Lembaga Pendidikan Muhammadiyah Jadi Pilot Project
Bangga Indonesia, Jakarta – Pesatnya perkembangan dunia pendidikan berbasis teknologi membuat “otak” Helmy Yahya terus berputar.
Melalui PT Sang Surya Corporindo, yang dipengurusi koleganya di CEO Mastermind itu, Sang Motivator dan Kreator bisnis kekinian ini menggandeng Kidsloop Indonesia untuk mengaplikasikan diri membangun generasi milenial di Bumi Pertiwi.
Kedua perusahaan tersebut, Jum’at (12/11/2021) telah mengikat dalam nota kesepahaman MoU (Memorandum of Understanding) di Jakarta. PT Sang Surya Corporindo diwakili Presiden Direkturnya Bambang Wijonarko. Sedangkan Kidsloop Indonesia yang berbendera PT Bada Rock Nusantara ditandatangani Direktur Kidsloop, Desmond Garrison.
Seusai mendampingi kedua pihak bersepakat untuk melaksanakan program prospektif itu, Helmy Yahya menyambut suka cita. Ia berharap kedua pihak bisa bekerja sama dengan baik serta menjalankan aktivitas yang sudah disepakati bersama.
Dalam MoU tersebut, menurut Bambang, Kidsloop dan Sang Surya juga disebut secara individu sebagai “Pihak” dan sebagai kolektif disebut sebagai “Para Pihak.”
Pertimbangan kerjasama ini, diakui Bambang, lantaran Kidsloop adalah perusahaan teknologi pendidikan profesional di tingkat global. Kidsloop juga pemilik layanan teknis, solusi perangkat lunak, konten dan data.
Sedangkan perusahaannya, PT. Sang Surya Corporindo merupakan perusahaan edukasi yang menyediakan solusi kurikulum di Universitas Muhammadiyah. Sang Surya juga asosiasi untuk mengubah hasil pembelajaran di kalangan siswa.
Dalam kerja sama tersebut, menurut Bambang, Kidsloop akan menyediakan platform Kidsloop termasuk Kurikulum belajar, latihan serta sistem ujian dari Badanamu ESL dan STEAM.
Jangka waktu kerjasamanya selama satu tahun dan akan diakhiri dengan kesepakatan bersama dengan memberikan pemberitahuan secara tertulis. Setidaknya 30 hari sebelumnya.
MUHAMMADIYAH
Mengapa Universitas Muhammadiyah menjadi prioritas pertama yang dijadikan pilot project program kedua perusahaan ini? Muhammad Agus Burhanudin, ST, MM, selaku juru bicara menyebut untuk langkah awal memang baru perguruan tinggi tersebut. Sebab, jaringan pendidikan Muhammadiyah sudah menyebar di Bumi Nusantara dan bahkan luar negeri.
Kang Didin, sapaan alumni ITS Surabaya ini, menyebut pendidikan di Muhammadiyah memiliki sekolah lebih dari 8 ribu. “Kampusnya ada 175 dan punya cabang organisasi di 27 negara. Bahkan, kampusnya sudah ada di Malaysia dan Australia,” ungkapnya.
Karena itu, lanjutnya, menghandle satu lembaga pendidikan saja, program yang digagas kedua perusahaan tersebut tak akan ada habisnya. “Contoh kayak Universitas Muhammadiyah Malang, itu kampus terbesar di Indonesia. Mahasiswanya lebih dari 45 ribu. Kedua di Universitas Muhammadiyah Makassar. Ibarat handle satu kampus saja, selesai sudah. Apalagi menghandle 175 kampus.”
Kendati begitu, Kang Didin mengaku tidak tertutup kemungkinan bagi lembaga pendidikan lainnya untuk menjalin sinergitas dengan pihaknya.
Target kerjasama ini sebenarnya untuk jangka panjang. Sang Surya berharap ke depan akan ada Universitas Cyber. “Kampus ini akan dihuni para dosen di seluruh Indonesia yang memiliki kompetensi di bidang teknologi digital dan cyber,” ungkapnya.
Target ke depannya akan menjadi Univeritas Cyber. Dosennya berasal dari beberapa kampus di Indonesia. Mereka akan jadi satu wadah di kampus cyber tersebut. Pengajarnya bisa diambilkan dari semua perguruan tinggi di Indonesia.
“Kalau ada mahasiswa yang membutuhkan mata kuliah atau modul dosen lain, bisa diambil dari kampus ini. Kampus nanti berbentuk cyber. Dosennya nanti akan ngumpul jadi satu di universitas itu,” jelasnya.
Gagasan MoU itu bersama korea dengan Helmy. Sekarang ini sudah berjalan dan sudah memasukkan modulnya ke platform. Tanggal 27-28 November akan road show seluruh kabupaten dan kota di seluruh Jawa Barat. (aba)