Bangga Indonesia, Jakarta – Kini masyarakat DKI Jakarta sudah memperoleh vaksin pneumonia untuk anak dengan gratis, sebagai salah satu bagian imunisasi rutin untuk mencegah terjadinya pneumonia pada anak-anak.
Kita ketahui, kasus pneumonia di Indonesia telah merenggut banyak nyawa terutama anak-anak. Mengingat kasus pneumonia yang terus meningkat setiap tahunnya, Pemerintah berinisiatif untuk menyelenggarakan vaksin gratis untuk pneumonia.
“Target Dinas Kesehatan mengenai imunisasi PCV ialah dengan tersebarnya informasi kepada seluruh masyarakat bahwa imunisasi PCV kini sudah bisa masyarakat dapatkan dengan gratis,” ungkap Ani Ruspitawati, selaku Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pada Senin (27/05). Hal ini ia sampaikan saat dikonfirmasi terkait puncak acara Pekan Imunisasi Dunia di DKI Jakarta pada 8 Juni yang akan datang.
Selain itu, Ani mengungkapkan bahwa masyarakat dapat memperoleh vaksin pneumonia atau PCV di pelayanan kesehatan pemerintah maupun non pemerintah. Hal tersebut sebagai upaya untuk turut berpartisipasi untuk meningkatkan penyelenggaraan imunisasi rutin lewat Puskesmas yang ada di wilayahnya.
Cakupan Imunisasi PVC Untuk Anak-anak
Ani Ruspitawati selaku Kepala Dinkes DKI Jakarta menjelaskan jika cakupan vaksin Pneumonia gratis untuk bayi di tahun 2023, adalah sebanyak 84.48% atau sejumlah 139.887 orang. Sementara, cakupan pada tahun ini sampai 19 Mei 2024 perolehan bayi yang menerima vaksin PCV sekitar 27.784 atau sekitar 19,27%.
Adapun cakupan imunisasi PVC bagi anak yang usianya kurang dari 2 tahun di tahun 2023 adalah 66.419 dengan persentase 39,24%. Lalu jumlah cakupan baduta imunisasi PVC pada tahun 2024 sampai 19 Mei kemarin sejumlah 39.716 atau sekitar 23,29%.
Selain itu, Ani menambahkan, walaupun PCV bisa juga untuk orang dewasa, hanya saja tidak ada program imunisasi rutin untuk usia ini. Dengan kata lain tidak ada pencatatan resmi terkait pemberian vaksin untuk suia tersebut.
Adapun penyuntikan vaksin pneumonia gratis ini hanya untuk usia 2-3 bulan untuk imunisasi dasar. Lalu usia balita 12 bulan untuk imunisasi lanjutan.
Pemberian suntikan imunisasi tersebut bersamaan dengan pemberian imunisasi rutin DPT-Hib-HB, rotavirus dan polio tetes. Terutama imunisasi untuk DPT-Hib-HB, yang bisa mencegah terjadinya penyakit pneumonia akibat virus bernama Haemophilus Influenzae.
Perluasan Program Pengembangan Imunisasi Dinkes Jakarta
Ani juga mencatat program kegiatan imunisasi dari tahun 1977 akan meluas menjadi PPI (Program Pengembangan Imunisasi) hingga sekarang. Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran pentingnya imunisasi di lingkungan masyarakat lewat berbagai macam cara.
Adapun peningkatan kesadaran tersebut bisa melalui edukasi secara personal ketika pelayanan di rumah sakit maupun posyandu. Selain itu, bisa juga melalui luring dan seminar daring dengan mengundang orang tua agar mendengarkan edukasi mengenai imunisasi secara langsung dari spesialis anak.
“Dinas Kesehatan ikut aktif mengedukasi lewat kanal-kanal akun sosial media terkait imunisasi,” tambah Ani.
Meski demikian, ungkapnya, tetap ada tantangan yang sering terjadi dalam penyelenggaraannya. Seperti ada orang tua menolak suntikan ketika kunjungan imunisasi. Selain itu, ada yang memang belum memahami mengenai jadwal imunisasi secara rutin.
Di samping itu, ada juga yang belum memahami jadwal imunisasi untuk mengejar ketertinggalan imunisasi anak dari jadwal yang seharusnya. Hal tersebut masih menjadi tantangan penyelenggaraan penyuntikan imunisasi, terutama di Jakarta. (Mel)