Sobat. Ada masalah? Berbahagialah. Artinya Engkau sedang hidup, tumbuh dan berkembang. Seperti pohon, semakin menjulang semakin besar tiupan angin datang menggoyang, memaksa untuk tumbang. Justru bila engkau tak lagi punya masalah, hati-hatilah. Bisa jadi Allah tidak lagi mempercayaimu untuk memecahkan masalah.
Sobat. Berbahagialah, masalah justru mendewasakan kita. Mematangkan jiwa. Peluang untuk menang. Penempa untuk lebih berkarakter kuat. Jangan bersenang-senang di atas masalah dan derita orang lain. Namun lihat masalah untuk meningkatkan rasa syukur. Alhamdulillah Ya Allah, saya sedang menjalani ujian untuk naik tingkat. Saya sedang berkembang. Ayo cobalah jawab, mau tidak tiba-tiba kamu diberi ijazah S-1, tanpa sekolah, tanpa kuliah, tanpa ujian, tanpa skripsi tahu-tahu diberi ijazah S-1 ?
Sobat. kalau misalkan kamu punya Bos yang buruk, itu ujian agar saat jadi atasan harus lebih baik darinya. Kalau usaha terpuruk , bercerminlah barangkali cara usaha kita masih buruk. Kalau pasangan nggak setia, mungkin kitalah yang mengawalinya berlaku nggak setia.
Sobat. Masalah sebagai seleksi. Hidup adalah ujian. Seleksi kehidupan. Memilih hamba pilihan. Sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah, “ Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya..” ( QS. Al-Mulk :2 ). Yang dimaksud dengan yang paling baik amalnya adalah yang paling ikhlas niatnya dan benar caranya. Seleksi adalah pembeda yang asli dan yang gadungan, yang sungguh-sungguh atau sekedar ikut-ikutan.
Sobat. Menangkan masalah dengan perluas kapasitas diri, karena kapasitas adalah pikiran kita. Kembangkan pikiran dengan jiwa yang riang, hati tenang dan husnudzan thnking, melihat sisi lain secara positif, berbeda, luas, agar muncul solusi cerdas. Kita bisa belajar dari sahabat Nabi Umar bin Khaththab ketika menghadapi musibah, tegar, sabar, nalar tidak keluar dari jalan yang benar. “ Aku akan selalu mengucapkan hamdalah empat kali setiap musibah yang menimpaku :” Kata Umar.
1. Pertama, karena Allah tidak menurunkan musibah yang lebih besar daripada musibah tersebut. Padahal kalau Dia mau, Allah pasti bisa melakukannya.
2. Kedua, karena Allah tidak menimpakan musibah pada agamaku. Karena bagiku tidak ada yang lebih berharga daripada Agama.
3. Ketiga, karena Allah telah memberi kesabaran kepadaku, sementara kesabaran balasannya adalah surga.
4. Keempat, karena Allah masih menolongku memperoleh kembali apa yang telah hilang. Sebab setiap mukmin pasti akan mendapat gantinya berupa rahmat dan hidayah Allah.
Sobat. Masalah itu nikmat kehidupan. Masalah itu seperti garam bagi sayur. Tanpa masalah hidup terasa hambar dan datar. Masalah membuat kita tertantang, dan senang karena berhasil menghalau halang rintang yang menghadang. Nikmatilah masalah agar selamat dunia dan akherat. “ Tiga hal yang mendatangkan keselamatan adalah takut kepada Allah dalam keadaan sepi maupun ramai, berhemat pada saat kaya atau pun miskin, dan berlaku adil adil dalam keadaan ridha ataupun murka.” Kalimat hikmah.
Sobat. Masalah adalah penebus dosa. Dengan memiliki masalah orang belajar dari kesalahan, dosa, maksiat dan sejarah buruk hidup. Allah sedang menunjukkan dosa kita untuk berbenah. Itulah tarbiyah ilahiyah. Tegarlah menghadapi masalah seperti nasihat Imam Syafi’i, “ Biarkan hari-hari berbuat semaunya dan buatlah hati ini rela ketika takdir tiba. Jangan gelisah dengan kelamnya malam karena peristiwa di dunia ini tiada yang abadi. “
Sobat. Banyak masalah banyak ilmu. Banyak jam tayang, semakin tinggi jam terbang, semakin meningkat rating, terbuka peluang sekaligus rintangan yang menghadang. Saat menghadapi tantangan itulah semakin bertambah ilmu. Allah telah berjanji , ” Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” ( QS Al-Mujadilah : 11 )
Sobat. Masalah untuk merevisi langkah, menentukan arah, dan istiqomah. Menemukan sumber masalah segera berbenah, tobat, memompa gairah, agar kemenangan diraih dengan mudah, penuh berkah dalam setiap langkah.
Sobat. Masalah adalah indikator penyaring mutu, ujian kenaikan tingkat. Ingatlah murninya emas karena disepuh. Batu jadi permata karena digosok terus. Kerang jadi mutiara karena sakit menahan pasir. Batu bata kuat karena dibakar. Kokohnya baja karena dilebur. Bersihnya air karena dialirkan. Cerdasnya otak karena digunakan untuk berpikir. Lembutnya jiwa karena tarbiyah ruhiyah, pendidikan ruhani yang dijalani.
Salam Dahsyat dan Luar Biasa ! Allahu Akbar !
( Spiritual Motivator – Dr. N. Faqih Syarif H,M.Si, Penulis buku Gizi Spiritual. Sekretaris Komnas Pendidikan Jawa Timur. Majelis Kyai PP Al-Ihsan Baron Nganjuk. Dewan Pembina PP Al-Amri Leces Probolinggo Jatim )