Site icon Bangga Indonesia

Grab Galang Dana Untuk Masuk Bursa

Pengemudi Grab

“Diprediksi masuknya Grab akan memecahkan rekor penawaran saham perdana di bursa Amerika”

Bangga Indonesia, Jakarta – Grab galang dana senilai 4 miliar dolar AS bagian dari kesepakatan special purpose acquisition company (SPAC) yang bermitra dengan Altimeter Capital senilai 40 miliar dolar AS untuk memuluskan Grab masuk ke bursa NASDAQ.

Dalam siaran pers, Kamis, disebut nama-nama besar investor global dan dalam negeri telah menyatakan komitmennya untuk mendukung rencana Grab

Diprediksi masuknya Grab akan memecahkan rekor penawaran saham perdana di bursa Amerika

Angka tersebut diperkirakan akan memecahkan rekor penawaran saham perdana perusahaan Asia Tenggara di bursa Amerika. Rencana Grab ini sontak mengundang perhatian dari analisis dan tokoh-tokoh bisnis dunia.

CEO Uber Dara Khosrowshahi dalam kicauan di Twitter menyebutkan Grab telah menjadi pemimpin dalam layanan “transportasi, pengiriman dan pembayaran” yang tak tergoyahkan di Asia Tenggara.

Ia juga mengatakan kebanggaannya menjadi mitra Grab yang kini tengah menggerakkan revolusi digital di kawasan Asia Tenggara.

Keputusan Grab menjadi perusahaan publik didorong kinerja keuangan yang solid pada 2020 meski perekonomian dunia tengah dilanda pandemi, yang masih berlangsung hingga kini.

Grab mencatatkan GMV sekitar 12,5 miliar dolar AS, lebih baik dibandingkan pada saat sebelum pandemi dan meningkat lebih dari dua kali lipat

Dibandingkan kondisi pada tahun 2018, Grab telah menjadi pemimpin pasar untuk semua segmen layanannya. Di Asia Tenggara, Grab unggul dalam transportasi online atau ride-hailing hingga 72 persen total GMV, dan 50 persen untuk sektor layanan pesan-antar makanan (food delivery).

Para investor juga makin optimistis terhadap Grab berkat peta jalan menuju profitabilitas yang makin jelas, Grab berhasil mencapai EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) positif pada segmen layanan transportasi di seluruh negara tempat Grab beroperasi, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Myanmar, Vietnam dan Kamboja. EBITDA positif ini juga diraih Grab dalam segmen layanan pengiriman di lima dari enam negara.

Tampak jelas bahwa para investor global percaya pada dampak positif yang diciptakan oleh Grab dan mau bertaruh besar atas perjalanannya ke depan. Kehadiran signifikan investor Indonesia dalam skema PIPE (private investment in public equity) senilai 4 miliar dolar AS, menunjukkan kepercayaan terhadap masa depan Grab di tanah air.

Apalagi, dalam kesempatan pertemuan dengan CEO Softbank Masayoshi Son pada 2019, Presiden Joko Widodo juga menyebut Grab Indonesia sebagai unicorn lokal. Sehingga bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika para investor lokal juga mendukung jawara lokal.

Dan dengan lebih banyak perusahaan asal Asia Tenggara yang berencana untuk menjadi perusahaan publik tahun ini, pencapaian besar Grab ini telah membantu membawa nama Asia Tenggara untuk lebih dikenal di panggung dunia.(ant)

“Diprediksi masuknya Grab akan memecahkan rekor penawaran saham perdana di bursa Amerika”

Bangga Indonesia, Jakarta – Grab galang dana senilai 4 miliar dolar AS bagian dari kesepakatan special purpose acquisition company (SPAC) yang bermitra dengan Altimeter Capital senilai 40 miliar dolar AS untuk memuluskan Grab masuk ke bursa NASDAQ.

Dalam siaran pers, Kamis, disebut nama-nama besar investor global dan dalam negeri telah menyatakan komitmennya untuk mendukung rencana Grab

Diprediksi masuknya Grab akan memecahkan rekor penawaran saham perdana di bursa Amerika

Angka tersebut diperkirakan akan memecahkan rekor penawaran saham perdana perusahaan Asia Tenggara di bursa Amerika. Rencana Grab ini sontak mengundang perhatian dari analisis dan tokoh-tokoh bisnis dunia.

CEO Uber Dara Khosrowshahi dalam kicauan di Twitter menyebutkan Grab telah menjadi pemimpin dalam layanan “transportasi, pengiriman dan pembayaran” yang tak tergoyahkan di Asia Tenggara.

Ia juga mengatakan kebanggaannya menjadi mitra Grab yang kini tengah menggerakkan revolusi digital di kawasan Asia Tenggara.

Keputusan Grab menjadi perusahaan publik didorong kinerja keuangan yang solid pada 2020 meski perekonomian dunia tengah dilanda pandemi, yang masih berlangsung hingga kini.

Grab mencatatkan GMV sekitar 12,5 miliar dolar AS, lebih baik dibandingkan pada saat sebelum pandemi dan meningkat lebih dari dua kali lipat

Dibandingkan kondisi pada tahun 2018, Grab telah menjadi pemimpin pasar untuk semua segmen layanannya. Di Asia Tenggara, Grab unggul dalam transportasi online atau ride-hailing hingga 72 persen total GMV, dan 50 persen untuk sektor layanan pesan-antar makanan (food delivery).

Para investor juga makin optimistis terhadap Grab berkat peta jalan menuju profitabilitas yang makin jelas, Grab berhasil mencapai EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) positif pada segmen layanan transportasi di seluruh negara tempat Grab beroperasi, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Myanmar, Vietnam dan Kamboja. EBITDA positif ini juga diraih Grab dalam segmen layanan pengiriman di lima dari enam negara.

Tampak jelas bahwa para investor global percaya pada dampak positif yang diciptakan oleh Grab dan mau bertaruh besar atas perjalanannya ke depan. Kehadiran signifikan investor Indonesia dalam skema PIPE (private investment in public equity) senilai 4 miliar dolar AS, menunjukkan kepercayaan terhadap masa depan Grab di tanah air.

Apalagi, dalam kesempatan pertemuan dengan CEO Softbank Masayoshi Son pada 2019, Presiden Joko Widodo juga menyebut Grab Indonesia sebagai unicorn lokal. Sehingga bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika para investor lokal juga mendukung jawara lokal.

Dan dengan lebih banyak perusahaan asal Asia Tenggara yang berencana untuk menjadi perusahaan publik tahun ini, pencapaian besar Grab ini telah membantu membawa nama Asia Tenggara untuk lebih dikenal di panggung dunia.(ant)

“Diprediksi masuknya Grab akan memecahkan rekor penawaran saham perdana di bursa Amerika”

Bangga Indonesia, Jakarta – Grab galang dana senilai 4 miliar dolar AS bagian dari kesepakatan special purpose acquisition company (SPAC) yang bermitra dengan Altimeter Capital senilai 40 miliar dolar AS untuk memuluskan Grab masuk ke bursa NASDAQ.

Dalam siaran pers, Kamis, disebut nama-nama besar investor global dan dalam negeri telah menyatakan komitmennya untuk mendukung rencana Grab

Diprediksi masuknya Grab akan memecahkan rekor penawaran saham perdana di bursa Amerika

Angka tersebut diperkirakan akan memecahkan rekor penawaran saham perdana perusahaan Asia Tenggara di bursa Amerika. Rencana Grab ini sontak mengundang perhatian dari analisis dan tokoh-tokoh bisnis dunia.

CEO Uber Dara Khosrowshahi dalam kicauan di Twitter menyebutkan Grab telah menjadi pemimpin dalam layanan “transportasi, pengiriman dan pembayaran” yang tak tergoyahkan di Asia Tenggara.

Ia juga mengatakan kebanggaannya menjadi mitra Grab yang kini tengah menggerakkan revolusi digital di kawasan Asia Tenggara.

Keputusan Grab menjadi perusahaan publik didorong kinerja keuangan yang solid pada 2020 meski perekonomian dunia tengah dilanda pandemi, yang masih berlangsung hingga kini.

Grab mencatatkan GMV sekitar 12,5 miliar dolar AS, lebih baik dibandingkan pada saat sebelum pandemi dan meningkat lebih dari dua kali lipat

Dibandingkan kondisi pada tahun 2018, Grab telah menjadi pemimpin pasar untuk semua segmen layanannya. Di Asia Tenggara, Grab unggul dalam transportasi online atau ride-hailing hingga 72 persen total GMV, dan 50 persen untuk sektor layanan pesan-antar makanan (food delivery).

Para investor juga makin optimistis terhadap Grab berkat peta jalan menuju profitabilitas yang makin jelas, Grab berhasil mencapai EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) positif pada segmen layanan transportasi di seluruh negara tempat Grab beroperasi, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Myanmar, Vietnam dan Kamboja. EBITDA positif ini juga diraih Grab dalam segmen layanan pengiriman di lima dari enam negara.

Tampak jelas bahwa para investor global percaya pada dampak positif yang diciptakan oleh Grab dan mau bertaruh besar atas perjalanannya ke depan. Kehadiran signifikan investor Indonesia dalam skema PIPE (private investment in public equity) senilai 4 miliar dolar AS, menunjukkan kepercayaan terhadap masa depan Grab di tanah air.

Apalagi, dalam kesempatan pertemuan dengan CEO Softbank Masayoshi Son pada 2019, Presiden Joko Widodo juga menyebut Grab Indonesia sebagai unicorn lokal. Sehingga bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika para investor lokal juga mendukung jawara lokal.

Dan dengan lebih banyak perusahaan asal Asia Tenggara yang berencana untuk menjadi perusahaan publik tahun ini, pencapaian besar Grab ini telah membantu membawa nama Asia Tenggara untuk lebih dikenal di panggung dunia.(ant)

“Diprediksi masuknya Grab akan memecahkan rekor penawaran saham perdana di bursa Amerika”

Bangga Indonesia, Jakarta – Grab galang dana senilai 4 miliar dolar AS bagian dari kesepakatan special purpose acquisition company (SPAC) yang bermitra dengan Altimeter Capital senilai 40 miliar dolar AS untuk memuluskan Grab masuk ke bursa NASDAQ.

Dalam siaran pers, Kamis, disebut nama-nama besar investor global dan dalam negeri telah menyatakan komitmennya untuk mendukung rencana Grab

Diprediksi masuknya Grab akan memecahkan rekor penawaran saham perdana di bursa Amerika

Angka tersebut diperkirakan akan memecahkan rekor penawaran saham perdana perusahaan Asia Tenggara di bursa Amerika. Rencana Grab ini sontak mengundang perhatian dari analisis dan tokoh-tokoh bisnis dunia.

CEO Uber Dara Khosrowshahi dalam kicauan di Twitter menyebutkan Grab telah menjadi pemimpin dalam layanan “transportasi, pengiriman dan pembayaran” yang tak tergoyahkan di Asia Tenggara.

Ia juga mengatakan kebanggaannya menjadi mitra Grab yang kini tengah menggerakkan revolusi digital di kawasan Asia Tenggara.

Keputusan Grab menjadi perusahaan publik didorong kinerja keuangan yang solid pada 2020 meski perekonomian dunia tengah dilanda pandemi, yang masih berlangsung hingga kini.

Grab mencatatkan GMV sekitar 12,5 miliar dolar AS, lebih baik dibandingkan pada saat sebelum pandemi dan meningkat lebih dari dua kali lipat

Dibandingkan kondisi pada tahun 2018, Grab telah menjadi pemimpin pasar untuk semua segmen layanannya. Di Asia Tenggara, Grab unggul dalam transportasi online atau ride-hailing hingga 72 persen total GMV, dan 50 persen untuk sektor layanan pesan-antar makanan (food delivery).

Para investor juga makin optimistis terhadap Grab berkat peta jalan menuju profitabilitas yang makin jelas, Grab berhasil mencapai EBITDA (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) positif pada segmen layanan transportasi di seluruh negara tempat Grab beroperasi, yakni Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, Thailand, Myanmar, Vietnam dan Kamboja. EBITDA positif ini juga diraih Grab dalam segmen layanan pengiriman di lima dari enam negara.

Tampak jelas bahwa para investor global percaya pada dampak positif yang diciptakan oleh Grab dan mau bertaruh besar atas perjalanannya ke depan. Kehadiran signifikan investor Indonesia dalam skema PIPE (private investment in public equity) senilai 4 miliar dolar AS, menunjukkan kepercayaan terhadap masa depan Grab di tanah air.

Apalagi, dalam kesempatan pertemuan dengan CEO Softbank Masayoshi Son pada 2019, Presiden Joko Widodo juga menyebut Grab Indonesia sebagai unicorn lokal. Sehingga bukanlah suatu hal yang mengejutkan jika para investor lokal juga mendukung jawara lokal.

Dan dengan lebih banyak perusahaan asal Asia Tenggara yang berencana untuk menjadi perusahaan publik tahun ini, pencapaian besar Grab ini telah membantu membawa nama Asia Tenggara untuk lebih dikenal di panggung dunia.(ant)

Exit mobile version