Membangkitkan dan Membangun Kesadaran Politik Umat
Sobat. Ummat ini tidak akan bangkit dan terus-menerus menderita penyakit sehingga tidak bisa berperan kembali di dunia untuk mengendalikan kehidupan umat manusia karena hilangnya pemikiran Islam ideologis dalam diri mereka. Mereka telah kehilangan “darah” itu. Dan “darah” itulah yang saat ini sebenarnya mereka perlukan, sehingga mereka mampu bangkit kembali untuk memimpin dunia.
Hakikat kebangkitan adalah kebangkitan berfikir. Yakni dari berfikir hewani yang sekedar berfikir untuk hidup, meningkat menjadi berfikir manusiawi yang berusaha memperjuangkan kemuliaan manusia dengan ideologi Islam yang paripurna membawa rahmat bagi semua dan sekalian alam.
Membangun kesadaran kewajiban politik dan tanggung jawab umat untuk kembali kepangkuan Islam. Melakukan politik, yaitu mengurusi urusan ummat Islam dengan menerapkan kembali kepada hokum Islam dalam urusan dalam dan luar negeri. Kesadaran yang lahir dari keyakinannya pada Islam sebagai satu-satunya agama dan ideologi yang benar dan lengkap.
Sobat. Islamlah satu-satunya ideology yang harus dilaksanakan oleh semua umat manusia agar kehidupan mereka dijauhkan dari nestapa yang menimpanya dan keyakinan inilah yang mendorongnya untuk terus-menerus memperjuangkan kelangsungan hidup Islam. Karena itu, keyakinan dan kesadaran inilah yang menjadi landasan aktivitas politiknya, sehingga aktivitas politiknya merupakan manifestasi dari aktivitas akal dan hati.
Sobat. Ada tiga parameter apakah suatu ideology itu di katakan shahih atau benar :
- Keserasian kaidah berfikirnya dengan fitrah manusia
- Asas yang menjadi landasannya, apakah di bangun berdasarkan akal atau tidak. Atau dengan kata lain memuaskan akal
- Dan Menentramkan
Mari kita lihat kesalahan ideology kapitalis dan sosialisme. Dari segi Aqidah kapitalis dibangun berdasarkan ide pemisahan antara agama dengan kehidupan. Inilah yang disebut sekularisme. Kapitalisme masih mengakui eksistensi agama, tetapi agama tidak dibolehkan mengatur urusan kehidupan manusia. Padahal secara fitrah manusia itu mempunyai kelemahan, kekuarangan karena itu butuh beragama dan memerlukan Zay Yang Maha Agung . Kebutuhan manusia kepada Zat Yang Maha Agung ini merupakan fitrah manusia. Maka berarti idelogi kapitalis bertentangan bahkan tidak sesuai dengan fitrah manusia. Apalagi komunisme telah menafikan agama bahkan dianggap sebagai candu bagi masyarakat. Di lihat dari segi asas kapitalis tidak berdasarkan akal namun berdasarkan prinsip kompromi ( al-hall al wasath) antara tokoh gereja dengan filsuf (Ilmuwan saat itu ). Sedangkan sosialisme dan komunisme dari segi akidahnya berdasarkan materi. Bahwa materi dalam pandangan sosialisme adalah azali. Tentu ini sangat bertentangan dengan akal, karena zat yang azali seharusnya tidak memerlukan kepada yang lain dan tidak terbatas.
Maka hanya agama dan Ideologi Islam yang bisa memenuhi kriteria menjadi sebuah ideology yang benar. Rasionalitas konsep Ketuhanan Islam mengajarkan bahwa Allah adalah Zat Yang Maha Esa, yang secara logis jika ada Tuhan lain selain Allah, dunia ini pasti akan hancur. Konsepsi Tauhid ini juga menyatakan bahwa tidak ada yang berhak untuk menciptakan maupun mengatur manusia, alam dan kehidupan ini kecuali Allah SWT. Karena itu, Allah bukan hanya diesakan ketika sedang melakukan ibadah, tetapi juga diesakan dalam interaksi social, ekonomi, politik, pemerintahan dan sebagainya.
Maka sejatinya Islam anti sekulerisme apalagi Atheisme. Karena itu pandangan hidup seorang muslim harus dibentuk dengan dasar akidah ini, yakni akidah yang memandang segala sesuatu yang menyangkut perbuatan dan benda yang digunakan untuk melakukan perbuatan berdasarkan standar halal-haram, atau berdasarkan perintah dan larangan Allah. Adapun cara mewujudkannya pandangan halal-haram tersebut adalah dengan terikat dengan hokum Allah SWT.
Apa yang harus umat lakukan agar permasalahan umat bisa diselesaikan satu persatu dan umat kembali kepada Allah dan Rasul-Nya :
- Umat harus membina diri dengan pembinaan Islam yang benar.
- Menumbuhkan kesadaran Islam yang benar dan kuat sebagai sebuah ideology, pasti umat ini akan terdorong untuk
- Melakukan interaksi di tengah-tengah masyarakat untuk mendidik umat agar mereka bangkit dengan ideology Islam.
- Penerapan Islam secara total oleh Negara yakni dengan Khilafah Ala minhaj an-nubuwwah.
Ayo Selamatkan negeri ini dari azab dan bencana besar. Allah SWT berfirman :
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” ( QS. Ar-Rum (30) : 41 ).
Sobat. Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata ada 4 yang bisa menyelamatkan sebuah negeri dari bencana dalam kitabnya Al-Jami li ahkamil Qur’an (49/4) :
- Pemimpin yang Adil dan tidak dzalim.
- Orang berilmu yang benar dalam mengamalkan
- Para ilmuwan dan Ulama yang menyeru pada yang ma’ruf, mencegah yang munkar, mengajak untuk mencari ilmu dan mencintai Al-Qur’an.
- Wanita yang menjaga pakaiannya dan menjaga kehormatannya.
Sobat. Sebagai penutup dari tulisan singkat ini penulis kembali menegaskan bahwa penyebab kerusakan adalah Maksiat dan dosa yang dilakukan oleh manusia. MAKSIYAT, DOSA adalah setiap amal/aktifitas manusia yang menyelisihi aturan Allah dan Rasulnya (syariat Islam).
Menyelisihi aturan Islam (pelanggaran hukum agama) kadang tidak diatur oleh hukum positif negara. Jika seseorang tak melaksanakan salat, maka ia bermaksiyat/dosa, tetapi ia tak melanggar hukum negara …
Maksiat dan dosa yang dilakukan oleh individu dan masyarakat Apalagi Negara dalam hal ini kemaksiatan dan dosa yang dilakukan oleh para penguasanya inilah yang akan menyebabkan Allah memberikan kesempitan hidup bahkan bisa membinasakan dan menghancurkan sebuah bangsa atau Negara.
Sadarlah Wahai bangsa dan para penguasa negeri ini akan azab Allah! Agar tidak mengalami kesempitan hidup dan Azab serta bencana dari Allah maka bertaubatlah dan kembali kepada Islam dengan menerapkan syariah-Nya.
( Dr. Nasrul Syarif, M.Si Sekjen Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa, 24 Oktober 2020 )