Bangga Indonesia, Ciamis – Pemerintah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat mendukung masyarakat Desa Sukawening, Kecamatan Cipaku yang melakukan kegiatan menanam lima ribu bibit jeruk lemon dengan harapan hasilnya nanti bisa berkontribusi mendorong pemulihan ekonomi dampak pandemi COVID-19.
“Apresiasi kepada Kepala Desa Sukawening yang sudah berinovasi dengan melakukan penanaman bibit jeruk lemon, sebagai salah satu upaya membangkitkan perekonomian akibat pandemi COVID-19,” kata Bupati Ciamis Herdiat Sunarya saat menghadiri penanaman 5 ribu bibit jeruk lemon di Desa Sukawening, Kecamatan Cipaku, Senin.
Ia menuturkan penanaman lima ribu bibit lemon itu merupakan program Kelompok Wanita Tani (KWT) Bina Tani Desa Sukawening yang menilai komoditas tersebut akan memberikan keuntungan dan meningkatkan perekonomian masyarakat desa.
Menurut dia, banyak potensi untuk penanaman bibit-bibit lain yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, apalagi kondisi geografis di Kabupaten Ciamis cukup mendukung untuk pengembangan sektor pertanian.
“Jadi sudah sewajarnya kita menjaga, merawat, memanfaatkan, dan melestarikan hutan agar manfaatnya bisa terus kita rasakan hingga generasi anak cucu kita nantinya,” katanya.
Kepala Desa Sukawening Hendi Hermawan menambahkan bahwa kawasan desanya berada di batas kecamatan di kaki Gunung Sawal dengan mayoritas pekerjaan penduduknya adalah bertani.
Adanya sumber daya manusia dan lahan yang mendukung itu, kata dia, sesuai arahan Bupati Ciamis perlu upaya pengembangan untuk menjaga ketahanan pangan dan peningkatan pemulihan ekonomi, salah satunya memanfaatkan lahan menjadi lebih produktif.
“Ada 5 hektare tanah milik desa dan akan ditanami bibit lemon, jeruk manis, dan buah-buahan lain sebagai tambahannya,” kata Hendi.
Ia menambahkan selain menanam buah-buahan, rencananya akan membangun sarana olahraga dan kawasan agrowisata, untuk itu diharapkan adanya dorongan dari pemerintah daerah serta unsur terkait lainnya untuk merealisasikan rencana itu.
Selain itu, lanjut dia, masyarakat Desa Sukawening sudah berhasil mengembangkan komoditas kopi di lahan seluas 30 hektare dengan hasilnya memiliki nilai jual di pasaran.
“Di kaki Gunung Sawal ini ada 30 hektare perkebunan kopi yang ditanami oleh kelompok petani kopi yang beranggotakan 67 orang, dan hari ini alhamdulillah kita bisa merasakan kopi asli putra daerah,” katanya.(ant)