Site icon Bangga Indonesia

Khofifah : OPOP Perkuat Ekonomi Jawa Timur

Pelaksanaan kegiatan OPOP di Mojokerto FOTO ANTARA untuk Bangga Indonesia

Bangga Indonesia, Mojokerto – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan jika program One Pesantren One Product (OPOP) akan menjadi salah satu pilar kuat dalam perekonomian di provinsi setempat setelah melihat fakta peluang bisnis industri halal di dunia, sangat terbuka lebar pada masa sekarang.

“Halal industri sangat potensial saat ini. Indonesia berpotensi jadi pasar (Muslim consumer) besar di dunia, maka perlu mendorong agar bisa jadi produsennya juga,” katanya di sela kegiatan “Silaturahmi Pesantren dan Peserta Program OPOP di Ponpes Amanatul Ummah Kecamatan Pacet, Mojokerto, Minggu.
Ia mengatakan, Indonesia berada di urutan ke 4 dunia dalam industri halal, menurut catatan rating indikator Global Islamic Economy (GIE) 2020/2021. Mulai dari kategori top 10 halal food, Muslim friendly travel, fashion, finance maupun kosmetik dan obat-obatan.
“Apalagi di Jawa Timur sendiri, sedang menuju Regional Ekonomi Syariah yang mengintegrasikan sektor keuangan dengan sektor riil berbasis ekonomi rakyat,” kata Khofifah.
Orang nomor satu di Jawa Timur tersebut, menjabarkan target OPOP di Jawa Timur sampai dengan tahun 2024 terbagi dalam tiga aspek. Yakni Santripreneur (1 juta santri wirausaha), Pesantrenpreneur (1.000 produk unggulan pesantren) dan Sociopreneur (1.000 sociopreneur).
Di Jawa Timur sendiri, kata dia, terdapat 6.864 pondok pesantren (24,76 persen dari total se-Indonesia), dengan lebih dari 654.404 santri yang tersebar di 38 kabupaten atau kota, sehingga tercatat ada 1.595 koperasi ponpes.
“Kekuatan ini kemudian dipetakan untuk menyusun langkah pembinaan OPOP Jawa Timur yang akan dipikirkan mulai dari kelembagaannya, SDM, kualitas produk, pembiayaan dan pemasaran,” ujar dia.
Wakil Bupati Mojokerto Muhammada Albarraa sekaligus Ketua Yayasan Ponpes Amanatul Ummah pada kesempatan itu mengucapkan terima kasih atas dipercayanya Amanatul Ummah sebagai tuan rumah kegiatan.
“Suatu kebanggaan bagi kami ikut mensukseskan program ini. Kami menyambut OPOP dengan suka cita, karena mengajak santri untuk berdikari dan mandiri,” tukasnya.
Sebagai informasi, OPOP di Kabupaten Mojokerto saat ini masih dalam pembentukan lembaga. Ke depan diharapkan setiap pesantren bisa memiliki satu produk unggulan, dalam rangka mewujudkan Pesantrenpreneur.
Program tersebut merupakan upaya pemberdayaan melalui koperasi pondok pesantren, yang bertujuan membentuk jiwa kewirausahaan para santri. Tentunya untuk menghasilkan produk halal unggulan yang bisa diterima pasar lokal, nasional dan internasional. (ant)
Exit mobile version