Ribuan Warga Mengungsi dan Rumah Rusak
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, lebih dari 1.341 keluarga atau sekitar 2.130 jiwa terdampak langsung. Sebagian besar warga kini mengungsi ke lokasi yang lebih aman atau tinggal sementara di rumah kerabat. Desa-desa seperti Cijangkar dan Mekarsari di Kecamatan Nyalindung mengalami kerusakan paling parah.
Di Desa Mekarsari, jumlah rumah yang rusak meningkat tajam. “Sebanyak 92 unit rumah kini rusak, sementara empat kampung terdampak secara langsung,” ungkap Yuli Yulianti, perwakilan posko siaga bencana di Desa Mekarsari. Selain rumah warga, sejumlah jalan raya juga mengalami kerusakan, seperti amblas atau tertimbun tanah longsor.
Skala Kerusakan yang Luas
Hingga kini, BPBD mencatat 188 rumah rusak berat, 465 rusak sedang, dan 340 rusak ringan. Selain itu, 18 fasilitas umum dan 57 hektar lahan pertanian turut terdampak. Meski skala kerusakan cukup luas, pihak berwenang memastikan tidak ada korban jiwa akibat pergerakan tanah ini.
“Kami terus berkoordinasi dengan BPBD Sukabumi untuk memprioritaskan evakuasi warga ke tempat yang aman,” kata Hadi Rahmat Hardjasasmita, Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jawa Barat. Selain itu, pihak BPBD sudah mempersiapkan lokasi pengungsian untuk mengantisipasi bertambahnya jumlah warga yang harus meninggalkan rumah mereka.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa hujan deras yang terjadi secara terus-menerus menyebabkan retakan tanah semakin melebar. Faktor ini diperburuk oleh gempa dengan magnitudo rendah yang terjadi di wilayah Jawa Barat dalam 10 hari terakhir.
“Gempa ini tidak terasa oleh masyarakat, tetapi cukup untuk menggoyang tebing dan memperlemah struktur tanah. Ketika diguyur hujan deras, tanah menjadi lebih rentan longsor,” jelas Dwikorita.
Bencana Hidrometeorologi Melanda Sukabumi
Pergerakan tanah di Sukabumi merupakan bagian dari rangkaian bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah tersebut. Selain tanah longsor, Sukabumi juga mengalami banjir, banjir bandang, dan angin kencang. Total, sebanyak 10.112 warga terdampak berbagai bencana ini.
Hingga saat ini, 10 korban jiwa telah ditemukan, sementara dua orang lainnya masih dalam pencarian akibat longsor. Kondisi ini menggambarkan betapa seriusnya dampak cuaca ekstrem di Sukabumi.
Langkah Penanganan dan Antisipasi
Pemerintah daerah bersama BPBD terus melakukan berbagai langkah untuk mengatasi situasi. Evakuasi warga, distribusi bantuan logistik, serta upaya mitigasi bencana menjadi fokus utama. “Kami akan terus berusaha memastikan keselamatan warga dan meminimalkan dampak dari bencana ini,” tambah Hadi.
Sementara itu, BMKG mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada, mengingat curah hujan tinggi diperkirakan masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Bencana pergerakan tanah di Sukabumi menjadi pengingat penting bahwa mitigasi dan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi sangat penting, terutama di daerah rawan seperti Sukabumi.
Pergerakan tanah di Sukabumi membawa dampak signifikan pada kehidupan ribuan warga. Kerusakan infrastruktur, kerugian ekonomi, dan ancaman keselamatan menjadi isu yang harus segera diatasi. Upaya kolaboratif dari berbagai pihak penting sekali peranannya untuk memulihkan kondisi serta melindungi masyarakat dari ancaman bencana serupa di masa depan.