Bangga Indonesia

Berawal dari Impian Berbuah Bisnis “Ina Cookies”

karyawan ina cookies saat di pabrik bandung, Foto Bangga Indonesia/istimewa

Bangga Indonesia, Bandung – Setiap orang pasti memiliki impian untuk meraih sukses. Tak terkecuali wanita cantik ini.

Ia mengaku hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Sama dengan ibu-ibu lainnya. Namun, keyakinannya untuk maju dan meraih sukses sangat kental. Tekadnya bulat!

Bagai sebatang besi yang tak lekang karena panas dan tak lapuk diterpa hujan. Ia bekerja keras untuk meraih impiannya.

Bermula dari menekuni hobi masak kue dan jajanan spesialnya: Nastar. Kemudian berkembang menjadi produsen tema-teman nastar lainnya.

Berbagai varian kue kering dan rasa yang khas terus tersaji dengan kemasan menarik. Pemberian nama produk “Nastar Lembang” berkembang dan menjadi makanan camilan yang mendunia.

Tahukah Anda. Siapa wanita cantik, ibu rumah tangga, yang sukses meraih impiannya menjadi kenyataan?

Dialah Hj. Raden Roro Ina Wiyandini. Wanita kelahiran Jakarta 25 Juli 1963 itu adalah Komisaris PT Bonli Cipta Sejahtera (BCS). Ia sudah memiliki selusin usaha yang tidak lepas dari persoalan perut dan selera.

Alumnus SMA Negeri 2 Bandung dan SMP Negeri 15 Bandung ini, saat jumpa media di Outlet Gallery Bojongkoneng Atas Kota Bandung, tempo hari, mengaku tidak mudah mempertahankan kualitas produk di tengah industrialisasi yang serba canggih menggunakan mesin.

Namun Ina Cookies keukeuh. Bertahan dengan tradisi handmade agar bisa menjaga citra rasa kue kering olahannya.

“Ada yg ngusulin pabriknya pake mesin. Tapi jika pake mesin, kan mesin tidak bisa berdoa. Handmade semua, rasanya beda”, aku pemilik Outlet Gallery Cookies di Jalan Bojongkoneng Atas No. 8 Kota Bandung.

Karena itu, Ina tetap mempertahakan ratusan karyawannya. Ia mengedepankan prinsip kekeluargaan. Tanpa membedakan atasan dan bawahan.

“Semua sama. Malah saat bulan suci ramadhan ketika omzet naik, karyawan bisa mencapai seribu orang, selaras dengan tagline Ina Cookies, Cookiesnya Keluarga Kita,” tutur mantan karyawati Astra Internasional ini.

Sudah berapa lama Ina Cookies hadir?
Ia mengaku mengawali bisnis kue sejak tahun 1997. Usaha ini dirintisnya dengan bermodal tekad yang kuat. Kreatif, dan selalu berinovasi adalah bahan utama yang digenggamnya.

Hasilnya? Berkat konsistensi dan ketekunan yang dimiliki, kini Ina cookies telah menjadi brand kue yang besar, bahkan bisa dibilang rajanya kue kering di Bandung.

Kesuksesan dalam bisnis tidak lantas membuat Ina lupa. Interaksi dan komunikasi bersama keluarga mutlak diperlukan. Keharmonisan hubungan keluarga sangat berperan penting bagi perkembangan bisnis yang hingga kini ia geluti.

Ina menyebut keluarga merupakan inspirasi terbesarnya dalam membuat kue. “Masukan dan saran pertama yang saya dapatkan berasal dari keluarga kecil. Kini, beberapa nama kue saya ambil dari nama anak dan cucu. Contohnya Putri Adrin, Putri Voula, dan Putri Valya,” jelasnya.
Keluarga, menurut dia, selain banyak menginspirasi, anak-anaknya sekarang banyak berperan dalam perkembangan bisnis. Sadrina misalnya. Anak pertamanya yang lulusan sekolah pariwisata telah dipercaya mengelola Café Mr. Komot bersama Tito, suaminya.

Ina Cookies, diakui segmennya untuk semua kalangan, Mulai dari balita sampai kakek-nenek. Juga tidak kurang dari 150 varian kue.

“Selain sudah mendapat sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, juga telah memiliki sertifikat ISO 22000 dengan standar internasional,” jelas wanita yang juga Ketua Koperasi Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) ini.

Ina Cookies kini sudah 25 tahun hadir menemani keluarga Indonesia. Ia kini memiliki sepuluh distributor utama.
Agen dan outletnya tersebar hampir di seluruh Indonesia. Diantaranya Bali, Samarinda, Jambi, Pontianak, Palembang, Medan dan Jawa. “Bahkan sudah merambah negeri tetangga Malaysia dan Singapura. Sekarang menunggu ekspor ke Qatar, doain saja,” harapnya.

Ina juga aktif berpartisipasi dalam berbagai program Pemprov Jabar diantaranya Wira Usaha Baru (WUB) yang melatih para calon wirausahawan, dan pernah tercatat dalam Musium Rekor Indonesia (MURI) sebagai pembuat kue terbesar pada even Jabar Kahiji.

Hj. Raden Roro Ina Wiyandini dengan suami dan putra-putri nya, Foto Bangga Indonesia/istimewa

DUNIA DAN AKHIRAT
Kiprahnya di bidang organisasi sangat kuat. Begitu pula penghargaan yang pernah diraihnya. Seabrek!
Pernah mendapat penghargaan Special Bakery Cource di Amerika (San Francisco), di Eropa (Le Cordon Bleu Paris). Di Belgia, Belanda, Cordon Bleu Australia, Jepang, Hongkong, Taiwan (2x), Wangsen School Cake Art & Dessert Research di Cina (2x).

Tahun 2008 dinobatkan sebagai The Best Women Entrepreneur yang dilakukan oleh Wakil Presiden Yusuf Kalla dan Begawan Bisnis Hermawan Kertajaya. Tiga tahun kemudian berhasil menjuarai Pangan Awards di Jeddah.
Empat tahun silam, Ina pernah menggebrak Indonesia dengan Rekor MURI-nya. Menggelar event merangkai bunga seribu meter, pembicara terlama (36 jam) di Widyatama, Kue Terbesar ASEAN-Jabar Ka Hiji dan Pijat 1001 punggung Tuna Netra. Serta peserta disabilitas Khatam Al Quran.

Selain sukses bisnis di dunia kue kering, Hajjah Ina juga tengah membangun impian sukses di akhirat kelak. Ia juga aktif di bidang kerohanian dan keorganisasian Islam.

Melalui organisasi Gerakan Muslimat Indonesia (GMI) sebagai Ketua PP GMI Pusat pada periode 2013-20218. Setelah ditunjuk sebagai Dewan Pakar PP dan PW GMI hingga 2023.

Bukan hanya itu. Ina juga pernah jadi Ketua Koperasi Insan Madani ICMI Jawa Barat. Wakil Ketua ICMI Jawa Barat dan sebagai Ketua Mimbar Hiburan Amal Bagi Dhuafa. Ketua Alisya Khadijah Jawa Barat. Ketua Bidang Ekonomi Wanita Islam dan Bendahara Badan Koordinasi Mubaligh Indonesia)

Selain itu, Ina juga pembina di berbagai organisasi muslim. Di antaranya Ikatan Ahli Ekonomi Islam, Ikatan Saudagar Muslim Indonesia, Pembina Shaf Muslimah, Pembina MT Siti Mariam, Pembina Pondok Tahfidz Juskoki (jujur, ulet, sabar, komunikatif, optimis, komitmen, ikhlas). (aba)

Exit mobile version