Bangga Indonesia, Yogyakarta – Pedagang di Pasar Beringharjo sisi barat berharap adanya kenaikan omzet yang signifikan saat libur akhir tahun sehingga dapat meraup untung dan menggantikan kondisi saat Lebaran yang saat itu hampir tidak ada transaksi karena masih awal masa pandemi COVID-19.
“Kami yakin dan percaya bahwa transaksi saat libur akhir tahun ini akan mengalami kenaikan. Harapannya, hasil sepanjang Desember ini dapat menggantikan omzet yang seharusnya juga meningkat saat Lebaran,” kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo Barat Bintoro di Yogyakarta, Minggu.
Menurut dia, pengurangan libur cuti bersama pada akhir Desember tidak akan mengurangi minat wisatawan untuk berlibur di Kota Yogyakarta sekaligus berbelanja oleh-oleh di Pasar Beringharjo.
“Saya yakin, tidak semua wisawatan yang berniat libur panjang di akhir Desember adalah pegawai negeri. Aktivitas dan rutinitas masyarakat beda-beda. Masyarakat yang sudah berniat libur akhir Desember, pasti akan tetap datang ke Yogyakarta,” katanya.
Ia menilai, kenaikan jumlah pengunjung yang otomatis meningkatkan jumlah omzet pedagang sudah mulai terjadi dalam beberapa hari terakhir.
“Lalu lintas di Kota Yogyakarta sudah meningkat. Banyak mobil dari luar daerah yang masuk. Tidak hanya dari Jakarta, Bandung dan Surabaya, tetapi dari daerah lain. Kondisi pasar pun berangsur-angsur mulai ramai,” katanya.
Sejumlah persiapan pun dilakukan pedagang, termasuk menambah stok barang dagangan sebanyak 30-40 persen dari stok harian, khususnya untuk barang yang saat ini sedang banyak dicari konsumen.
“Setelah sibori ini sedang jadi tren fesyen, banyak yang mencari. Tidak hanya anak muda tetapi juga orang tua,” katanya yang menyebut harga untuk koleksi tersebut berkisar antara Rp75.000 hingga Rp100.000.
Guna memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung saat berbelanja di pasar tradisional, Bintoro mengatakan, paguyuban bersama dinas terkait rutin melakukan pembersihan pasar serta memastikan fasilitas pendukung protokol kesehatan mencukupi.
“Sudah ada wastafel untuk cuci tangan. Pedagang pun menyediakan hand sanitizer. Disinfeksi dilakukan rutin. Ada imbauan untuk selalu memakai masker. Ini semua untuk memastikan keamanan dan kenyamanan pengunjung,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono juga menyebut, penerapan protokol kesehatan di pasar tradisional harus diutamakan.
“Sudah ada bantuan dari pemerintah, misalnya untuk pembatas plastik, masker, dan faceshield. Kami pun memastikan fasilitas cuci tangan berfungsi dengan baik,” katanya.
Khusus di Pasar Beringharjo yang masih menjadi tujuan wisatawan, Yunianto memperkirakan puncak kunjungan terjadi di penghujung Desember.
“Saat ini, sudah mulai terlihat kenaikan jumlah pengunjung. Karena kami tidak bisa menolak pengunjung, maka satu-satunya cara adalah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Harapannya, wisatawan yang datang ke Yogyakarta mematuhi aturan pemerintah yaitu sudah menjalani rapid test antigen,” katanya.