BANGGAJATIM.COM | Kediri – Polres Kediri Kota membentuk Satgas Anti Botoh (Aksi perjudian) dan Tactical Mapping Games jelang pilkades serentak 30 Oktober. Tim khusus satgas anti botoh ini gabungan dari Reskrim dan Intelkam serta Sabhara.
Kapolres Kediri Kota AKBP Miko Indrayana membenarkan tim khusus ini mengantisipasi perjudian. Pihaknya berharap agar pesta demokrasi yang akan berlangsung 30 Oktober tidak dikotori dengan perjudian.
“Saat ini masih kondusif, namun demikian tetap kita tidak meremehkan dan harus selalu waspada, untuk itulah tim anti botoh akan melakukan patroli untuk mengantisipasi hal tersebut,” kata kapolresta kepada wartawan di mapolresta, Kemarin, Selasa (29/10/2019).
Dia mengaku saat pilkades sangat rawan terjadi perjudian. Bahkan perjudian tersebut bisa berpotensi mengganggu jalannya proses pesta demokrasi. Kendati belum ditemukan indikasi botoh, namun pihaknya tetap aktif melakukan pemantauan.
Hingga kini, jelas dia, ada 5 kecamatan yang dianggap rawan masih terpantau kondusif. Lima kecamatan itu yakni, Kecamatan Mojo, Semen, Banyakan, Grogol, dan Tarokan.
“Kami menilai lima kecamatan masih kondusif, namun Kecamatan Tarokan menjadi satu daerah yang cukup rawan,” tambahnya.
Pasalnya, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Tarokan lebih banyak jika dibandingkan dengan empat kecamatan lainnya. Selain itu, panitia melakukan penambahan jumlah tempat pemungutan suara (TPS). Hal ini dilakukan untuk mengurai penumpukan massa.
Sementara untuk pilkades serentak pihaknya mengerahkan 400 personel gabungan TNI-POLRI. Terdiri dari 360 personel Polri ditambah 40 personel TNI. Untuk mempermudah pergerakan, dari 400 personel tersebut dibagi menjadi dua rayon.
Pemetaan dua rayon tersebut yaitu rayon pertama Kecamatan Mojo dan Semen, serta rayon kedua Kecamatan Banyakan, Grogol, dan Tarokan.
“Kami juga mempersiapkan diri dengan Technical Mapping Game (TMG) sehingga dapat melakukan pergerakan secara cepat,” pungkasnya.