Site icon Bangga Indonesia

Cemerlang Dengan Membaca dan Mengkaji Al Quran

Cemerlang Dengan Membaca dan Mengkaji Al Quran

Sobat. Sumber Ilmu  yang  paling penting  bagi umat Islam adalah  Al Quran. Kecemerlangan  tidak dapat dipisahkan dari Al Quran  karena Al Quran  adalah  petunjuk. Tanpa petunjuk, manusia  akan  sesat dan menyimpang.

Allah SWT  berfirman  dalam  surah Al-Isra ayat 9 :

إِنَّ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَهۡدِي لِلَّتِي هِيَ أَقۡوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ أَجۡرٗا كَبِيرٗا   (٩)

“Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” ( QS. Al-Isra’ (17) : 9 )

Sobat.Allah swt menyatakan keistimewaan-keistimewaan kitab-Nya yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw yaitu kitab Al-Qur’an, dengan menunjukkan fungsi dari kitab itu sendiri serta faedahnya bagi seluruh umat manusia. Di antara faedah Al-Qur’an yang disebutkan dalam ayat ini adalah:

Pertama, Al-Qur’an memberi petunjuk kepada orang yang mau menjadi-kannya sebagai pedoman ke jalan yang lurus. Yang dimaksud jalan yang lurus dalam ayat ini ialah agama Islam, yang berpangkal pada ajaran tauhid, yaitu keyakinan bahwa tidak ada kekuatan yang dapat menciptakan dan menguasai alam semesta ini kecuali Allah swt. Kekuasaan-Nya tidak dapat ditandingi oleh siapapun. Dia adalah Penguasa alam yang sebenarnya, dan Zat yang mempunyai kekuasaan Yang Mahabesar.

Kedua, Al-Qur’an memberi kabar gembira kepada orang-orang yang percaya kepada Allah swt dan rasul-Nya, berbuat amal baik, melakukan apa saja yang diperintahkan Allah, dan menghindarkan diri dari berbuat sesuatu yang dilarang-Nya. Kabar gembira itu berupa pahala yang berlimpah yang akan diterima di akhirat, sebagai imbalan dari amal saleh yang mereka lakukan di dunia.

Ketiga, Al-Qur’an adalah peringatan bagi orang-orang yang tidak mem-percayai hari pembalasan dan tidak mengakui adanya pahala dan siksa yang akan diberikan Allah di hari kiamat sebagai balasan bagi perbuatan mereka ketika hidup di dunia. Ancaman yang ditujukan kepada mereka ialah azab yang pedih sebagai balasan dari perbuatan maksiat yang menodai jiwa mereka. Termasuk di dalamnya orang-orang ahli kitab yang tidak mengakui kerasulan Nabi Muhammad saw.

Sobat. Allah  memberi sifat Al-Quran  sebagai petunjuk  yang aqwam. Di dalam tafsir Al-Qurtubi Jamik li Ahkam Al-Quran beliau menjelaskan, “ Kalimat Aqwam  maksudnya adalah jalan  yang paling benar, paling adil, dan paling tepat.” Mereka  yang menjadikan Al-Quran  sebagai sumber rujukan, kesejahteraan  dan ketenangan  akan menaungi mereka.

Sobat. Jalan  menuju kecemerlangan  memerlukan  peta. Peta  yang  diperlukan umat Islam  adalah Al-Quran  karena Al-Quran  adalah peta yang lengkap, dan tidak ada bengkok  di dalamnya. Untuk dapat memahami  peta  ini  umat Islam  harus  membaca  dan memahami   isi  Al-Quran

Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 121 :

ٱلَّذِينَ ءَاتَيۡنَٰهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ يَتۡلُونَهُۥ حَقَّ تِلَاوَتِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ يُؤۡمِنُونَ بِهِۦۗ وَمَن يَكۡفُرۡ بِهِۦ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡخَٰسِرُونَ   (١٢١)

“Orang-orang yang telah Kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya. Dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”

Di antara Ahli Kitab ada orang Yahudi yang mengikuti Taurat, orang Nasrani mengikuti Injil. Mereka benar-benar membaca kitab yang diturunkan kepada mereka dengan bacaan yang benar tidak diikuti oleh keinginan dan hawa nafsu mereka.

Mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya dengan me-mahaminya sepenuh hati, tidak mentakwilkan atau menafsirkannya menurut keinginan sendiri, tidak menambah, mengurangi atau mengubahnya.

Menurut Ibnu Mas’ud dan Ibnu ‘Abbas, membaca dengan bacaan yang sebenarnya ialah menghalalkan yang dihalalkanya, mengharamkan yang diharamkannya, membacanya seperti yang diturunkan Allah, tidak mengubah-ubah atau memalingkan perkataan dari tempat yang semestinya dan tidak menakwilkan sesuatu dari kitab itu dengan takwil yang bukan semestinya. )

Dalam firman-Nya yang lain dijelaskan bacaan yang dimaksud, yakni:

“… Sesungguhnya orang yang telah diberi pengetahuan sebelumnya, apabila (Al-Qur’an) dibacakan kepada mereka, mereka menyungkurkan wajah, bersujud.” (a1-Isra’/17:107)

Sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an)¦(Yusuf/12:111)

Dari ayat-ayat di atas dipahami bahwa semua kitab (wahyu) Allah yang diturunkan kepada hamba-hamba-Nya merupakan pengajaran bagi mereka, yang tujuannya untuk mengarahkan dan memberi petunjuk ke jalan yang lurus. Karena itu, para hamba Allah wajib membaca dengan sebenar-benarnya, berulang-ulang, dan berusaha memahami petunjuk Allah yang terdapat di dalamnya. Allah berfirman:

Maka tidakkah mereka menghayati (mendalami) Al-Qur’an? Sekiranya (Al-Qur’an) itu bukan dari Allah, pastilah mereka menemukan banyak hal yang bertentangan di dalamnya. (an-Nisa’/4:82)

Firman Allah:

Maka tidakkah mereka menghayati Al-Qur’an ataukah hati mereka sudah terkunci? (Muhammad/47:24)

Dari ayat-ayat di atas dipahami bahwa membaca Al-Qur’an dengan tidak memperhatikan maksud dan maknanya, menafsirkannya dengan sekehendak hati adalah sama dengan membaca Kitab oleh Yahudi dan Nasrani. Dari ayat di atas dipahami bahwa membaca kitab-kitab Allah dengan bacaan yang sebenarnya wajib dilakukan oleh manusia. Membaca Kitab tidak dengan bacaan yang sebenarnya tidak mengamalkan apa yang dibaca, itu berarti memperolok-olokkan kitab-kitab Allah dan menantang Allah.

Abu Hurairah  berkata, “ Sesungguhnya, jika di dalam  rumah  dibaca Al Quran, maka  akan  lapang penghuni rumah tersebut. Banyak  kebajikan di dalam rumah itu, dan  akan datang para malaikat ke rumah itu dan akan keluar syetan dari rumah itu. Sebaliknya, rumah  yang penghuninya  tidak membaca Al-Quran, maka  rumah itu akan mendatangkan  kesempitan  bagi  penghuninya. Di samping itu, kebajikan  akan  berkurang,para malaikat akan keluar, dan syetan akan masuk  ke dalam rumah itu.”

Sobat. Al Quran  tidak hanya dikagumi  oleh orang Islam. Al-Quran juga  dikagumi oleh  orang non Islam. Sebagian  dari mereka  yang  bukan Islam  ini kemudian  memeluk Agama Islam  setelah mengkaji  dan  memahami maksud  ayat-ayat Al-Quran.

Dr Ahmed El-Kadi, Klinik Akbar di Panama City, Florida USA  melakukan  sebuah penelitian  tentang  dampak  mendengarkan Al-Quran  terhadap  denyut jantung, tekanan  darah, saraf,  dan otot. Beliau menemukan  bahwa mereka   yang  mendengarkan  bacaan Al-Quran, termasuk  dalam kalangan non muslim  dan  bukan  bangsa  Arab, akan mengalami  perubahan fisiologi positif  di dalam  diri mereka.” Penelitian ini dimuat dalam Islamic Perspective in Medicine  oleh Dr Shahid Athar.

( Spiritual Motivator – DR.Nasrul Syarif, M.Si  Penulis Buku Santripreneur-Santri Milenial. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo Kediri. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur )

Exit mobile version