Hikmah Ramdhan Bersama Keluarga di Rumah Aja
oleh : Anik Nur Yulianingsih, S.Pd
Ramadhan tahun ini mungkin akan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya banyak pedagang blewah yang berjejer rapih dipinggir jalan, atau persiapan tenda-tenda yang akan digunakan untuk bazar berjualan takjil, tapi dengan kondisi pandemi ini kita semua dipaksa untuk tetap di rumah aja demi kebaikan bersama. Sedih rasanya, suasana Ramadhan tahun ini menjadi sepi, dibandingkan dengan tahun lalu.
Tapi sebagai Hamba Allah yang bertakwa kita harus tetap senang hati menyambut Ramadhan bulan penuh berkah ini. Ramadhan bersama keluarga pasti akan menjadi hal yang menantang dan hal yang seru serta berkesan jika kita mempersiapkannya dengan maksimal. Bulan Ramadhan adalah bulan tarbiyah, bulan pendidikan, dan pengajaran untuk kaum muslimin. Yuk cari tau hikmah apa saja yang dapat kita petik di bulan Ramadhan tetap di rumah aja ini
- Penguatan kekuatan ibadah di dalam rumah
Wabah Covid-19 bukan halangan untuk beribadah justru momentum meningkatkan ibadah kepada Allah. Hanya saja karena ada kondisi khusus, maka kebiasaan yang dilakukan dalam ibadah Ramadan juga perlu diadaptasi dengan kekhususan itu. Mari kita jadikan rumah tangga sebagai pusat kegiatan ibadah Ramadan, sentrum kegiatan ibadah. Tarawih bersama keluarga, yang pada kondisi tertentu alpa dan hilang kesempatan itu. Salat sunah dilaksanakan di dalam rumah.
- Membangun kebersamaan keluarga.
Wabah ini sebagai momentum rohani untuk menyinari rumah dengan cahaya Allah dengan meningkatkan ibadah dengan cahaya cinta serta membangun harmoni keluarga. Sahur dan buka bersama keluarga adalah momentum emas, pada saat yang lainnya disibukkan aktivitas pekerjaan hanya bertegur sapa kepada anak dan istri pun tidak sempat. Selain bisa melaksanakan Tadarus bersama, untuk menyehatkan tubuh, kita juga bisa berolahraga bersama di rumah aja.
- Menjadi Hamba Allah yang Lebih Baik
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga saja.”
Puasa menjadi sia-sia seperti ini disebabkan bulan Ramadhan masih diisi pula dengan berbagai maksiat. Padahal dalam berpuasa seharusnya setiap orang berusaha menjaga lisannya dari membicarakan orang lain (ghibah), dari berbagai perkaataan maksiat, dari perkataan dusta, perbuatan maksiat dan hal-hal yang sia-sia.
Dengan di rumah saja, maka kita bisa memperbanyak ibadah kita dengan membaca buku islami atau tadarus Al Qur’an.
- Menebar kebaikan (saatnya berbagi dengan sesama)
Ramadhan momentum untuk menebar kebaikan yang salah satunya dengan sodaqoh wajib dan sunah. Sodaqoh bisa menolak bala. Jika tidak ada kelebihan rejeki, kerelawanan untuk perilaku hidup bersih dan sehat, tetap tinggal di rumah, tidak berkerumun dan tidak mudik, hindarikan diri kepada wabah secara lebih meluas juga bagian dari sedekah.
- Mengurangi budaya konsumtif
Wabah ini bisa mengurangi gaya hidup konsumtif kita, yaitu dengan tidak adanya pedagang takjil, kita bisa memasak makanan sendiri di rumah aja. Selain itu kita bisa membuat dan mengatur menu sehat dalam keluarga. Budaya konsumtif biasanya terjadi di penghujung bulan Ramadhan yaitu dengan dalih menyambut datangnya hari Idul Fitri, harta pun dibelanjakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Dengan di rumah aja, maka kita bisa fokus meningkatkan amal ibadah karena di penghujung Ramadhan akan hadir satu malam yang sangat istimewa, yakni malam Lailatul Qadar.
Semoga kita diberi umur panjang untuk berjumpa dengan Ramadhan dan diberi kekuatan serta kemudahan untuk berlomba-lomba mengerjakan sebanyak mungkin amal kebaikan di bulan suci ini. Aamiin.YRA
#90HarimenulisBuku
#MarhabanYaRamadhan
#InspirasiIndonesiaMenulis