajarkan metode HARFun di tengah masyarakat muslim yang sudah bisa membaca Al-Qur’an.

Hal itu, juga tidak menutup kemungkinan apabila metode ini bisa digunakan di pesantren-pesantren guna mempermudah proses pembelajaran nahwu-shorof (gramatika bahasa Arab) yang selama ini dinilai sulit.

“Metode Harfun ini bisa menjadi pintu masuk cara praktis belajar gramatika Arab berbasis Al-Qur’an”, demikian pungkasnya. (aba)

Exit mobile version