Site icon Bangga Indonesia

Pemkab Kudus Izinkan Kegiatan Belajar Tatap Muka

Proses belajar mengajar di SD sebelum masa pandemi COVID-19. (Bangga Indonesia)

Bangga Indonesia, Kudus – Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memberi lampu hijau terhadap sekolah untuk menggelar belajar mengajar secara tatap muka, khususnya yang berada di wilayah kecamatan yang berstatus zona hijau penularan COVID-19.

“Sekolah yang diperbolehkan yang berada di kecamatan hingga desanya berstatus zona hijau untuk penularan COVID-19, tidak kuning atau oranye,” kata Pelaksana tugas Bupati Kudus Hartopo di Kudus, Rabu.

Apabila di wilayah setempat tidak lagi ditemukan kasus penularan COVID-19 yang baru, kata dia, bisa dilakukan simulasi uji coba sekolah tatap muka.

Dengan adanya simulasi tersebut, diharapkan sederet aturan penerapan protokol kesehatan dalam pembelajaran tatap muka dipatuhi.

Selain wajib mencuci tangan ketika hendak masuk kelas, para siswa maupun guru juga wajib memakai masker dan jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran juga dibatasi, termasuk jam pelajarannya.

“Harus ada pembagian jadwal masuk sekolah, baik jadwal pagi maupun siang,” ujarnya.

Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus Andini Aridewi mengungkapkan jumlah kasus baru positif COVID-19 memang menurun karena saat ini pasien aktif hanya 167 orang yang tersebar di sembilan kecamatan atau menurun hingga 4,77 persen dibandingkan dengan jumlah kasus sebelumnya.

Dari 167 kasus, meliputi Kecamatan Bae sebanyak 29 pasien, Kecamatan Dawe sebanyak 14 pasien, Kecamatan Gebog sebanyak 17 pasien, Kecamatan Kota sebanyak 24 pasien, dan Kecamatan Jekulo sebanyak 12 pasien. Kemudian 12 pasien dari Kecamatan Mejobo, 34 pasien dari Kecamatan Kota, dan 16 pasien dari Kecamatan Kaliwungu.

“Kecamatan Undaan tercatat paling rendah jumlah pasien aktif COVID-19 karena hanya sembilan orang,” ujarnya.

Sementara jumlah pasien sembuh kini mengalami kenaikan sebesar 4,7 persen menjadi 87,89 persen karena dari total kasus positif COVID-19 sebanyak 5.592 kasus, kesembuhannya mencapai 4.915 kasus.

Kondisi serupa juga terjadi pada kasus kematian akibat COVID-19, kata dia, saat ini mengalami penurunan sebesar 0,06 persen menjadi 9,13 persen dari sebelumnya mencapai 10,09 persen.(ant)

Exit mobile version