Site icon Bangga Indonesia

Pemda Malang Raya Paparkan Potensi Daerah ke Menko Kemaritiman dan Investasi

Dari kiri Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Wali Kota Malang Sutiaji, dan Bupati Malang, M Sanusi, di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Jawa Timur, Senin (26/4/2021).

Bangga Indonesia, Kota Batu – Tiga kepala daerah dari Kota Batu, Kota Malang, dan Kabupaten Malang atau yang biasa dikenal dengan sebutan Malang Raya, memaparkan potensi masing-masing daerah kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko mengatakan bahwa wilayah Batu merupakan kota yang masih berusia 20 tahun dengan jumlah penduduk kurang lebih sebanyak 230 ribu jiwa, namun memiliki berbagai potensi yang cukup menjanjikan, terutama sektor pariwisata.

“Kota Batu memiliki tiga sektor unggulan, pertanian, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), dan pariwisata,” kata Dewanti, pada saat memberikan pemaparan kepada Luhut Pandjaitan, di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani Kota Batu, Jawa Timur, Senin.

Dewanti menjelaskan pada sektor pertanian, beberapa produk unggulan yang mampu dihasilkan para petani Kota Batu adalah jeruk, apel, padi organik, kopi, sapi perah dengan produk susu olahan, dan termasuk tanaman hias.

Menurut Dewanti, saat ini wilayah Kota Batu ada tiga proyek strategis yang masuk dalam Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2019. Tiga proyek tersebut adalah pembangunan pasar induk Kota Batu, pelebaran jalan Pendem-Batu, dan pembangunan kereta gantung.

“Untuk kereta gantung, itu nantinya bukan hanya berasal dari investor besar, namun juga masyarakat Kota Batu. Kami harapkan, tiga daerah di Malang Raya ini bisa maju bersama,” kata Dewanti.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Malang Sutiaji menambahkan potensi yang dimiliki Kota Malang diantaranya adalah pariwisata perkotaan dengan menghadirkan daya tarik wisata yang dikemas dalam konsep kampung tematik, wisata heritage, serta wisata edukasi, dan inovasi.

Namun, papar Sutiaji, pandemi penyakit akibat virus Corona memberikan dampak cukup besar terhadap sektor pariwisata Kota Malang. Tercatat, jumlah wisatawan yang datang ke Kota Malang turun cukup signifikan.

“Pada 2020, jumlah wisatawan domestik turun menjadi 689 ribu pada 2020, sementara pada 2019 mencapai 5,1 juta wisatawan. Wisatawan turun kurang lebih 66 persen pada 2020,” kata Sutiaji.

Sutiaji mengharapkan dengan ragam potensi yang dimiliki wilayah Malang Raya, diharapkan mampu bersinergi dan saling melengkapi. Kabupaten Malang memiliki potensi alam, Kota Malang memiliki heritage, serta kuliner, dan Kota Batu memiliki potensi wisata lainnya.

“Wisata Malang Raya saling melengkapi. Branding kedepannya tidak sendiri-sendiri, jadi promosi bersama destinasi wisata Malang Raya,” kata Sutiaji.

Sementara itu, Bupati Malang M Sanusi menambahkan wilayah Kabupaten Malang memiliki potensi yang sangat menjanjikan pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan. Sayuran, dan hasil laut asal Kabupaten Malang, sudah menembus pasar ekspor dunia.

Namun, menurut Sanusi, potensi ekspor produk pertanian, perkebunan, dan perikanan yang ada di wilayah Kabupaten Malang, masih terbuka luas jika dibandingkan dengan kondisi yang ada saat ini.

“Seperti alpukat Pameling, di sini harga per dua kilogram hanya Rp20 ribu. Tapi, di Australia, bisa mencapai Rp500 ribu per kilogram, kami mohon bantuan untuk bisa menembus pasar ekspor,” kata Sanusi.

Selain itu, lanjut Sanusi, untuk produk perikanan, hasil tangkapan laut seperti ikan tuna juga memiliki peluang ekspor yang cukup besar. Namun, dikarenakan tidak ada pabrik pengolahan di Kabupaten Malang, ekspor harus dilakukan melalui Benoa, Bali.

“Kendala pemasaran, karena tidak ada pengolahan, kita harus ekspor melalui Benoa, Bali, dan yang masuk ke kami hanya berkisar 50 persen saja,” kata Sanusi.(ant)

Exit mobile version