Site icon Bangga Indonesia

Coach Dr Nasrul Syarif : Saring sebelum Sharing

Saring   sebelum Sharing

Sobat. Kita sekarang  telah memasuki  dunia digital. Maka kita harus beradaptasi dan menguasai kemampuan literasi digital. Ada empat kompetensi  yang  harus kita pelajari : Digital Skill, Digital Ethic, Digital Culture dan Digital Safety.

Kali ini saya  akan  membahas  mengenai etika bermedia digital.  Ada empat prinsip etis  dalam  bermedia digital :

  1. Menyempatkan waktu dan menyediakan waktu untuk berpikir sebelum berinteraksi dan berpartisipasi.
  2. Kejujuran dan keotentikan.
  3. Rela dikonfirmasi dan siap konsekuensi.
  4. Peduli dengan kemanusiaan, dan menjaga martabat sebagai manusia dan sesama manusia.

Sobat. Laporan  terbaru Digital Civility Index (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan  digital pengguna internet dunia  saat berkomunikasi di dunia maya, menunjukkan warganet atau netizen Indonesia menempati urutan terbawa di Asia Tenggara atau dengan kata lain paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Di tengah pandemic covid 19 Hoaks membuat tsunami informasi sehingga semakin carut marut dalam penanganan Covid 19. Maka  disinilah pentingnya pemerintah dan masyarakat  untuk melek digital dalam hal ini digital ethic. Ada  tiga bentuk hoaks atau kekacauan Informasi :

Pertama. Mis-Informasi. Informasinya salah, tapi orang yang menyebarkannya percaya bahwa informasi itu benar, tanpa disengaja.

Kedua. Dis-Informasi. Informasinya salah, tapi orang yang menyebarkannya tahu bahwa informasi itu salah dan ada kesengajaan.

Ketiga. Mal-Informasi. Informasi yang berdasarkan realitas tapi digunakan untuk merugikan orang, kelompok, organisasi atau negara lain.

Adapun  ciri-ciri hoaks : Sumber informasi tidak jelas. Biasanya membangkitkan emosi. Argumen yang kelihatan ilmiah namun salah. Isinya menyembunyikan fakta. Dan biasanya minta diviralkan atau disebarkan kepada khalayak.

Sobat. Berikut  ini tips bijak bermedia digital :

Salam Dahsyat dan Luar Biasa!  Indonesia #MakinCakapDigital. Dunia  digital adalah  dunia kita saat ini. Menjadi warga  digital  yang  beretika  adalah bentuk memenuhi tanggungjawab  sebaik-baiknya.

( Dr Nasrul Syarif M.Si.  Penulis Buku Santripreneur. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur )

Exit mobile version