Site icon Bangga Indonesia

Demi “Aborigin” Australia Ubah Lagu Kebangsaan Nasional Mulai Hari Ini

Ilustrasi Abirigin FOTO ISTIMEWAS/ANTARA

Bangga Indonesia, Canberra– Warga pribumi (suku Aborigin) tetap menjadi perhatian utama pemerintah Australia. Perdana Menteri Scott Morrison bersedia menghormati Aborigin dengan pengesahkan perubahan lirik lagu kebangsaan negerinya.

Kata-kata dalam lagu kebangsaan Australia yang lama, dianggap tidak mencerminkan sejarah masyarakat pribumi. Karena itu, sebagian lirik yang dirasa kurang mengena itu diubah secara resmi mulai Jumat (01/01/2021).

“Kita hidup di tanah keabadian para penduduk pribumi kuno, dan kita menyatukan kisah 300 lebih leluhur nasional serta kelompok bahasa,” tegas Perdana Menteri Scott Morrison kepada para jurnalis di Canberra, yang dirilis ANTARA.

Menurut dia, penduduk asli Australia merupakan peradaban tertua dunia. Karena itu, bagian lirik yang berbunyi: “for we are young and free” (untuk kita yang muda dan bebas) diubah menjadi “for we are one and free” (untuk kita yang satu dan bebas).

“Lagu kebangsaan kita harus merefleksikan hal tersebut. Perubahan yang kami buat dan umumkan hari ini, saya rasa, mencapai tujuan itu,” jelas Morrison.

Ketika ditanya apakah ia akan menjadi orang pertama yang menyanyikan lagu kebangsaan baru, Morrison menyebut: “Saya rasa, perdana menteri menyanyikan sama dengan perdana menteri berolahraga, yaitu baiknya dilakukan secara privat.”

Ide untuk mengubah kata-kata dalam lagu nasional Australia dimunculkan pada 2020 oleh pemimpin negara bagian New South Wales, Gladys Berejiklian. Ia menyebut penggunaan kata-kata semula telah mengabaikan “kebudayaan pribumi yang membanggakan”.

Usulan tersebut disambut baik oleh sejumlah legislator, termasuk Menteri Federal untuk Pribumi Australia, Ken Wyatt, juga pemimpin partai One Nation, Pauline Hanson.

Selama beberapa dekade belakangan, Australia mengupayakan rekonsiliasi dengan penduduk Aborigin–yang tiba di tanah benua itu sekitar 50.000 tahun sebelum kolonialis Inggris.

Setiap tahunnya, rakyat Australia mendapat libur nasional pada 26 Januari, untuk menandai tanggal berlabuhnya First Fleet (kapal layar Inggris) di Pelabuhan Sydney pada 1788, yang membawa tahanan dan prajurit.

Sementara sejumlah penduduk pribumi menyebut hari itu sebagai “Invasion Day” (Hari Penyerangan). (amu)

Exit mobile version