Bangga Indonesia, Surabaya – Dokter spesialis penyakit dalam dari Siloam Hospitals Makassar, Dr. dr. Femi Syahriani,Sp. PD-KR., menyampaikan “Lupus” merupakan penyakit autoimun yang menyerang beberapa organ di tubuh seperti kulit, ginjal, otak, sendi dan lainnya.

“Penyakit Lupus dapat bermanifestasi dalam berbagai gejala seperti ruam pada kulit, nyeri sendi, gangguan ginjal, atau gejala lainnya,” ujarnya dalam keterangan pers diterima di Surabaya, Selasa.

Penyakit ini juga dikenal dengan istilah penyakit seribu wajah (serigala), karena penampilan wajahnya, gejalanya dan tanda tandanya sangat beragam dan banyak menyerupai penyakit lainnya.

“Karena Lupus merupakan penyakit Autoimun, yaitu kondisi di mana sistem imun di dalam tubuh tidak dapat membedakan di antara kuman dan benda asing dari luar tubuh dengan sel-sel atau jaringan tubuh sendiri, sehingga sistem imun menyerang sel-sel dan jaringan tubuh sendiri,” ucap dia.

Penyakit Lupus, kata dia, lebih banyak dijumpai pada wanita, terutama berusia reproduktif dibandingkan dengan laki-laki, dan umur terbanyak adalah antara usia 15-45 tahun.

Kendati demikian, pada anak-anak dan usia lanjut juga dapat ditemukan beberapa kasus.

Menurut dokter Femi, lupus atau SLE adalah penyakit yang kompleks dan sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya.

Namun, lanjut dia, faktor yang beragam seperti lingkungan, hormonal, kelainan pada sistem imun, dan faktor genetik diduga menjadi penyebab.

Gejala yang umum ditemukan penderita Lupus antara lain merasakan nyeri dan kekakuan pada sendi tanpa disertai pembengkakan, nyeri dan kelemahan otot.

Selain itu, perasaan sangat lelah, demam tidak diketahui penyebabnya, bercak kemerahan pada wajah, nyeri dada pada saat menarik nafas yang dalam, serta kerontokan pada rambut.

Dokter Femi mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk pencegahannya, antara lain menghindari stres, menerapkan hidup sehat dan menjaga pola makan dengan gizi seimbang.

Kemudian, hindari kebiasaan merokok, istirahat cukup dengan memahami kondisi tubuh, serta menghindari paparan sinar matahari.

“Sampai saat ini belum ditemukan penelitian ilmiah yang bisa menyembuhkan penyakit Lupus, namun sudah banyak pasien yang dapat hidup normal dan produktif. Tentu selama tetap bisa mengetahui dan memantau faktor risiko,” tutur dia. (ant)