Bangga Indonesia, Bantul – Seorang santri Ma’had Abdurrahman Ali Bantul tergerak semangatnya untuk menulis setelah mengikuti acara bedah buku SantriPreneur Santri Milenial, Selasa (30/03). Namanya Mulyadi Yusuf.
Di hadapan rekan-rekannya, santri angkatan pertama ini mengaku sudah lama tertarik untuk menulis. Namun dia belum menemukan metodologinya.
Kehadiran Tim Penulis SantriPreneur Santri Milenial menginspirasi dirinya untuk memulai menorehkan karya perdananya. Inilah karya tulis Yusuf yang ditulis secara bertutur:
HUJAN turun mengguyur di waktu yang seharusnya matahari tampil gagah, teriknya seperti hari-hari yang lalu.
“Allahumma shayiban nafi’an (Ya Allah turunkan hujan yang bermanfaat),” biskikku.
Alhamdulillah sejuk memanjakanku untuk menulis di balkon lantai 3 asrama Ma’had Abdurrahman Ali Yogyakarta. Ditemani semangkok mie rebus lengkap dengan air minum dalam tumbler hadiah dari Tim Bangga Indonesia.
Seteguk air melepas dahaga. Memoriku menarik pada masa lalu, saat peristiwa kosongnya namaku dalam daftar nama calon mahasiswa di kampus swasta ternama di Yogyakarta. Padahal segala prosedur dan persyaratan mendaftar telah kulampaui untuk meraih beasiswa.
Namun Allah punya lembaran naskah lain untuk kisahku, yang sesuai dengan harapanku. Sewaktu mencoba bisnis ayam pelung di Pondok Al Manar Muhammadiyah. Pengasih semasa pandemi.
Dambaanku menjadi pembisnis SUKSES, membimbing umat serta sebagai pengantong ilmu yang bermanfaat, dan dapat mendatangkan rahmat dan ridho Allah, Tuhan semesta alam. Kala itu yang kurasa berada di lingkungan yang belum bervisi mencetak para pembisnis ulung berkarakter ulama.
Pada hari Rabu malam, kabar tentang kosongnya namaku terdengar oleh Abah. Dengan bijak Abah memberi wejangan untuk tetap sabar dan bersyukur atas segala karunia Allah.
Abah berkata,”Le, kamu ini anak yang Abah pandang punya kemandirian. Rajin dan bertanggung jawab.”
Abah ndilalah (biidznillah) baru saja mendapat brosur pendaftaran Ma’had Abdurrahman Ali Jogjakarta dari teman lama. Dia sangat dekat sekali dengan Abah sewaktu kuliah dulu.
Menurut Abah, ma’had ini sangat sesuai dengan saya. Punya visi dan misi mulia. Mencetak penghafal Al Qur’an dan Saudagar Santri.
Selain itu, mundirnya Abah kenal betul. Orangnya sangat luar biasa dan berkompeten sekali.
Jadi Abah yakin dengan izin Allah, saya bisa dibimbing menjadi orang yang SUKSES. “Sekarang tinggal kamu yang memilih,” kata Abah.
Abah menyarankan masuk ma’had itu saja. “Tapi monggo, itu hak kamu yang sudah dewasa. Jikalau setuju besok Abah antarkan bareng Simbah Ibrozi,” katanya.
Dalam hatiku bertasbih: Yaa Allah aku percaya dengan Al Khayr Mukhtarullah. Yang terbaik pilihan Allah.
Tanpa lama, setelah dengan penuh khidmat mendengar wejangan Abah, aku sampaikan padanya,”Baik Abah, besok saya ikut melihat ma’hadnya. Dan, langsung wawancara. Semoga Allah memudahkan segala urusan dan meridloiku.”
Pas 14 September 2020, mobil kijang biru melesat dibawa driver Pondok Al Manar Muhammadiyah, pengasuh yang juga teman satu kamar menuju Ma’had Abdurrahman Ali. Aku bersama Hasan Al Banna calon mahasantri dari Kalimantan Utara, yang baru pertama kali menginjak tanah Jogja.
Kami memang termasuk calon mahasantri yang pertama datang. Seharusnya tanggal masuk masih lima hari lagi.
Kami kemudian taaruf pertama kali di pesantren ini yang disampaikan oleh mudir ma’had Dr. Apt. Kintoko, S. F. MSc. Retorikanya sangat memukau.
Beliau menyampaikan motivasi bahwa kita harus mempunyai himmah dan hikmah. Serta hikmah dalam menempuh pendidikan di ma’had ini agar kelak menjadi santri yang SUKSES.
Aku termangguk dan mencermati detail setiap materi dan cara penyampaian beliau. Semua tercatat dengan rapih.
Waktu berjalan dengan cepat. Masa taaruf telah kami lalui dengan online, karena belum semua mahasantri dapat hadir di asrama dikarenakan pandemi. Namun tidak menghalangi semangat kami. Himmah dan hikmah semakin melekat hingga saat ini.
Enam bulan sudah kami lewati. Allah maha baik telah memberikan ketenangan hati dan kemudahan belajar di Ma’had Abdurrahman Ali.
Berbagai ilmu telah diberikan baik dari keterampilan digital marketing, pijat refleksi, bekam, sablon gelas serta kain. Tentunya motivasi untuk menjadi saudagar santri lengkap dengan metode menjalankan bisnis.
Tak kalah menantang pula, perjuangan untuk belajar nahwu dan shorof. Lengkap dengan praktik menerapkan langsung dalam Al Qur’an yang kami sebut dengan tafhimul qur’an dengan metode ma’hadi,
Alhamdulillah Allahu Akbar. Semua itu dapat kami lalui dengan cepat. Hari ini juga kami memulai gass poll. No kasih kendor menghafal Al Qur’an dengan target 1,5 tahun 30 juz.
Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan. Aamiin
Semalam (Senin) Abi Kintoko memberikan informasi bahwa besok pagi (Selasa) pukul 05.00 wib akan ada tamu dari Jawa Timur. “Tolong persiapkan tempat untuk bedah buku SantriPreneur Santri Milenial,” pinta Abi.
Kami pun bergegas menjalankan tugas. Semua perlengkapan dan tempat acara beres. Dua pemateri hadir tepat waktu. Sang penulis buku Dr. Nasrul Syarif, M. Si dan cak Amu (Abdul Muis) tampil luar biasa.
Beliau datang bersama Tim Bangga Indonesia dan penggagas acara, Mas Arif dari Muslim United Jogjakarta.
Paparan sang pembicara, Doktor Faqih yang juga seorang motivator spiritual memang istimewa. Beliau telah melahirkan orang SUKSES seperti Dewa Eka Prayoga. Beliau juga seorang dosen dan melahirkan para Gus di Jawa Timur.
Maka tak perlu diragukan lagi penuturannya yang dari hati beliau meresap dalam hati kami. Petuah dan semangat beliau menggertakkan Jiwa muda Kami para saudagar santri Ma’had Abdurrahman Ali.
Wahai gurunda, izinkan kami mencatat dan mengenang pengalaman ini.
Wahai gurunda izinkan kami untuk menyampaikan impian dan Do’akan kami gurunda agar kelak bertemu di surga
Gurunda Impianku adalah mendirikan pondok yang melahirkan santri yang mampu mengintegrasikan Iman, Ilmu, dan Amal bersama sang Istri yang shaliha dan hafidzah.
Impianku pula menjadi saudagar yang mampu mendatangkan negeri yang baldatun thayibatun wa rabbun ghafur.
Wahai gurunda izinkanlah kami mengamalkan dan mengajarkan ilmu dari gurunda. Yaitu 5 M, HIT, dan JOSSS.
Sekian tulisan ini saya tulis bila banyak salah mohon maaf
Jangan tanyakan Siapa saya, Karena pasti jawabanya adalah :
Saya Spesial
Saya Juara
Saya bisa
Yogyakarta, 30 Maret 2021.
Penulis: Mulyadi Yusuf santri Ma’had Abdurrahman Ali