Site icon Bangga Indonesia

Latihan Militer, Iran Tembakkan Rudal Balistik Jarak Jauh ke Samudera Hindia

Sebuah peluru kendali diluncurkan oleh militer Iran saat latihan angkatan laut di Teluk Oman, dalam foto yang didapatkan Kamis (14/1/2021). ANTARA FOTO/Iranian Army/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS/WSJ/cfo

Bangga Indonesia, Dubai – Garda Revolusioner Iran, Sabtu, menembakkan rudal balistik jarak jauh ke perairan Samudera Hindia dalam sebuah latihan militer hari kedua, demikian menurut laporan media pemerintah.

Latihan militer yang dilancarkan dalam masa-masa penurunan tensi dari pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump itu dilakukan di wilayah gurun bagian tengah negara itu, menarget area di Teluk Oman dan bagian utara Samudera Hindia.

Latihan terbaru ini juga menyusul uji coba pada Jumat (15/1) di area yang sama untuk rudal balistik darat-ke-darat dan drone produksi dalam negeri.

“Salah satu tujuan kebijakan pertahanan kami yang paling penting adalah menggunakan rudal balistik jarak jauh untuk melawan kapal perang musuh, termasuk kapal induk dan kapal perang,” kata Komandan Garda, Mayor Jenderal Hossein Salami, dikutip dari laporan media pemerintah.

Dengan rudal-rudal, yang berkemampuan mencapai jarak 1.800 kilometer, Salami menyebut, “kami kini dapat menyerang target bergerak di lautan,” jika dibandingkan dengan penggunaan rudal jelajah kecepatan rendah yang biasa.

Kepala Staf Jenderal Mohammad Baqeri menyatakan bahwa Iran “tidak mempunyai maksud menyerang, namun pihaknya kini mampu untuk merespons segala aksi perlawanan dan kejahatan dalam waktu yang singkat.”

Sebelumnya, Rabu (13/1), Iran melakukan uji coba pada rudal jarak dekat anti kapal di wilayah Teluk dan juga menggelar latihan di awal bulan ini yang menyertakan penggunaan drone buatan lokal.

Iran adalah salah satu negara dengan program rudal terbesar di kawasan Timur Tengah, mengingat mereka merupakan kekuatan pencegah serta pembalas aksi AS dan negara-negara musuh lainnya yang mengarah ke perang.

Telah ada sejumlah konfrontasi periodik antara militer Iran dengan pasukan AS di wilayah Teluk sejak 2018, ketika Trump hengkang dari perjanjian nuklir Iran 2015 serta menjatuhkan kembali sanksi terhadap Iran.

Presiden AS Terpilih Joe Biden, yang akan menjabat secara resmi pada 20 Januari, menyatakan ia akan bergabung kembali dalam perjanjian nuklir “jika Iran juga turut mematuhinya dengan ketat.”

Exit mobile version