Bangga Indonesia, Jakarta – Publik figur? Yes! Ini penting sebagai modal seseorang untuk menaikkan branding diri di hadapan khalayak.
Helmy Yahya? Ya, sosok yang humanis dan murah senyum itu, sangat familiar di negeri ini. Tak salah jika dia termasuk salah satu primadona dari lima nara sumber yang tampil di acara CEO MASTERMIND.
Event rutin yang diikuti para pebisnis nasional ini, sering dibuat takjub oleh Helmy. Bukan hanya materi yang dipaparkan. Body language atau bahasa tubuh dan olah katanya saat menyampaikan materi membikin audiens betah melek (Jawa: buka mata, Red.).
Tak ayal, adik dari bintang layar kaca yang kini berkarir sebagai politisi dan menjadi Duta Besar Selandia Baru Tantowi Yahya ini, jadi buruan peserta yang mengikuti gelaran di Hotel Ciputra Jakarta, 12-14 Februari lalu.
Helmy bagai magnet. Bak madu dan gula di tengah para pebisnis.
Kiat-kiat dan motivasinya sangat menginspirasi 200 peserta CEO Mastermind #3. Helmy pun tidak hanya sanggup memberikan coaching (pembinaan) saat di panggung acara.
Di luar “ring” (panggung) pun, entrepreneur asal Sumatra Selatan itu tetap diburu. Dan, “Raja Kuis” di acara televisi ini, rela disita waktunya untuk bercengkerama dan berdiskusi dengan peserta yang belum pulang.
“Hari ini pun, Bang Helmy masih ada waktu buat kita, sembari coffee break,” aku Kang Didin, empunya nama Muhammad Agus Burhanuddin, Bos Bangga Grup, yang juga menjadi peserta CEO Mastermind #3.
Helmy sangat antusias dengan pebisnis yang tak kenal lelah dan menyerah. Ia sangat mendukung penuh bagi pebisnis yang gigih dan kreatif di saat ekonomi dunia lesu dan terdampak pandemi
COVID-19.
“Who the hell are you,” sapa Helmy saat memaparkan materinya melalui power point. Siapa kamu? Siapa diri kita?
Pertanyaan itu penting sebelum bisnisman serius menggerakkan rodanya. Dan, agar bisnis seseorang mencapai puncak suksesnya, Helmy menyebut perlunya brand (merek).
“Untuk sukses itu, Anda harus punya brand,” tegasnya. Personal branding itu bukan hanya untuk artis, selebriti, pemimpin, politisi atau tokoh publik. “Personal branding itu untuk semua orang,” tegasnya lagi.
Lantas apa saja manfaatnya? Banyak!
Di antaranya bisa untuk mencari pekerjaan, membuat pencitraan, mencari jabatan atau posisi, mencari investor, mencari popularitas, memenangkan kampanye, mencari mitra, juga bisa untuk mendukung profesi.
“Bahkan bisa untuk mencari jodoh,” ujar bapak empat anak kelahiran Palembang, 6 Maret 1963 ini.
Seseorang juga bisa salah dalam melakukan personal branding. Dan, itu ada gejalanya.
Apa?
Orang tidak mengenali dirinya. Orang tidak tahu potensi diri yang sebenarnya.
Personal branding, menurut dia juga ada problemnya. Yaitu, jika seseorang itu mengalami under branding, over branding, confuse branding dan doubtful branding.
“Orang yang sukses adalah orang yang memiliki brand yang kuat dan positif,” ujar lulusan Master of Professional Accounting di University of Miami Florida Amerika Serikat tahun 1992 ini.
Masih banyak jurus-jurus personal branding dan seluk beluknya yang disampaikan Host Kuis Siapa Berani yang ngetop di salah satu stasiun televisi swasta ini.
Helmy juga memberikan motivasi dengan wisdom-wisdom yang mampu membakar semangat peserta untuk maju.
“Apapun pekerjaannya jadilah yang terbaik,” katanya sembari menyebut, ”Burung yang sama akan hinggap di dahan yang sama.”
Menurut mantan Direktur Utama TVRI ini, sedikit lebih beda itu, jauh lebih baik daripada sedikit lebih baik. “Maka jadilah… Yang ….” tutup Helmy (aba)
BACA JUGA:Tiga Hari “Ngunduh” Ilmu dan Modal bersama CEO Mastermind
BACA JUGA:Bersyukur Peroleh Lucky Draw, Kang Didin Presentasi Cuma Tiga Menit