Site icon Bangga Indonesia

Menpar Ungkap Rencana Buka Pariwisata Bali Lewat “Free COVID Corridor”

Ilustrasi: Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno (kiri) berbincang dengan warga yang tinggal di Desa Wisata Penglipuran, Bangli, Bali, Jumat (26/2/2021). Sebanyak 177 desa wisata yang tersebar di wilayah Bali diharapkan dapat membantu upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi masyarakat Bali yang terdampak pandemi COVID-19. (ANTARA )

Bangga Indonesia, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan rencana untuk membuka kembali pariwisata di Bali melalui program Free COVID Corridor.

“Kita mempersiapkan Free COVID Corridor di Bali dan beberapa destinasi lainnya,” kata Menparekraf Sandiaga Uno dalam dialog daring bertajuk “Vaksinasi Datang, Pariwisata Gemilang”, Senin.

Sandiaga Uno menjelaskan program tersebut merupakan usulan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali dan kerap dibahas dalam berbagai kesempatan oleh pemerintah setempat.

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga mengaku telah berulang menajamkan rencana tersebut. Sandiaga Uno menyebut pemerintah perlu berhati-hati untuk kemungkinan membuka kembali zona hijau di Pulau Dewata untuk bisa dimasuki wisatawan, termasuk wisatawan mancanegara (wisman).

Sandiaga Uno menjelaskan rencana kawasan zona hijau yang dimaksud yaitu Nusa Dua dan Ubud dan kemungkinan bisa diperluas ke Nusa Penida dan beberapa lokasi lain sesuai arahan pemerintah setempat.

“Kita ingin kita semakin bersiap seiring dengan menurunnya angka COVID-19 khususnya di Bali. Kita menggagas agar zona hijau ini bisa mulai dibuka pariwisatanya untuk beberapa negara seperti China, Singapura dan negara lain,” kata Sandiaga Uno.

Menparekraf itu juga mengaku banyak mengundang duta besar sejumlah negara untuk bertemu di Bali dan destinasi wisata lainnya untuk melihat kesiapan pemerintah untuk membuka destinasi pariwisata.

Namun, ia menegaskan rencana pembukaan pariwisata juga sangat tergantung pada upaya penanganan COVID-19 di Bali.

“Ini kembali kepada kita. Jika angka (kasus) mudah-mudahan bisa double digit, jadi jangan lagi triple digit. Saya sudah lihat 7 hari ini Bali menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan,” kata Sandiaga Uno.

Sandiaga Uno berharap penurunan kasus COVID-19 bisa jadi pertimbangan pemerintah untuk bisa memulai mengimplementasikan rencana Free Covid Corridor.

“Pertengahan bulan ini kita berharap ada koordinasi antara kami dengan Bu Menteri Luar Negeri, Pak Menteri Hukum dan HAM dan Menteri Kesehatan juga Kepala Satgas Covid-19 bersama gubernur dan jajaran, kita ingin finalisasikan flow (alur) Free Covid Corridor dan memastikan uji coba bisa dilakukan. Seandainya hasilnya positif, bisa kita lanjutkan dan tingkatkan dari segi jumlah,” kata Sandiaga Uno.

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bali Wayan Koster menjelaskan untuk jadi zona hijau, dua kawasan yang dipilih dalam program Free Covid Corridor yakni Nusa Dua dan Ubud memerlukan 120 ribu dosis vaksin untuk disuntikkan kepada pelaku industri pariwisata dan penduduk setempat. Oleh karena itu ia meminta dukungan kelancaran pasokan vaksin yang didatangkan ke Bali demi melancarkan rencana program tersebut.

“Kalau vaksin sudah datang, kami prioritaskan di dua tempat ini. Maret bisa tuntas. Sehingga, Pak Menpar bisa mulai buka kunjungan wisatawan untuk domestik paling lambat Mei di Nusa Dua dan Ubud karena semua sudah divaksin,” katanya.

Koster mengatakan jika langkah tersebut berhasil, maka pemerintah bisa mulai membuka pariwisata Bali untuk wisman untuk beberapa negara dengan persyaratan ketat seperti sudah menerima vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan.

Bali jadi wilayah yang sangat bergantung pada sektor pariwisata. Setahun sejak pandemi melanda Indonesia, ekonomi Bali yang 52 persennya berasal dari pariwisata kena dampak signfikan.

“Sudah setahun, memang sangat terasa dampaknya terhadap pariwisata dan ekonomi Bali. Hotel-hotel sudah kosong, restoran sepi, sehingga untuk pertama kali dalam sejarah, saya kira perekonomian Bali alami kontraksi paling dalam, yaitu 12 persen, terrendah selama ini di Bali dan terendah di Indonesia,” pungkas Koster. ( Ant )

Exit mobile version