Site icon Bangga Indonesia

Doktor Faqih Gugah Pejabat “Ngantuk” di Acara BNN Tuban

Dr Nasrul Faqih Syarief MSi saat memberikan materi motivasi di acara BNN Tuban, Rabu (10/02/2021). FOTO BANGGA INDONESIA/ Aba

Bangga Indonesia, Tuban –Motivator internasional Dr Nasrul Faqih Syarief MSi mampu menggugah peserta yang mulai mengantuk dalam acara Bimbingan Teknis Penggiat P4GN di Lingkungan Masyarakar.

Peserta yang mayoritas pejabat daerah di Kabupaten Tuban inipun terbangun dan bisa mengikuti materi sang motivator selama dua jam penuh.

Acara bertajuk: Menggerakkan komponen masyarakat dalam upaya memerangi narkoba, ini digelar sejak pagi hingga petang, Rabu (10/02/2021) di Sakura Room Kayu Manis, Tuban. Ada tiga nara sumber yang dihadirkan.

Doktor Faqih yang mendapat giliran sesi kedua bagai ketiban “awu anget”. Saat inilah para peserta sudah mulai lesu darah. Mengantuk!

Betapa tidak!

Jam pertama setelah pemateri selesai memaparkan bimbingannya, para peserta diistirahatkan. Menikmati Isoma (Istirahat-sholat dan makan).

Nah, saat inilah, sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita. Sering dijangkiti rasa males untuk kembali ke arena acara.

Tak sedikit ada yang masih nyantai, walau sudah masuk sesi kedua. Ada yang leyeh-leyeh, kekenyangan.

Ada pula yang harus pulang ke rumah, lantaran lokasi acara tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Yang paling parah, masih ada peserta yang datang terlambat meski acara sudah berlanggung lama.

Pas. Sudah!

Kebiasaan dan perilaku buruk ini terekam Doktor Faqih. Ia bagai “Ketiban Sampur” (sial) mengisi materi jam satu siang.

Motivator yang sering keliling Bumi Nusantara dan negara bagian Asia Pasific ini tak gusar. Tetap tenang.

Ia releks saja meski masih banyak kursi yang kosong, ketika sudah duduk di meja nara sumber. Sorot matanya tetap tajam. Memandang beberapa peserta yang sudah standby.

Dr Nasrul Faqih SyarieF MSi saat memberikan materi motivasi di acara BNN Tuban, Rabu (10/02/2021). FOTO BANGGA INDONESIA/ Aba

Pembawa acara juga berulangkali meminta peserta kembali masuk untuk mengisi tempat duduknya yang ditata sesuai protokol kesehatan. Jaga jarak.

Setelah dibacakan Curiculum Vitae-nya Doktor Faqih, yang diundang langsung Kepala BNN Badan Narkotika Nasional Kabupaten Tuban I Made ArjanaSH MM, ini kemudian turun dari tempat duduknya. Menuju area peserta.

Ia melangkah tegap. Mengenakan batik lengan panjang plus sepatu vantopel. Gagang mike dipegangnya erat-erat.

“Jam segeni memang jamnya ngantuk. Apalagi habis makan, ya. Maka kalau saya ada di posisi njenengan pasti ngantuk. Tapi, kalau jenengan tidak ngantuk, pahalanya lebih besar untuk jenengan semua,” buka Doktor Faqih di awal motivasinya.

“Untuk mengusir mengantuk. Caranya begini,” ujar bapak dua anak ini buka resep.

Peserta kemudian diminta untuk mengikuti ucapannnya. Jika sang motivator bilang,”Hai.” Peserta jawab,”Hallo.”

Dan, sebaliknya. Dan, seterusnya. Dan, ini dilakukan Doktor Faqih ketika peserta sudah mulai mengantuk lagi dan tidak fokus pada materi.

Selain itu, ada resep agar peserta tidak bosan. Apa itu? ”Kalau saya bilang stand up, jangan lantas dijawab komidi, ya he he,” kelakarnya disambut gelak tawa hadirin.

“Apa jawabnya? Yes Sir,” lanjut Doktor Faqih. Begitu pula saat Sang Motivator meminta Seat Down. Jawabnya,” Thank You Sir.”

Ice Breaking ini, kemudian langsung dipraktikan peserta. Ia lantas memulai yel-yel dengan suara lantang.

”Siapa diri kitaaa?” Perserta langsung menjawab serempak,”Saya spesial. Saya juara –sembari mengepalkan tangan kiri. Saya bisa (kepalkan tangan kanan).”

Suasana pun menjadi cair. Peserta mulai semangat lagi. Hangat!

Doktor Faqih “buka kartu”. Mulai memainkan jurus-jurus mautnya. Ini agar peserta mampu membimbing masyarakat tidak terjerembab masalah narkoba.

Selama dua jam, pemilik karya 30 judul buku ini, memberikan resep dan kiat sukses seseorang, agar sadar diri sebagai manusia spesial yang diciptakan Allah.

“Kita ini spesial dan limited edition yang diciptakan oleh Allah. Kalau barang itu spesial dan limited edition, apakah mahal harganya?” pekiknya.

Karena itu, kita harus bisa mempertahankan maha karya Allah ini dengan sebuah kemenangan. Harus bisa menjadi juara dan bisa.

“Tidak ada kegagalan bagi setiap manusia. Kecuali orang itu mau berjuang dan berkorban,” tegasnya.

Manusia, menurut dia, harus bisa menghilangkan muatan negatif dalam dirinya. Muatan-muatan negatif ini bisa membuat manusia mengalami depresi diri.

“Dari sepuluh manusia, delapan diantaranya mengalami depresi diri,” jelas Doktor Faqih.

Untuk menghilangkan depresi diri itu, lanjutnya, manusia harus banyak-banyak memasukkan muatan positif dalam dirinya.

“Manusia diberi kekuatan spiritual oleh Allah. Maka kekuatan doa itu sangat mutlak dalam kehidupan manusia,” tegasnya.

Selain itu, Doktor Faqih mengajak peserta agar bisa membagi waktu terbaiknya untuk berkomunikasi dengan Allah.

Di sesi akhir materinya, dia kemudian mengajak peserta melakukan atau praktik mengelola kecerdasan spiritual tersebut.

Materi penutup ini berlangsung syahdu. Khidmat. Semua peserta menjalani dengan khusuk.

Doktor Faqih memimpin dengan duduk di kursi menghadap peserta.

Peserta diminta ambil nafas, tarik nafas dalam-dalam. Kemudian menutup mata.

Mengenang masa lalu. Masa kecil, bersama orang tuanya. Bersyukur kini sudah menjadi orang yang diinginkan orang tua.

Irama musik yang romantik dan relegius, mengantar peserta berada di alam bawah sadar. Yang tak kuasa menahan emosi, menitikkan air mata.

Haru. Syahdu.

Peserta diminta untuk mendoakan keluarga dan sanak saudaranya. “Ucapkan Alhamdulillah Ya Allah,” ujarnya.

“Silahkan bapak-ibu mengucapkan La haula walakuata illabillahil aliyyil adzim (tidak ada kekuatan dan daya upaya selain kepada Allah). Baca tiga kali,” pinta alumnus pasca sarjana UINSA Surabaya.

Sebelum meminta peserta buka mata, pendiri beberapa pesantren ini menyitir ayat Al Qur’an: “Hasbunallah wanimal wakil nimal maulu wanikman nasir (cukuplah Aku sebagai tempat diri bagi kami, sebaik-baiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami).”

Setelah itu, semua peserta diminta menundukkan kepala sambil beristighfar: “Astaqfirullah hal adzim” berulang kali.

Peserta kemudian diminta berikrar janji kepada Allah dengan suara lantang sekeras-kerasnya: “Saya spesial, saya juara, saya bisa!”

Semua peserta berdiri. Diminta Doktor Faqih seakan bahu membahu, saling bergandengan tangan.

“Tekadkan kita turut membantu pemerintah untuk menanggulangi penggunaan narkoba di bumi ini,”pintanya.

Mereka menyanyi bersama. Irama musik d’Masiv mengalun syahdu. Di ruang pertemuan bernuansa warna krem cerah ceria itu.

Emosi jiwa mereka larut. Bibirnya bersuara. Mengikuti bait-bait lagu bertajuk: Jangan Menyerah.

Lirik:
Tak ada manusia
Yang terlahir sempurna
Jangan kau sesali
Segala yang telah terjadi (aba)

Exit mobile version