Site icon Bangga Indonesia

Apa yang Perlu Dilakukan Ketika Rupiah Melemah?

Rupiah Melemah

Apa yang Perlu Dilakukan Ketika Rupiah Melemah?

Bangga Indonesia, Purwakarta – Belakangan ini kita tahu bahwa nilai tukar tukar mata uang rupiah pada dolar AS sudah menembus hingga Rp16.183/USD. Lantas, bagaimana dampak dari rupiah melemah?

Josua Pardede, seorang ekonom menjelaskan bahwa dampak dari rupiah melemah bagi masyarakat sendiri cenderung minim. Hal ini lantaran biasanya masyarakat menerima penghasilan dan bertransaksi memakai rupiah dalam kesehariannya.

Dengan naiknya nilai tukar mata uang dolar AS biasanya akan berpengaruh besar pada para pelaku usaha tertentu yang membutuhkan bahan baku berasal dari negara lain dengan pembayaran dolar AS. Alhasil, biaya impor akan semakin tinggi.

Selain itu, dampak lainnya akibat melemahnya rupiah adalah koreksi terhadap IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). Ketika perdagangan dibuka kembali usai libur lebaran. Terlebih IHSG tercatat mengalami penurunan dalam perdagangan pada hari pertama.

Beberapa saham yang ikut terdampak akibat rupiah melemah yaitu saham-saham milik perusahaan perbankan besar, yakni yang telah mengalami koreksi dari hari Selasa (16/4) lalu.

Lantas, Apa yang Harus Dilakukan Jika Rupiah Melemah?

Ada beberapa langkah yang harus Anda lakukan ketika rupiah melemah, antara lain :

1. Investasi

Saat nilai rupiah mengalami penurunan atau melemah, Anda dapat memanfaatkannya dengan berinvestasi. Biasanya harga beberapa saham perbankan yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar akan terkoreksi saat nilai rupiah mengalami pelemahan.

Hal tersebut tentu saja berpeluang untuk para investor agar melakukan pembelian beberapa saham yang mempunyai kapitalisasi pasar yang besar. Khususnya saham-saham perusahaan perbankan untuk investasi dalam jangka panjang.

2. Gunakan Lindung Nilai

Pengusaha juga dianjurkan menggunakan layanan berupa lindung nilai dari perbankan, khususnya pelaku bisnis yang membutuhkan bahan baku yang berasal dari mancanegara untuk aktivitas produksinya.

Aktivitas transaksi hedging atau lindung nilai bisa membatasi resiko tingginya biaya produksi akibat kenaikan pada nilai tukar mata uang dolar AS.

3. Pilih Produk Dalam Negeri

Kebanyakan masyarakat Indonesia biasanya mengonsumsi produk dalam negeri. Dengan membeli produk dari dalam negeri, tentu saja transaksi akan menggunakan mata uang rupiah. Hal ini berbeda dengan pembelian barang luar negeri atau impor yang menggunakan mata uang dolar.

Maka dari itu, sebaiknya kurangi membeli produk-produk impor untuk menstabilkan mata uang rupiah kembali.

4. Tidak Menyimpan Dolar dan Menimbunnya

Berinvestasi dalam mata uang dolar AS tentu saja menawarkan keuntungan saat nilai tukarnya sedang naik, tapi hal tersebut hanya berlaku untuk para nasabah yang telah lama mempunyai tabungan valuta asing atau valas.

Akan tetapi, menyimpan uang dolar saat nilai tukarnya sedang tinggi seperti saat ini justru bisa dikatakan terlambat dan Anda akan mengalami kerugian saat rupiah menguat. Di samping itu, `melakukan pembelian dolar di masa sekarang juga bakal semakin memperkuat dan meningkatkan nilai tukar dolar terhadap rupiah.

5. Investasi Emas dan Atau Logam Mulia

Kondisi melemahnya rupiah biasanya akan disertai dengan turunnya nilai logam mulia. Oleh sebab itu, sebaiknya lakukan investasi emas atau logam mulia.

Akan tetapi, meskipun harga logam mulia tidak turun, setidaknya Anda dapat menyimpannya dalam jangka waktu sekitar setahun sebelum mendapat keuntungan.

Selain itu, Andi Nugroho, selaku perencana keuangan juga menyarankan untuk melakukan investasi dalam bentuk SBN atau Surat Berharga Negara sebab imbal hasil atau yield obligasi akan meningkat seiring meningkatnya dolar AS.

Di samping itu, perencana keuangan lainnya, Budi Rahardjo, memberikan saran untuk melakukan diversifikasi aset dalam bentuk emas. Harga emas mempunyai acuan harga terhadap dolar AS, karenanya jika dolar menguat dan rupiah melemah maka secara otomatis membuat simpanan emas semakin meningkat. (Mel)

 

Exit mobile version