Bangga Indonesia, Pacet-Mojokerto – Sore itu, Sabtu (13/03) hujan mulai reda. Matahari mulai membuka mantelnya. Menggantinya dengan gaun putih dihiasi gradasi warna biru yang sanggup memberikan magis bagi siapapun yang melihatnya.
Pukul 16.30 WIB, materi pertama Super Camp For Teen 2021 di Pesantren Modern Al Firdaus, Pacet-Mojokerto telah usai. Waktunya bagiku untuk membersihkan diri.
“Anaknya Pa Kyai ya?” sapa seseorang mengejutkan ku. Raut wajah yang sangar namun bersahabat.
Dia tiba-tiba bertanya kepadaku yang kontak saya jawab, “Njeh pak.” Jawabku.
Pak Kyai yang dimaksud adalah KH RP Mujahid Ansori. Ayah kandung ku yang juga sahabatnya.
“Ooooo.. iki sing tak goleki ket maeng (Ini yang saya cari dari tadi),” sambung pria itu kepada Pak Bambang (Direktur Al Firdaus) sambil tertawa kecil.
BACA JUGA : Dibuka Prof Roem Rowie, Super Camp Al Firdaus Diikuti Siswa SD hingga Mahasiswa
Ya, itulah saat pertamaku bersua dengan Abdul Muis. Sosok wartawan yang juga pembawa materi dalam pelatihan selama dua hari itu. Dia biasa dikenal dengan Cak Amu.
Pria kelahiran Surabaya 25 Juli 1963 itu berperawakan sedang. Tak terlalu tinggi juga tidak terlalu pendek.
Gaya berpenampilannya klasik. Mengenakan kaos dibalut dengan jaket denim. Tak lupa dengan topi bareta. Ini yang membuatnya semakin terlihat berkelas.
BACA JUGA : Hujan Deras dan Goresan Tinta Perjuanganku
Sebagai seorang wartawan senior, tentunya kemampuan menulisnya sudah tidak diragukan lagi. Pengalamannya begitu banyak. Mulai dari bekerja di Jawa Pos hingga menjadi Eksekutif Produser News JTV.
Dialah yang melahirkan program berita Boso Suroboyoan Pojok Kampung. Jika melihat pengalamannya saja, tentu siapa saja, yang mendengar namanya akan tertegun. Kagum dibuatnya.
Namun, wartawan yang kesehariannya bergulat dengan dunia tulis itu, kali ini malah menjadi seorang Motivator. Tentu, yang biasanya sangat pintar untuk bersilat lidah.
Bisa gak ya? Itu yang berada dalam benakku, saat pertama kali bersua dengannya.
Pukul 19.30 WIB, seseorang dengan langkah tegap memasuki kelas, yaitu Cak Amu. “Siapa Diri Kita??!!” pekiknya.
Suaranya begitu nyaring. Lantang dan keras. Menggelegar hingga mengagetkan seisi kelas.
Para peserta yang saat itu terlihat mengantuk, seketika terkaget. Tak terkecuali aku. Hahaha…
Saat menyampaikan materi, tak henti-hentinya Cak Amu melontarkan kata-kata yang penuh magis. Memotivasi agar peserta berani dan memulai untuk menulis.
Setiap kata-katanya mencerminkan sesosok yang tegas dan memiliki mimpi. Juga harapan besar untuk bangsa ini.
Setiap detik, ia berjalan sambil melontarkan kata-kata motivasinya. Seolah jatayu datang mencengkram erat tubuhku, mendekapku pergi, dibawanya aku ke langit nusantara sambil menggoyang-goyangkan tubuhku.
Ia menyadarkanku bahwa bangsa ini harus tetap hidup, kecantikan budayanya harus tetap abadi. Maka menulis adalah solusi, karena seseorang pasti akan mati namun karya tulis akan abadi.
Sungguh, tak kusangka seorang wartawan dapat melontarkan kata-kata penuh magis. Membuatku terdiam. Terhipnotis ku dibuatnya.
Begitulah sosoknya. Dia kini wartawan yang motivator. Abdul Muis Masduki, aku, memanggilnya Cak Amu.
Penulis: RP M Himam Awan Afghani (Peserta Super Camp For Teen 2021 Al Firdaus)