Site icon Bangga Indonesia

Demokrasi Menyuburkan Penista Agama

Bangga Indonesia, Kalimantan Utara – Baru-baru ini umat islam di buat marah dengan adanya video yang diunggah oleh Joseph Paul Zhang di You Tube miliknya, dia mendadak jadi viral dikarenakan dia secara terang-terangan menista agama islam, sebagaimana dikutip dari jpnn.com Jozeph Paul membuat video berisi penistaan agama itu dalam forum diskusi zoom. Dia menggunggahnya ke akunnya di YouTube  atas nama Jozeph Paul Zhang dengan tema “Puasa Lalim Islam”. Video tersebut berdurasi 3 jam 2 menit. Jozeph diduga menista agama Islam lantaran mengaku sebagai nabi ke-26. Dia bahkan menantang semua pihak untuk melaporkannya ke polisi. Pernyataan Jozeph itu diungkapkan melalui video yang viral di media sosial.(senin, 21/4/2021)

Dengan adanya video Jozeph Paul Zhang,tersebut, maka memancing reaksi khususnya dari pemerintah Indonesia, melalui Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, dengan Tim Penyelidik Mabes Polri telah melakukan pencarian terhadap Jozeph Paul Zhang dalam rangka penyelidikan terhadap dugaan penistaan agama

Sesungguhnya, penistaan terhadap agama islam, bukan hanya ini saja terjadi, namun sudah sering kali islam menjadi objek dari penghinaan kepada mereka yang sangat benci terhadap islam.. apa  yang di lakukan Joseph Paul Zhang, tentunya ada sebabnya, mana mungkin ada asap kalau tidak ada api, mengingat perkataan Joseph  dalam video tersebut sangat tendesius penuh kebencian terhadap islam.

Inilah penyebab dari diterapkannya sistem demokrasi, dalam Demokrasi dikenal adanya kebebasan (freedom), kebebasan inilah yang menjadi inti dari demokrasi, maka kita kenal dengan istilah Hak Asasi Manusia (HAM), yang dimana HAM tersebut menjamin kebebasan perpendapat (freedom of opinion), kebebasan bertingkah laku (freedom of conduct), kebebasan kepemilikan (freedom of ownership) dan kebebasan beragama (freedom of religion).

Dengan adanya kebebasan (freedom) tersebut, maka setiap manusia dijamin kebebasannya, bahkan negara berhak melindungi kebebasan yang dimiliki warga negaranya. Dan negara tidak berhak ikut campur atau mengurusin kebebasan tersebut.

Ketika kita membaca kembali sejarah, di masa kegelapan eropa yang dimana bangsa eropa saat itu di kuasai oleh kekuasaan Kristen, dengan aturan yang mereka buat sendiri dengan mengatasnamakan aturan dari tuhan, kaum gerejawan saat itu berkuasa sekehendak hawa nafsuhnya

Maka bangkitlah kaum cendekiawan yang menolak aturan tersebut, mereka menilai bahwa aturan yang diterapkan dapat menyengsarakan masyarakat. Masyarakat tidak memiliki kebebasan untuk mengatur dirinya. Maka kemudian dibuatlah jalan tengah antara kaum gerejawan dengan kaum cendekiawan, maka lahirlah sekularisme hasil jalan tengah / kesepakatan antara kaum gerejawan dan kaum cendekiawan.

dari sekularisme kemudian melahirkan ide kebebasan (freedom). Yang saat ini hampir seluruh dunia menerapkannya. Ide HAM yang termasuk bagian dari sistem Demikrasi sejatinya sangat berbahaya bagi manusia ketika diterapkan, terlebih lagi ketika negeri-negeri muslim mengadopsinya.

Maka akibat dari diterapkannya Demokrasi yang berasaskan sekularisme, pelecehan terhadap islam kian tumbuh subur, dan akan terus terjadi dengan pelaku dan cara yang berbeda

Disinilah urgensinya perlu adanya penerapan aturan Islam (syariat Islam), sesungguhnya dengan adanya Syariat Islam, maka agama islam akan terjaga, sebagaimana kisah keperkasaan Sultan Abdul Hamid II yang mampu menghentikan rencana pementasan drama karya Voltaire yang akan menista kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Saat itu Sultan Abdul Hamid II terus memberi peringatan terakhir kepada Kerajaan Barat yang tetap akan membenarkan pementasan drama murahan tersebut. Sultan berkata, “Kalau begitu, saya akan mengeluarkan perintah kepada umat Islam dengan mengatakan bahawa barat sedang menyerang dan menghina Rasul kita! Saya akan mengibarkan jihad akbar!” Kerajaan barat pun ketakutan. Pementasan itu dibatalkan.

Maka sudah selayaknya kita membela Agama kita,ingat baik-baik perkataan Imam asy-Syafi’i kepada orang yang diam saat agamanya dihina:

“Siapa yang dibuat marah namun tidak marah maka ia adalah keledai.” (HR al-Baihaqi).

Ulama besar Buya Hamka juga mengatakan “Jika kamu diam saat agamamu dihina, gantilah bajumu dengan kain kafan.”

 Wallahu a’lam ( Aslan La Asamu, Kaltara )

Exit mobile version