Bangga Indonesia, Jakarta – Menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, sejumlah harga pangan naik secara signifikan. Kenaikan harga ini terjadi di berbagai komoditas penting yang menjadi kebutuhan masyarakat sehari-hari. Berdasarkan data dari Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Senin, 9 Desember 2024, pukul 06.30 WIB, kenaikan tersebut terjadi hampir di seluruh kategori bahan pangan, dari beras hingga ikan.
Kenaikan Harga Beras
Kenaikan harga beras menjadi perhatian utama. Beras premium naik sebesar 5,20 persen atau sekitar Rp800, menjadikan harga per kilogramnya mencapai Rp16.190. Sementara itu, beras medium mengalami kenaikan 3,13 persen atau Rp420, sehingga kini harganya mencapai Rp13.860 per kilogram. Untuk beras SPHP (Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan) Bulog, harganya juga ikut naik 1,04 persen atau Rp130 menjadi Rp12.630 per kilogram.
Bawang Merah dan Bawang Putih
Komoditas bawang merah dan bawang putih bonggol juga mengalami lonjakan harga yang cukup tajam. Bawang merah naik 7,16 persen atau sekitar Rp2.830, menjadikan harganya kini Rp42.360 per kilogram. Sementara itu, bawang putih bonggol mencatat kenaikan tertinggi sebesar 12,85 persen atau Rp5.410 menjadi Rp47.520 per kilogram.
Harga Cabai dan Daging
Kenaikan juga terjadi pada cabai, baik cabai merah keriting maupun cabai rawit merah. Cabai merah keriting naik 14,55 persen atau Rp4.430 menjadi Rp34.880 per kilogram, sementara cabai rawit merah melonjak 14,61 persen atau Rp5.650 menjadi Rp44.310 per kilogram.
Untuk produk daging, terdapat perbedaan tren. Daging sapi murni turun 3,61 persen atau sekitar Rp4.870, sehingga kini berada di harga Rp130.130 per kilogram. Sebaliknya, daging ayam ras naik 10,80 persen atau Rp3.940 menjadi Rp40.410 per kilogram, dan telur ayam ras naik 8,56 persen atau Rp2.440 menjadi Rp30.960 per kilogram.
Komoditas Lain yang Naik
Beberapa bahan pangan lainnya juga mencatat kenaikan yang signifikan. Di antaranya:
- Kedelai biji kering impor naik 1,24 persen atau Rp130 menjadi Rp10.590 per kilogram.
- Gula konsumsi melonjak 6,17 persen atau Rp1.110 menjadi Rp19.090 per kilogram.
- Minyak goreng kemasan sederhana naik 11,09 persen atau Rp2.070 menjadi Rp20.640 per kilogram.
Namun, minyak goreng curah justru mengalami penurunan harga sebesar 7,50 persen atau Rp1.300 menjadi Rp16.030 per kilogram.
Kenaikan pada Ikan dan Garam
Harga komoditas ikan juga mengalami lonjakan yang signifikan:
- Ikan kembung naik 6,92 persen atau Rp2.680 menjadi Rp39.870 per kilogram.
- Ikan tongkol naik 17,11 persen atau Rp5.360 menjadi Rp36.690 per kilogram.
- Ikan bandeng mencatat kenaikan tertinggi dengan lonjakan 39,67 persen atau Rp13.150 menjadi Rp46.300 per kilogram.
Harga garam halus beryodium juga meningkat 7,16 persen atau Rp830 menjadi Rp12.430 per kilogram.
Penyebab dan Dampak
Kenaikan harga pangan menjelang akhir tahun adalah fenomena yang sering terjadi. Permintaan tinggi selama periode Natal dan Tahun Baru, disertai dengan faktor cuaca serta gangguan distribusi, sering kali memicu lonjakan harga.
Bagi masyarakat, kenaikan harga ini tentu menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi mereka yang pendapatannya terbatas. Sementara itu, bagi para pedagang, situasi ini bisa menjadi peluang sekaligus tantangan untuk memenuhi permintaan di tengah kenaikan biaya.
Kesimpulan
Kenaikan harga pangan naik menjelang Natal dan Tahun Baru adalah realitas yang perlu diantisipasi oleh masyarakat. Dengan memahami tren kenaikan harga dan kebutuhan yang meningkat, masyarakat diharapkan dapat merencanakan belanja mereka dengan lebih bijak. Pemerintah dan pelaku usaha juga diharapkan terus berkoordinasi untuk menjaga ketersediaan dan kestabilan harga bahan pangan di pasar.