Bangga Indonesia

Bukber ala ACMI, Tak Sekedar Isi Perut dan Spirit Islami

Pengrus teras ACMI yang dikukuhkan di Jakarta, Rabu (28/04/2021). FOTO BANGGA INDONESIA/ISTIMEWA

Bangga Indonesia, Jakarta – Kedekatan dan keakraban antar sesama anggota Asosiasi CEO Mastermind Indonesia (ACMI) terus dijalin. Ramadhan kali ini mereka bukan sekedar menggelar Bukber (buka bersama) untuk mengisi perut dan spirit Islami. Lebih dari itu.

Tiga tokoh dihadirkan dalam Bukber ACMI yang dikemas untuk mengukuhkan kepengurusan barunya. Acara yang dibentang Rabu (28/04/21) itu diadakan di Hotel Le Meridien Jakarta Pusat.

Ketiga tokoh yang dihadirkan dalam acara tersebut adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dr H Sandiaga Salahuddin Uno BBA, MBA. Juga ada publik figur kondang Helmy Yahya MPA, Ak, serta mubaliq kekinian Ustadz Farrel Muhammad Rizqi, LC., S. Th. I., M. Ec.

Sandiaga Uno tampil pertama melalui video conference untuk menyambut pengukuhan pengurus yang diketuai Gunawan Arifin sebagai Ketua Umum dan Helmy Yahya sebagai Dewan Penasehat ACMI.

“Sebanyak 67 pengurus ACMI hadir. Mereka dipandu oleh host Candra (ACMI Jatim), dan Bu Inne (ACMI Jakarta),” lapor Kang Didin wakil dari banggaindonesia.com.

Di hadapan anggotanya, Helmy Yahya meyakini kolaborasi antar anggota ACMI ini akan menghasilkan kedahsyatan yang luar biasa. Ia melihat semua potensi ada di sini. “Jaman sekarang, jamannya kolaborasi,” tegasnya.

Raja Kuis dan public speaker terbaik Indonesia ini, menyebut semua potensi ada di asosiasi tersebut. Ada ahli IT, ahli Youtuber, ahli property, ahli komunikasi, ahli digital marketing, ada finance dan ada fintech. “Kolaborasi ini dahsyat. Apalagi bapak menteri Sandiaga Uno, sangat mendukung adanya asosiasi ini,” tegasnya.

Menurut dia ACMI bukan asosiasi kaleng-kaleng. Ini terbukti peserta yang ikut seminarnya adalah orang-orang pilihan. “Bukan pimpinan perusahaan yang biasa,” jelasnya.

Helmy Yahya meyakini jika kolaborasi dan sinergi ini dipimpin oleh orang-orang hebat dan tidak terlibat di dunia politik, maka ACMI akan mampu memberi pengaruh positif terhadap lingkungan. “Nikmat banget ketika kita bisa bermanfaat buat orang lain,” akuinya.

Karena itu, ia berpesan agar pengurus dan anggota ACMI menjaga solidaritas, saling membantu. “Jangan saling sikut, saling menghormati, jangan sampai ada ACMI tandingan. Seperti yang terjadi di asosiasi lain,” ujarnya.

MENGHARAMKAN RIBA

Sementara itu Ustadz Farrel Muhammad Rizqi dalam tauziahnya lebih banyak membahas soal halal dan haramnya berbisnis. Ia menyebut dalam Islam ada Murabahah. Yaitu perjanjian jual beli antara bank dengan nasabah.

Praktik transaksi yang memungkinkan bagi nasabah untuk menyelesaikan masalah finansial ketika kesulitan membeli suatu barang. Sedangkan di bank syariah membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan, ditambah dengan margin keuntungan yang disepakti antara bank syariah dan nasabah.

Ustad Farrel juga menyitir dalam Surat al Baqarah yang menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. “Ada dosa yang menarik dan istimewa besarnya yaitu dosa RIBA. Barang siapa yang masih riba, berarti sesungguhnya kamu mengajak berperang dengan Allah dan RasulNya,”jelasnya.

Ini menunjukkan bahwa hal baik dalam Al Quran itu adalah amanat dari sektor riil, ekonomi syariah, ekonomi halal yang berkultur yang ada di masyarakat di Indonesia. Hal ini biasa diwujudkan dalam bentuk UMKM dan sektor riil.

“Dunia ekonomi itu hanya ada dua. Ekonomi Makro dan Mikro,” jelasnya.

Selain itu, menurut ustad juga ada muamalah di dalam Islam. Yaitu segala bentuk hubungan manusia dengan manusia dalam urusan dunia, dalam urusan harta, dalam urusan bisnis, niaga, perjanjian, persengketaan, janji berjanji, dan lain sebagainya. “Jadi cakupannya lebih luas,” jelasnya.

Persoalan mualamah ini, lanjutnya, jika diekstrak atau disatukan, maka akan menjadi satu kekuatan besar, imperium besar. Yaitu kekuatan ekonomi ummat yan porosnya adalah UMKM. “Kalau digerakkan seluruh UMKM dari Sabang sampai Merauke akan menjadi kekuatan ekonomi yang dahsyat,” tegasnya.

Selain seorang dai, Ustad Farrel juga menulis halal industri di jurnal ilmiah. Di antaranya soal halal tourisme, Islamic tourism, halal travel, dsb. “Definisinya banyak sekali. Dan itu adalah industri kreatif dan sektor riil. Dan, diharapkan ACMI bisa mengarah ke industry halal,” jelasnya.

Dalam acara yang berlangsung penuh keakraban ini, Ustad Farrel memberikan dummy Al Quran kepada Helmy Yahya secara simbolis. Al Quran itu bukan alQuran pada umumnya. Isinya ada ekonomi islam, sejarah peradaban islam, dan di dalamnya ada ayat-ayat ekonomi dan keuangan.

Helmy Yahya (kanan) dan Gunawan Arifin. FOTO ISTIMEWA

“Ada 300 dinasti islam dunia, yang kaitannya nanti dengan industri halal. Akan dicetak dan dipublish setelah lebaran,” ujar Ustadz Farrel.

Selain itu, ACMI akan mewaqafkan satu juta Al Quran tersebut untuk Indonesia. Ini agar masyarakat paham tentang urgensi UMKM yang sudah diatur dalam kitab suci umat Islam ini.

“Mulai soal ekonomi, keuangan dan badan keuangan, semuanya untuk menggelorakan kembali semangat berwirausaha, semangat untuk berbagi (taawun), dan saling tolong menolong,” ungkapnya.

Di acara yang sama, staf ahli Wapres RI Didi Apriyandi dan Ketua Percepatan Inklusi Keuangan Kemenkeu Ekonomi dan juga ketua Satgas Covid MCM menyambut gempita keberadaan ACMI. Ia menyampaikan ucapan selamat atas terbentuknya wadah yang dirasa sangat penting.

“Semoga adanya ACMI, bisa memajukan ekonomi. Semoga berfaedah untuk bangsa dan negara,” jelasnya.

Ketua Umum Gunawan Arifin merasa puas atas terselenggaranya Bukber kali ini. Ia menyampaikan soal kepengurusan ACMI ke depan akan segera di-HAKI-kan. Tim ini juga akan merekrut direktur eksekutif.

Tiga pilot project di pusat yang kini masuk tahap implementasi, menurut dia, harus berjalan di bulan Juni. “Kita ini di ACMI sebagai tempat solusi dan saling kolaborasi dengan sesama anggota ACMI, pemberdayaan UMKM, targetnya ACMI bermanfaat untuk masyarakat,” tegasnya. (aba)

Exit mobile version