Bangga Indonesia, Bandung – Keberadaan apartemen ayam atau peternakan ayam yang memanfaatkan teknologi 4.0 di Desa Cibodas, Kutawaringin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (Jabar) akan diaplikasikan pada Program Petani Milenial yang digagas oleh Pemprov Jabar.
“Nantinya, peternakan ayam akan digarap oleh para pemuda dan hasil panennya sudah dipastikan akan dibeli. Jadi program petani milenial ini tidak usah cari pembeli tapi dimulai dari pembelinya sanggup berapa,” kata Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil atau Kang Emil, seusai meninjau apartemen ayam, Minggu.
Kang Emil menyebut peternakan tersebut dengan apartemen ayam. Berbeda dengan bentuk peternakan ayam pada umumnya, apartemen ayam ini memiliki lima lantai dengan struktur yang kokoh seluas total 40 meter persegi.
“Saya melihat sebuah terobosan visi bertani atau beternak dengan teknologi 4.0, ini sebuah struktur 40 meter persegi berlantai lima,” kata Kang Emil.
Apartemen ayam ini dapat menampung hingga lima ribu ayam. Peternakan yang dikembangkan oleh warga ini terlihat bersih dan tidak menimbulkan bau.
“Persepsi bahwa peternakan ayam itu harus satu lantai, jorok, bau, sekarang hilang oleh teknologi karena semuanya dengan 4.0,” ujar Kang Emil.
Bahkan untuk menaburkan makanan dan minum untuk ayam pun diatur oleh sebuah alat yang dapat dikendalikan dari jarak jauh. Tak hanya itu, kotoran ayam juga langsung difermentasi sehingga menghasilkan nilai ekonomi.
“Meneteskan minuman dan kasih makanan ayam pakai 4.0, kotorannya juga ditarik oleh sebuah motor yang diatur oleh 4.0, nanti kotorannya difermentasi jadi nilai ekonomi juga,” kata Kang Emil.
Rencananya, kata Kang Emil, teknologi apartemen ayam ini akan diaplikasikan pada program petani milenial. Nantinya, peternakan ayam akan digarap oleh para pemuda dan hasil panennya sudah dipastikan akan dibeli.
Kang Emil mengatakan, pihaknya sudah menjalin kesepakatan dengan salah satu pembeli yang siap membeli hasil panen sekitar dua juta ekor ayam per bulan.
“Pemda Provinsi Jabar sudah ‘deal: dengan salah satu ‘offtaker’ (pembeli) sejumlah hampir 2 juta ayam per bulan,” ujarnya.
Untuk penyediaan dua juta ekor ayam tersebut dibutuhkan 400 apartemen ayam yang akan disebar di berbagai titik dengan harga setiap apartemen ayam sekitar Rp150 juta.
“Kurang lebih membutuhkan 400-an titik seperti ini dengan modal Rp150 jutaan,” kata Kang Emil.
Kang Emil optimistis program petani milenial dapat mengurangi pengangguran, mewujudkan kemandirian ekonomi, dan menjaga ketahanan pangan.
“Insyaallah setelahnya bisa hidup mandiri, tidak usah selalu jadi karyawan, kita kembali ke desa untuk berbisnis pertanian peternakan,” katanya. (ant)