Site icon Bangga Indonesia

Kiyai Asy’ari : Pesantren Bisa Jadi Penggerak Ekonomi Syariah Nasional

Pengurus Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) di Pondok Pesantren Minhajurrasyidin Lubang Buaya Pondok Gede Jakarta Timur, Selasa 30/3/2021. FOTO BERITA KOTA NEWS

Bangga Indonesia, Jakarta – Potensi Pondok Pesantren (Ponpes) sangat besar dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Keberadaan inilah yang memicu Bank Indonesia (BI) membuat FGD (Focus Grup Diskusi).

FGD tersebut juga mengusung misi pemilihan kepengurusan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) di Pondok Pesantren Minhajurrasyidin Lubang Buaya Pondok Gede Jakarta Timur, Selasa 30/3/2021.

Adalah Ir. KH. Muh. Asy’ari Akbar, M.Si FGD yang terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum. Sedang H. Saeful Arifin (Gus Ipul) sebagai Sekretaris Umum Hebitren Korwil DKI Jakarta 2021-2026.

Kiyai Asy’ari dalam sambutan perdananya, yang dirilis Berita Kota News, menyebut BI melihat pesantren memiliki potensi yang sangat besar dalam menggerakkan Ekonomi Syariah Nasional.

Ia akui penguatan ekonomi pesantren sebagai salah satu kunci dalam ekosistem ekonomi syariah. Oleh karena itu bantuan BI dalam pengembangan kemandirian ekonomi pesantren sangat diharapkan.

Hal ini juga sebagai upaya mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Dampaknya? Tentu akan positif untuk penguatan stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, dan kesejahteraan masyarakat secara umum.

“Pengembangan ekonomi syariah harus bersifat komprehensif, dengan sudut pandang pengembangan ekosistem yang tidak hanya terfokus pada sisi keuangan, namun juga pada pengembangan usaha syariah pada sektor ekonomi riil,” jelas Kiyai.

Dalam hal pengembangan ekonomi riil syariah ini, lanjutnya, diperlukan sinergi dan kolaborasi banyak pihak dan mitra strategis.

Kolaborasi secara berjamaah inilah, akan memacu ekonomi keuangan syariah menjadi kekuatan baru ekonomi syariah.

Pilar pemberdayaan ekonomi syariah, menurut dia, menitikberatkan pada pengembangan ekosistem usaha syariah melalui penguatan seluruh kelompok pelaku usaha syariah, termasuk di dalamnya pesantren.

“Disinilah urgensinya adanya pembentukan Hebitren,” jelas Kiyai.

FGD yang diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai kalangan, termasuk para pengurus Pondok Pesantren yang ada di DKI Jakarta dihadiri dari pihak Bank Indonesia yang sekaligus sebagai nara sumber pada kegiatan tersebut.

Sebagaimana yang pernah disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjito terbentuknya kepengurusan Hebitren menurutnya adalah karena di Indonesia ada 28.000 pondok pesantren yang memiliki potensi besar sebagai ekosistem mata rantai ekonomi syariah.

“Bank Indonesia (BI) mendorong penguatan program holding bisnis untuk mendukung pengembangan ekonomi pesantren,” ujarnya. (zal)

Exit mobile version