BanggaIndonesia. Chicago – Harga emas turun tipis pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), menyusul ambil untung dari kenaikan tiga hari berturut-turut saat ekuitas menguat, tetapi harapan stimulus baru AS mendukung daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi dan mempertahankan kenaikan mingguan pertamanya dalam empat pekan terakhir.
Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, menyusut 1,10 dolar AS atau 0,06 persen menjadi ditutup pada 1.840,00 dolar AS per ounce. Emas membukukan keuntungan mingguan lebih dari tiga persen.
Harga emas berjangka naik 10,9 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.841,10 dolar AS pada Kamis (3/12/2020), setelah terangkat 11,3 dolar AS atau 0,62 persen menjadi 1.830,20 dolar AS pada Rabu (2/12/2020), dan melonjak 38 dolar AS atau 2,13 persen menjadi 1.818,90 dolar AS pada Selasa (1/12/2020).
“Setelah kenaikan tiga yang luar biasa, emas mengalami aksi ambil untung menjelang level teknis utama di 1.850 dolar AS, dianggap sebagai rintangan yang signifikan karena sangat tangguh sebagai dukungan selama dua bulan terakhir,” kata Kepala Perdagangan Derivatif Logam Dasar dan Mulia BMO, Tai Wong.
“Reaksi emas terhadap laporan penggajian AS yang sangat lemah – direspon aksi jual alih-alih reli – menunjukkan para pemburu harga murah mungkin puas untuk saat ini,” katanya menambahkan mungkin ada beberapa “program penjualan” moderat yang stabil mungkin melalui exchange traded funds (ETF).
Data pada Jumat (4/12/2020) menunjukkan ekonomi AS menambahkan pekerja paling sedikit dalam enam bulan pada November, memperkuat ekspektasi akan lebih banyak stimulus fiskal yang mengangkat indeks-indeks utama Wall Street ke level tertinggi sepanjang masa.
RUU bantuan Virus Corona bipartisan senilai 908 miliar dolar AS menarik dukungan di Kongres AS pada Kamis (3/12/2020).
Emas yang tidak memberikan imbal hasil dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang kemungkinan besar disebabkan oleh stimulus yang belum pernah terjadi sebelumnya.
“Di luar koreksi jangka pendek, dolar yang lebih lemah, suku bunga riil negatif, kekhawatiran seputar inflasi dan ekspektasi stimulus fiskal lebih lanjut di tengah kebijakan moneter yang akomodatif kemungkinan akan menjaga harga emas cenderung naik,” kata Analis Standard Chartered Suki Cooper.
Sementara itu dolar menuju minggu terburuk sejak awal November, membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
Harga logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 11,6 sen atau 0,48 persen menjadi ditutup pada 24,253 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 34,2 dolar AS atau 3,29 persen menjadi menetap di 1.072,8 dolar AS per ounce.
Sumber: Antara