Site icon Bangga Indonesia

“Belajar Dari Keuletan Cak Man”

“Belajar Dari Keuletan Cak Man”
Oleh; Kunjung Sasono.
(Silaturohmi Pekerja Buruh Rindu Surga-SPBRS)
Berbicara masa depan buruh pada kontek bekerja di perusahaan akan dibatasi masa waktu yaitu pensiun sesuai perjanjian dan peraturan. Berarti seorang buruh ini hanya akan mendapatkan gaji penghasilan setiap bulan sampai perjanjian yang telah ditentukan.
Semua buruh pasti akan memikirkan kelanjutan masa depan hidupnya. Akan melakukan apa dan tidakan apa untuk menyambung hidupnya. Mempunyai visi dan misi sudah mempersiapkan dari masa sekarang adalah langkah yang baik.
Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan Bpk.Rohman Tanijo, beliau salah satu buruh karyawan di PT.PARIN yang bergerak dalam industri pengecoran otomotif. Dan beliau juga menjabat sebagai pengurus PUK F-SPMI PT.PARIN di seksi pendidikan dan pengkaderan. Beliau lebih akrab disapa “Cak Man”.
Dalam bincang santai bersama beliau yang saya pribadi ingin menimba ilmu dari beliau. Cak Man salah satu buruh yang menginspirasi bagi pekerja lainya, dimana selain menjadi buruh diluar beliau sudah memiliki tancapan usaha. Dengan punya dua shorum motor, usaha loundry, peternakan ayam, perikanan, burung dan usaha lainya. Sungguh luar biasa.
Beliau bilang visi misi berwiraswasta terinspirasi wasiat Rasul Saw “Berdaganglah engkau, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan.” Pada dasarnya Cak Man orang yang kreatif dan tidak bisa berdiam diri. Sehingga muncul ide-ide kreatifitas disatukan dengan dunia perdagangan. Sehingga selain gaji tetap mengalir diluar ada sebuah pemasukan tambahan buat keluarga.
Bermodal niat yang tulus karena Allah ta’ala, keberanian dalam berbisnis, merubah nasib lebih baik,  mempunyai jaringan komunikasi luas dan adab dalam berbisnis. Maka tanpa menunggu waktu pensiun, bisnis kini sudah bisa ditancapkan dan digulirkan. Hasilnyapun bisa menopang perekonomian keluarga dan bisa merencanakan program keluarga kedepanya.
Bekerja tetap menjadi buruh yang taat tiap harinya. Dari usaha bekerja keras selama ini bisnis diluar tetap mengalir, bahkan bisa mengalahkan penghasilan gaji per/bulanya. Berdagang seperti yang sudah kita ketahui di Syirah memang dicontohkan Rasulullah Saw ketika beliau menjalankan amanah ketika bekerja pada Siti Khotijah.
Keuletan berdagang juga dicontohkan sahabat Abdurraman bin Auf ketika datang di Madinah. Nabi Saw mempersaudarakannya dengan kaum Anshar Sa’ad bin Ar Rabi’ Al Anshari. Lalu Sa’ad menawarkan kepada Abdurrahman wanita untuk dinikahi dan juga harta. Namun Abdurrahman berkata: ‘semoga Allah memberkahi keluargamu dan hartamu, tapi cukup tunjukkan kepadaku dimana letak pasar’. Lalu di sana ia mendapatkan untung berupa aqith dan minyak samin.
Pesan dari Cak Man ketika kita bekerja di perusahaan tiada salahnya kita belajar juga strategi, kerja tim, produksi, marketing, management, aconting dan cara-cara jika terjadi trobel. Jika kita tidak pernah mengambil pelajaran dari hal-hal sekitar kita bisa nanti muncul sikap individualis, merasa paling pintar dan egois. Padahal berbisnis perlu ilmu-ilmu sekecil apapun disekitar kita.
Maka tak ada salahnya jika buruh saat ini mempunyai dua gardan penopang ekonomi sebagi antisipasi terburuk. Nilai-nilai positif dari berdagang atau berwiraswasta antara lain berperan menggerakan roda ekonomi keluarga hingga negara. Kemudian bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi pengangguran. Dengan tercerapnya tenaga luar yang bermitra bisnis.
Tetap menjadi buruh yang amanah ditempat kerja dan bersyukur bagi yang bisa mendapatkan rezeki berdagang diluar sana. Rasulullah SAW bahkan memuji dan memotivasi para pedagang. Beliau bersabda:
“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan dibangkitkan bersama para Nabi, orang-orang shiddiq dan para syuhada” (HR. Tirmidzi).
Exit mobile version