Site icon Bangga Indonesia

Mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan Menaatinya

Santri Pondok Modern Kayyisul Ummah Mojokerto

Mencintai Allah dan Rasul-Nya dengan Menaatinya

Sobat. Cinta seorang hamba kepada Allah dan Rasul-Nya adalah ketaatannya dan mengikut perintah keduanya. Sedangkan cinta Allah kepada para hamba-Nya adalah pemberian nikmat-Nya kepada mereka disertai ampunan.

قُلۡ إِن كُنتُمۡ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِي يُحۡبِبۡكُمُ ٱللَّهُ وَيَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡۚ وَٱللَّهُ غَفُورٞ رَّحِيمٞ  (٣١)

“Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu”. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” ( QS Ali ‘Imran (3) : 31 )

Sobat. Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi untuk mengatakan kepada orang Yahudi, jika mereka benar menaati Allah maka hendaklah mereka mengakui kerasulan Nabi Muhammad, yaitu dengan melaksanakan segala yang terkandung dalam wahyu yang diturunkan Allah kepadanya. Jika mereka telah berbuat demikian niscaya Allah meridai mereka dan memaafkan segala kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan serta mengampuni dosa-dosa mereka. Mengikuti Rasul dengan sungguh-sungguh baik dalam itikad maupun amal saleh akan menghilangkan dampak maksiat dan kekejian jiwa mereka serta menghapuskan kezaliman yang mereka lakukan sebelumnya.

Sobat. Ayat ini memberikan keterangan yang kuat untuk mematahkan pengakuan orang-orang yang mengaku mencintai Allah pada setiap saat, sedang amal perbuatannya berlawanan dengan ucapan-ucapan itu. Bagaimana mungkin dapat berkumpul pada diri seseorang cinta kepada Allah dan pada saat yang sama membelakangi perintah-Nya. Siapa yang mencintai Allah, tapi tidak mengikuti jalan dan petunjuk Rasulullah, maka pengakuan cinta itu adalah palsu dan dusta. Rasulullah bersabda:

“Siapa melakukan perbuatan tidak berdasarkan perintah kami maka perbuatan itu ditolak”. (Riwayat al-Bukhari).

Barang siapa mencintai Allah dengan penuh ketaatan, serta mendekatkan diri kepada-Nya dengan mengikuti perintah Nabi-Nya, serta membersihkan dirinya dengan amal saleh, maka Allah mengampuni dosa-dosanya.

Rasulullah SAW bersabda, “ Barangsiapa yang menghidupkan sunnahku, maka dia telah mencintaiku. Barangsiapa yang mencintaiku, maka dia bersamaku pada hari kiamat di dalam surga.”

Nabi bersabda, “ Semua umatku masuk surga kecuali orang yang enggan.” Para sahabat bertanya, “ Siapakah orang yang enggan itu?” Nabi Bersabda, “ Barangsiapa yang taat kepadaku, ia masuk surga. Barangsiapa yang durhaka kepadaku, maka dia telah enggan (enggan masuk surga). Setiap perbuatan yang tidak berlandaskan sunnahku, adalah kedurhakaan.”

Junaid al-Baghdadi berkata, “ Tiada seorang pun bisa sampai  kepada Allah kecuali dengan pertolongan Allah. Jalan untuk sampai kepada Allah adalah mengikuti manusia  pilihan, Nabi Muhammad SAW.”

Abu al-Hasan az-Zanjani  berkata, “ Pilar penopang ibadah ada tiga: yaitu mata, hati, dan lisan. Mata untuk mengambil pelajaran, hati untuk berpikir, lidah untuk berkata benar, bertasbih, dan berdzikir.”

Sahl bin Abdullah berkata, “ Tanda mencintai Allah  adalah mencintai al-Quran . Tanda mencintai Allah dan mencintai  al-Quran, adalah mencintai Nabi Muhammad . Tanda mencinta Nabi Muhammad  adalah mencintai  sunnah. Tanda mencintai sunnah adalah mencinta akherat. Tanda mencintai akherat adalah membenci dunia. Tanda membenci dunia adalah tidak mengambil dunia kecuali sebatas bekal untuk sampai ke akherat.”

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ ذِكۡرٗا كَثِيرٗا  (٤١)

وَسَبِّحُوهُ بُكۡرَةٗ وَأَصِيلًا (٤٢)

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang.” ( QS. Al-Ahzab (33) : 41-42 )

Sobat. Pada ayat ini, Allah menganjurkan kepada semua orang beriman yang membenarkan Allah dan rasul-Nya supaya banyak zikir mengingat Allah dengan menyebut nama-Nya sebanyak-banyaknya dengan hati dan lidah pada setiap keadaan dan setiap waktu. Sebab, Allah-lah yang melimpahkan segala nikmat kepada mereka yang tidak terhingga banyaknya. Mereka diperintahkan bertasbih kepada-Nya dengan pengertian membersihkan dan menyucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak pantas bagi-Nya.

Berzikir dan bertasbih ini dilakukan di pagi hari ketika baru bangun dari tidur, sebab ketika itu seakan-akan seseorang hidup kembali setelah mati, untuk menghadapi hidup yang baru. Diperintahkan juga bertasbih pada sore hari karena pada saat itu seseorang telah selesai mengerjakan bermacam-macam pekerjaan sepanjang hari. Zikir pada waktu itu merupakan tanda bersyukur kepada Allah atas limpahan taufik dan hidayah-Nya sehingga dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik, dan dapat memperoleh rezeki untuk keperluan hidupnya dan nafkah bagi keluarganya.

Dengan banyak zikir, ia dapat menghambakan diri kepada Allah dan untuk menghadapi alam akhirat. Di samping itu, ia dapat pula meneliti perbuatan yang sudah dilaksanakan sehingga dapat mengusahakan perbaikan-perbaikan yang diperlukan bagi hari-hari yang akan datang.

( DR Nasrul Syarif M.Si.  Penulis Buku Gizi Spiritual. CEO Educoach dan Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur )

Exit mobile version