Sobat. Jagalah cahaya hatimu dengan terus bertaubat, membersihkan diri dari dosa, dan melakukan berbagai ketaatan. Dengan begitu, hatimu akan bersinar cemerlang berkat cahaya keimanan yang terang cemerlang.
Sobat. sementara itu orang yang mengabaikan keadaan hatinya dengan melakukan banyak dosa dan kemaksiatan maka hatinya semakin gelap. Tidak aneh kalau kemudian ia jadi linglung dan mungkin terjerumus dalam sikap ragu terhadap urusan rezeki serta persoalan aqidah. Angin kencang menerpanya dari segala sisi sehingga tidak bisa menyelamatkan diri. Semua itu terjadi akibat hati yang gelap oleh maksiat.
Sobat. Taubat adalah obat bagi dosa dan maksiat. Karena itu, hadapi dan tunaikanlah pertaubatan dengan tidak memikirkan manisnya maksiat sehingga kau tidak dikalahkan olehnya. Bertaubatlah kepada Allah dan tinggalkanlah maksiat. Jika kau telah meninggalkan suatu kenikmatan maka bersabar atasnya merupakan obat. Biasanya, obat akan terasa pahit. Jika kau tidak mau meminumnya, kau akan terus didera penyakit. Sementara, jika kau menghadapinya lalu langsung meminum obat tersebut, niscaya kau segera mendapat kesembuhan.
Sobat. Satu-satunya yang dapat menyelamatkan kita dari kungkungan syahwat adalah Allah. Karena itu, larilah kepada-Nya dan mintalah pertolongan-Nya dengan hati yang pilu dan hina. Sesungguhnya Allah akan mengabulkan permohonan orang yang sedang ditimpa kesulitan sekaligus mewujudkan apa yang diinginkannya. Allah SWT berfirman :
62. atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi ? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Amat sedikitlah kamu mengingati(Nya). (QS. al-Naml (2&) : 62 )
Sobat. Karena itu, seorang muslim harus mengurangi dosa-dosanya semampu mungkin serta memperbanyak istighfar dan taubatnya sehingga ketika kematian datang, ia siap menghadapinya. Dengan demikian, hidupnya berakhir dengan amal yang baik sekaligus meraih ampunan Allah SWT.
Sobat. Tanda bahwa taubat kita benar dan diterima adalah jika hati kita merasakan nikmatnya ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Taubat juga diwujudkan dengan meninggalkan kelalaian sehingga hati dipenuhi dan disibukkan dengan dzikir kepada Allah, berjuang di jalan-Nya, terus mengetuk pintu-Nya hingga dibukakan. Pintu yang dimaksud adalah pintu taubat , atau pintu kembali kepada-Nya. Sesungguhnya pintu itu selalu terbuka sampai mentari terbit dari tempat terbenamnya. Hal ini diperkuat oleh hadits riwayat Abu hurairah ra bahwa Rasulullah Saw bersabda ,” Barangsiapa bertaubat sebelum matahari terbit dari tempat terbenamnya, Allah akan menerima taubatnya.” ( HR. Muslim )
Sobat. Taubat yang jujur dan benar mengandung penyesalan atas maksiat yang dilakukan, rasa malu kepada Allah, serta tekad yang kuat untuk istiqomah di jalan yang Allah ridhoi. Itulah pangkal taubat. Jika pangkalnya benar , tentu ujungnya pun benar. Ujung dari taubat yang benar adalah kenikmatan dalam menetapi ketaatan dan perasaan berat melakukan kemaksiatan.
Rasulullah Saw bersabda, “ Orang mukmin melihat dosa seolah-olah ia sedang duduk di bawah gunung yang siap menimpanya. Sementara orang fasik melihat dosanya seperti lalat yang hinggap di hidung yang hanya ia tepis dengan tangan. ” ( HR Bukhari )
( Spiritual Motivator – Dr. N. Faqih Syarif H, M.Si Penulis Buku Gizi Spiritual. Majelis Kyai PP Al-Ihsan Baron Nganjuk. Dewan Pembina PP Al-Amri Leces Probolinggo. Sekretaris Komnas Pendidikan Jawa Timur )