Bangga Indonesia, Solo – PT Kereta Api Indonesia (Persero) akan mengembangkan potensi kereta api yang beroperasi di Kota Solo dan sekitarnya, termasuk KA Batara Kresna rute Solo-Wonogiri.
“KA siap bekerja sama dengan Pemkot Solo untuk membangkitkan wisata berbasis kereta api. Batara Kresna kan dari Solo ke Wonogiri,” kata Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo di Solo, Sabtu.
Ia mengatakan ke depan akan melakukan pembicaraan dengan Balai Pekeretaapian untuk meningkatkan keandalan infrastruktur KA perintis tersebut.
“Untuk sarana baru kami pikirkan, sekarang baru satu (jalur), ini kan perjalanannya 1,5 jam. Kalau animonya bagus, infrastruktur dibutuhkan dan sarana diperbaiki, harapannya kecepatan bisa ditambah sehingga lebih cepat. Dengan demikian masyarakat terpenuhi keinginannya,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga tengah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Surakarta tentang kereta uap Jaladara untuk berkontribusi dalam meningkatkan pariwisata di Solo.
“Memang masa pandemi ini dampaknya besar terhadap sektor pariwisata, tetapi kami ingin melakukan inovasi dan kreativitas. Bagaimana tetap membangun KA tetapi tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan sehingga KA bisa bertumbuh dan melayani masyarakat,” katanya.
Sementara itu, mengenai potensi KRL rute Solo-Jogja, dikatakannya, keberadaan moda transportasi tersebut sudah mengubah budaya masyarakat Solo dan Jogja untuk bertransportasi dengan basis commuter.
“Dalam hal ini KA bisa membangun kemasyarakatan dan sentra ekonomi. Dulu waktu Prameks (KA Prambanan Ekspres) hanya melayani enam stasiun dan sekarang sebelas stasiun. Makin hari KRL juga berkembang, yang awalnya hanya 4.000 penumpang/hari, sekarang 10.000 penumpang/hari, tetapi memang mendekati Lebaran turun,” katanya.
Ia berharap keberadaan KRL tersebut dapat membawa manfaat bagi masyarakat Solo dari sisi melancarkan transportasi dan menumbuhkan pertumbuhan ekonomi di stasiun yang dilewati.
“KA menjadi solusi ekosistem transportasi, artinya stasiun KA bisa berintegrasi dengan moda transportasi lain, terkoneksi dengan yang lain, jadi angkutan lanjutan sudah tersedia,” katanya.
Ia mengatakan terkait moda terintegrasi tersebut, pemerintah sudah melakukan percontohan di sejumlah stasiun di Jakarta, di antaranya di Stasiun Tanah Abang, Pasar Senen, Sudirman, dan Juanda selanjutnya akan dikembangkan di Stasiun Palmerah, Tebet, Gondangdia, dan Manggarai.
“Termasuk Solo dan Jogja dengan Klaten, harapannya masyarakat makin mudah bertransportasi,” katanya.
Manajer Humas PT KAI Daop VI Yogyakarta Supriyanto mengatakan saat ini rata-rata jumlah penumpang KA Batara Kresna yang naik dari Stasiun Purwosari Solo sekitar 30 penumpang/hari mengingat adanya pembatasan kapasitas selama pandemi COVID-19.
“Kapasitas hanya 70 persen (maksimum),” katanya.
Ia berharap dengan adanya evaluasi yang dilakukan oleh Dirut PT KAI tersebut potensi KA Batara Kresna dapat makin dikembangkan.
“Ini kan masih perintis, jadi mengawali. Belum kayak PSO, mudah-mudahan dari evaluasi ini ada nilai baiknya, dapat berkembang,” katanya.(ant)