Site icon Bangga Indonesia

Desa Adat Osing Kemiren Banyuwangi Peroleh Sertifikasi “Desa Pariwisata Berkelanjutan”

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kencana Kemiren, Mohammad Edy Saputro, menerima sertifikasi Desa Pariwisata Berkelanjutan di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf. (ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi)

Bangga Indonesia, Banyuwangi – Desa Adat Osing Kemiren di Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memperoleh sertifikat sebagai “Desa Pariwisata Berkelanjutan” dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Lembaga Sertifikasi Produk – Indonesia Sustainable Tourism Council (LS-Pro-ISTC).

Desa Kemiren merupakan satu dari 16 desa wisata di Indonesia yang menerima piagam penghargaan “Desa Wisata Berkelanjutan”.

“Desa wisata punya andil besar dalam membangun perkembangan pariwisata Indonesia. Ini kerja keras yang membanggakan. Semoga apa yang dicapai Desa Kemiren bisa menjadi acuan bagi perkembangan desa wisata lainnya,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi Muhammad Yanuar Bramuda di Banyuwangi, Kamis.

Piagam penghargaan sertifikasi diserahkan oleh Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno kepada Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kencana Kemiren, Mohammad Edy Saputro, di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf, Jakarta, Selasa (2/3).

Bramuda menjelaskan bahwa indikator dan kriteria penilaian “Desa Wisata Berkelanjutan” mengacu pada empat hal, yaitu pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan, pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal, pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung, serta pelestarian lingkungan.

“Empat indikator itu kemudian diintegrasikan dalam aspek pedoman desa wisata yang meliputi atraksi, amenitas, aksesibilitas, sumber daya manusia, masyarakat, industri, promosi dan pemasaran,” tuturnya.

Kata Bramuda, proses sertifikasi melalui tiga tahap, pertama persiapan yang dilakukan sejak Oktober 2020, tahap keduapelaksanaan pada 12-13 November 2020, dan tahap ketiga pemantauan dan evaluasi untuk mengetahui progress pelaporan desa wisata.

“Setelah tiga tahun, desa bisa mengajukan sertifikasi ulang kepada Direktorat Kelembagaan Deputi Bidang Sumberdaya dan Kelembagaan pada Kemenparekraf dan LS-Pro-ISTC,” ujarnya.

Sertifikasi ini juga sebagai bentuk terlaksananya wisata yang berkualitas di tengah kondisi COVID-19 dengan menerapkan 4K, yaitu kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.

Dengan sertifikasi ini Kemiren menjadi destinasi binaan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. “Kemenparekraf juga akan membantu melakukan branding Desa Kemiren dengan berbagai program yang ada,” katanya.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kencana Kemiren, Mohammad Edy Saputro, mengaku bangga desanya bisa mendapatkan sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan dari Kemenparekraf.

“Benar-benar tidak menyangka bisa mendapatkan anugerah ini. Indikator yang disyaratkan itu bagi kami sangat banyak. Alhamdulilah bisa kami penuhi semua berkat kerja sama dengan beberapa pihak,” katanya. (ant)

Exit mobile version