Kehalalan adalah salah satu kunci kebahagiaan dan Akar Kebaikan
Sobat, ketidakhati-hatian dalam soal halal-haram inilah muasal segala bencana bagi masa depan kita dan diri keluarga kita. Mari menata ulang pementingan hal yang penting dalam hidup kita. Sebab dalam setetes rezeki halal adalah akar prasyarat dari semua kebaikan. Bahkan Abdullah ibn Umar ra pernah berkata,” Demi Allah, memastikan halalnya satu suapan ke mulutku, lebih aku sukai daripada bershodaqoh seribu dinar.”
Sobat, bukan banyaknya harta tapi halalnya harta yang dimiliki. Harta yang halal akan menjauhkan setan dari hati. Hati menjadi bersih, suci dan kokoh sehingga memberi ketenangan dalam hidup.
Sobat, apa hubungannya antara perbaikan makanan dengan mustajabnya doa. Inilah dulu yang ditanyakan oleh Sa’ad ibn Abi waqqash , “ Mintakanlah pada Allah, Ya Rasulullah agar doaku mustajab!”. Rasul tersenyum mendengar pinta yang sungguh cerdas itu. Lalu beliau bersabda,” Bantulah aku Hai Sa’ad dengan memperbaiki makanan. Jangan sampai makanan yang masuk ke dalam tubuhmu dari sesuatu yang haram atau pekerjaan yang diharamkan oleh Allah SWT. Suatu hari Rasulullah dihadapan para sahabatnya membacakan ayat-ayat yang agung yang menyebutkan pilar kehidupan manusia.
- Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS 2: 168)
- Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.(QS 2 : 172)
- Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS 23: 51)
Sobat, Inilah perintah bagi para Rasul dan semua insan, terlebih lagi bagi yang beriman, untuk memakan rezeki Allah yang halal lagi baik.
Selanjutnya baginda Rasulullah bercerita tentang seorang musafir. Dia berada di tengah padang pasir, dalam keadaan berpuasa, dengan bekal yang terampas, dan tersesat jalan; lalu dia mengangkat tangannya ke langit untuk berdoa,” Ya Rabb ! Ya Rabb!
“ Namun, bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan,” Ujar Rasul memperingatkan, “ Sedangkan yang dimakannya haram, yang dikenakannya pun haram.” Padahal orang yang disebut dalam kisah, memiliki empat keutamaan yang menjamin doanya dikabulkan: safar, berpuasa, didzalimi dan mengangkat tangannya kepada Ar-Rahman. Namun perkara haram yang masuk dan melekati tubuh, telah menghalangi sampainya doa itu ke sisi Allah SWT.
Sobat, “Sesungguhnya Allah itu Thayyib dan tidak menerima kecuali yang thayyib.” Itulah hadits Rasul yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Allah yang Maha Suci, Baik dan Indah tidaklah patut menerima kecuali amal yang suci, baik dan indah,dari hamba yang juga berupaya menjaga kesucian, kebaikan, dan keindahan dirinya. Pertama-tama adalah soal makanan, apa yang diasup tuk jadi tenaga ke dalam tubuhnya.
Sobat, bersihnya saluran pencernaan dari hal-hal yang haram, menjadi penghantar sampainya rintihan doa-doa kita kepada Allah Azza wa jalla. Ibnu qayyim mengatakan sebab dengan makanan yang halal lagi thayyib zat-zat yang masuk ke tubuh menjadi ramah kepada fitrah, ia turut mensucikan darah, lalu hati yang menjadi pusat peredarannya terbasuh sudah. Qalbu yang senantiasa mendapatkan gizi dari unsur –unsur yang sehat halal dan thayyib maka hati yang semacam ini akan mudah mengingat Allah sebab tiap butir makanan yang halal lagithayyib sesungguhnya senantiasa berdzikir kepada Allah. Demikian Ibn Qayyim dalam kitabnya Ath-Thibbun Nabawi.
Sobat, baginda Rasulullah Saw pernah memberi wasiat kepada menantunya. “Wahai Ali orang yang mengasup makanan yang halal, agamanya akan bersih, hatinya menjadi lembut, dan doanya tidak ada penghalang. Barangsiapa yang yang mengasup makanan syubhat, agamanya menjadi samar-samar dan hatinya menjadi kelam. Dan barangsiapa yang mengasup makanan yang haram, maka hatinya akan mati, agamanya menjadi goyah, keyakinannya melemah, dan ibadahnya semakin berkurang.”
Sobat, betapa indahnya ketika suami berangkat bekerja pamit kepada isteri dan anak-anaknya mengecup dahi mereka dan mereka semua masing-masing mendoakan suami dan ayahnya agar Allah senantiasa menjaga. “ Sayang berangkatlah dengan asma Allah. Bekerjalah dengan niat karena Allah. Bertawakkallah atas setiap hasilnya juga karena Allah. Janganlah pulang kecuali hanya membawa yang halal dan thayyib untuk kami. Demi Allah kami semua lebih bersabar untuk menahan lapar. Daripada harus menanggung siksa dalam panasnya neraka. Selamat berjuang sayang dan cintaku, doa kami selalu mengiringimu.”
Subhaanallah betapa indahnya hidup bersama Allah dengannya tumbuh kesadaran, bahwa kehalalan adalah akar kebaikan dan keberkahan hidup.
Salam Dahsyat dan Luar Biasa !
( Spiritual Motivator – DR.N.Faqih Syarif H,M.Si, Penulis buku The Power of Spirituality – Meraih Sukses tanpa batas. Pengasuh Kelas Menulis Online 90 Hari Menulis Buku. Sekretaris Komnas Pendidikan Jawa Timur )