Bangga Indonesia, Kudus – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mendorong petani  setempat untuk membudidayakan tanaman porang karena lahan dan iklimnya mendukung serta menjadi komoditas ekspor sehingga bisa menambah pendapatan mereka.”Jika penanamannya digalakkan, tentunya bisa menjadi produk unggulan masyarakat di Desa Kedungsari, Kecamatan Gebog,” kata Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo di sela-sela penanaman tanaman porang bersama Asosiasi Asuhan Petani Porang Indonesia (Aspeporin) Kabupaten Kudus di Desa Kedungsari, Kudus, Rabu.

Apalagi, tanaman umbi-umbian yang banyak tumbuh di hutan tersebut mengandung serat pangan yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kosmetik, sumber pangan berupa baku tepung, penjernih air serta untuk pembuatan lem dan “jelly”.

Untuk itu, kata dia, perlu disosialisasikan kepada petani secara masif terkait manfaat dan potensi ekonominya, mengingat sudah ada yang diekspor ke Hongkong. Hasil produksi yang ada sekarang, diakui petani setempat belum mampu memenuhi permintaan pasar.

Ketika ada sosialisasi, diharapkan masyarakat tertarik membudidayakan tanaman Porang sehingga lahan-lahan yang belum dimanfaatkan secara maksimal bisa dimanfaatkan untuk menanam komoditas baru tersebut.

“Jika banyak yang menanam, tentunya masyarakat juga akan semakin sejahtera karena serapan pasarnya cukup tinggi,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi petani yang telah bekerja keras membudidayakan porang. Terlebih budidaya porang di Desa Kedungsari juga bebas bahan kimia.

Demi memajukan komoditas tersebut, Pemkab Kudus siap memfasilitasi para petani. Koordinasi terhadap kendala di lapangan harus terus dilakukan sehingga bisa terus dipantau perkembangannya.

“Kalau ada kendala langsung laporkan saja. Kami bersama Dinas Pertanian dan Pangan siap membantu dan memfasilitasi para petani agar budidaya porang tak berhenti,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Asuhan Petani Porang Indonesia (Aspeporin) Kabupaten Kudus Alex Hilman menyampaikan bahwa visi asosisasi menjadikan petani tanaman porang sejahtera dan memberdayakan masyarakat yang lain.

Potensi pasar ekspo, katanya, masih terbuka luas sehingga perlu dukungan banyak pihak agar bisa memenuhi kebutuhan pasar. Upayanya perlu ada sosialisasi secara masif sehingga banyak masyarakat yang mengetahui komoditas yang belum begitu akrab di telinga masyarakat. (lia)