Bangga Indonesia, Kediri – Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar meminta Dewan Koperasi Indonesia Daerah (Dekopinda) Kota Kediri, Jawa Timur, menghadirkan koperasi yang berbasis teknologi dan sistem informasi menghadapi era digital yang semakin canggih.
“Koperasi harus memakai aplikasi atau memiliki pencatatan yang bagus. Anak-anak sekarang tidak punya pola pikir manual, point of view mereka langsung ke digital. Makanya di sini saya mengajak rekan-rekan Dekopinda Kota Kediri harus punya program untuk mengubah sedikit demi sedikit. Perubahannya harus berprogres,” katanya di Kediri, Minggu.
Ia memang meminta Dekopinda Kota Kediri menghadirkan koperasi yang berbasis teknologi dan sistem informasi. Terlebih lagi saat ini pengurus Dekopinda Kota Kediri masa jabatan 2020-2025 telah dilantik.
Wali Kota Kediri mengungkapkan saat ini bonus demografi sedang terjadi di Indonesia. Bahkan di Kota Kediri anak-anak muda atau yang biasa disebut milenial jumlahnya mencapai lebih dari 65 persen. Untuk itu, agar tidak ditinggalkan, koperasi juga harus peka terhadap teknologi. Selain itu koperasi juga harus mengedukasi milenial agar yang belum bankable akan bergabung ke koperasi dengan berbagai kemudahannya.
Mas Abu, sapaan akrabnya juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Kediri memiliki program pendirian koperasi di setiap RW untuk mengurangi rentenir. Koperasi dapat menjadi urat nadi perekonomian sehingga Dekopinda Kota Kediri juga harus memiliki program-program yang bagus.
“Kota Kediri ini bertumpu pada perdagangan, jasa, pendidikan. Oleh karena itu kita harus mendirikan koperasi RW. Kita punya program di RT-RT kalau program itu jalan nanti pinjamnya bisa di koperasi RW. Dekopinda harus tahu bagaimana cara mematahkan ini. Kita dari pemda akan bantu,” ujar dia.
Mas Abu juga meminta Dekopinda Kota Kediri terus berkolaborasi untuk memanfaatkan perekonomian di Kota Kediri. Kendati saat ini masih pandemi COVID-19, diharapkan perekonomian akan terus bergerak.
“Saya berharap koperasi jadi ujung tombaknya. Kita bisa ambil positioning. Kalau mungkin tahun lalu positioning-nya Dekopinda Kediri kurang bagus, tahun berikutnya duduk bersama untuk me-repositioning dan kami evaluasi bersama,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Dekopinwil Jatim Slamet Sutanto mengatakan salah satu tantangan yang harus dihadapi Dekopinda adalah melakukan transformasi digitalisasi.
“Di tengah era globalisasi dampak pola pikir masyarakat luar biasa berubah. Koperasi harus cepat berubah. Kalau tidak koperasi ini akan tenggelam,” kata dia.
Ketua Dekopinda Kota Kediri Firdaus mengatakan Dekopinda Kota Kediri siap bekerjasama dan berkolaborasi untuk membantu pemerintah dalam membangun kesejahteraan serta kejayaan koperasi di Kota Kediri.
Ia mengungkapkan ada beberapa langkah yang akan dilakukan oleh Dekopinda Kota Kediri di tahun pertama periode kepengurusan yakni mereposisi aspek-aspek yang menjadi titik lemah Dekopinda Kediri baik personal maupun kesekretariatan.
Kedua, meningkatkan kualitas kemampuan perkoperasian para pimpinan Dekopinda melalui pembekalan. Ketiga, menginventarisasi keanggotaan Dekopinda.
“Mari kita menyongsong kolaborasi antara kita, Dekopinda, gerakan koperasi dan Pemerintah Kota Kediri untuk memasyarakatkan koperasi di Kota Kediri. Tentunya menyejahterakan masyarakat Kota Kediri,” ujar dia.
Jumlah koperasi di Kota Kediri cukup banyak. Bahkan, diharapkan satu RW di Kota Kediri terdapat koperasi. Terdapat lebih dari 500 koperasi di kota ini yang berdiri.(ant)