Site icon Bangga Indonesia

Pendidikan Indonesia Harus Terus Berbenah.

Bangga Indonesia, Surabaya – Pendidikan Indonesia Harus Terus Berbenah.

Sobat. Ada  beberapa  hal  yang  menyebabkan  membangun  perubahan  di pendidikan  ternyata  jauh  lebih  sulit  karena :

  1. Kepemimpinannya system hierarki. Jika atasannya  orang-orang  di zona nyaman, tidak pernah  membaca  buku, gagap teknologi, apalagi gaya  kepemimpinan  yang otoriter maka  perubahan tidak bisa diharapkan.
  2. Begitu banyak  beban administratif  buat  guru, karena  tenaga kependidikan  terlalu kreatif  membuat pedoman, SOP, dan peraturan  yang tidak fleksibel (ribet).
  3. Materi – materi pelatihan tidak kekinian  dan diadakan kurang serius  serta tidak

Sobat. Beberapa  kali  saya  diminta  oleh lembaga pelatihan  pendidikan  pemerintah  untuk melatih  dan yang terjadi peserta pelatihan di atas 50 orang, peserta keluar masuk mainan Hp, dan meminta segera selesai dan dipadatkan  sehingga waktu  dikurangi, hanya ceremonial  dan gugur kewajiban saja  dan ini beda  dengan pelatihan  yang  dilakukan oleh Industri, perusahaan nasional dan multinasional, BUMN, pelatihan menjadi kebutuhan  mudah  diaplikasikan  dalam pekerjaan mereka.

Sobat. Kegagalan  pelatihan  tenaga pendidik  dan kependidikan ( soft skill)  dikebanyakan  sekolah, dikarenakan  pengembangan  kepemimpinan dan rencana  suksesi  bersifat  tidak konsisten, tidak menentu, tanpa  disiplin  dan keteraturan.

Sobat. Teknik coaching  sangat  mendukung  untuk  setiap  pemimpin  yang  menggunakan  kepemimpinan  yang melayani  dan  menolong  guru  untuk memberdayakan  dan  mengoptimalkan  potensi  peserta didik, sehingga terjadi  kolaborasi antara  pendidik  dengan peserta didik, kolaborasi  antara  pimpinan  dan guru  serta  terjadi  relasi  yang baik  antara  pihak  sekolah  dengan orang tua  siswa.

Sobat.  Pesatnya  perkembangan  teknologi  berujung  pada  pergeseran budaya yang mau tak mau  mempengaruhi pola piker  dan  perilaku  generasi  now. Pendekatan  guru  dan  orang tua seharusnya  membuka peluang  untuk  menggeser  paradigma  tentang mereka, sehingga  mampu  memahami dunia mereka  dan  mendampingi  dalam segala tantangannya.

Sobat.  Pendidikan  karakter  yang  baik, pertama-tama harus  diajarkan  dan  diteladankan di rumah. Lalu  ditekankan kembali  oleh komunitas  dan sekolah formal. Dalam  menghadapi  perubahan  generasi  dan kita  sebagai  orang tua berhadapan  dengan generasi now  yang  memiliki karakteristik  yang berbeda  dalam  budaya, teknologi  dan inovasi, maka  diperlukan  pendekatan  parenting  yang mampu mengakomodasi  kebutuhan mereka.

Di sinilah penulis  menawarkan parenting coaching yakni  parenting  sebagai  bentuk kemitraan  bersama  antara  orang tua, guru dan anak, untuk memberdayakan  anak  dengan  menyediakan alat-alat  yang  diperlukan  agar kehidupannya  ke depan  menjadi  lebih baik. Keduanya  menstimulasi  dan  mengeksplorasi  pemikiran  dengan  proses kreatif, sehingga anak mampu  mengoptimalkan  potensinya.

Makna yang terungkap  dari  parenting coaching  ditekankan dalam 3 hal yaitu : Pertama.Kemitraan. Guru dan orang tua  menjadi sahabat bagi anak-anak. Kedua. Memberdayakan. Memberdayakan pikiran cenderung dalam bentuk dialog, diskusi, atau Tanya jawab antara orang tua, guru dan anak yang memancing dan merangsang  proses  berpikir mendalam  bersama anak. Jadi menggali dan menginspirasi anak untuk bertindak melalui kesadaran. Ketiga. Kreatif. Peran orang tua, guru  bukan hanya sekedar  sebagai penjaga  yang pasif  namun keduanya  memiliki relasi  yang  baik sehingga  orang tua. Guru mampu memenuhi kebutuhannya secara kreatif  dan memastikan anak  melakukan berbagai bentuk  tindakan-tindakan nyata  yang pada akhirnya  mampu mengoptimalkan potensinya. Dampaknya  anak merasa bahagia  karena menemukan sesuatu  yang baru dari buah  pikirannya.

“ Ada  dua jenis guru : Jenis  yang akan mengisimu  dengan banyak tembakan  sehingga kamu  tidak bisa bergerak, dan jenis  yang memberikan kamu sedikit lecutan di belakang sehingga kamu  akan melompat ke langit.” Robert Frost.

Sobat. Kompetensi  yang  harus  dimiliki  oleh  seorang guru  yang professional berdasarkan Standar Nasional Pendidikan  meliputi :

  1. Kompetensi Pedagogik. Kemampuan mengelola pembelajaran  peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik  untuk  mengaktualisasikan berbagai potensi  yang dimilikinya.
  2. Kompetensi Personal. Kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan  bagi   peserta  didik dan berakhlak mulia.
  3. Kompetensi Profesional. Kemampuan penguasaan  materi pembelajaran secara luas  dan mendalam  yang memungkinkan  membimbing  peserta didik memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Guru harus memiliki  pengetahuan  yang luas  berkenaan  dengan bidang studi yang aan diajarkan  serta penguasaan didaktik metodik  dalam arti memiliki  pengetahuan konsep  teoritis , mampu memiliki  model, strategi, dan metode yang tepat  serta mampu menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Guru pun harus  memiliki pengetahuan yang luas  tentang kurikulum  dan landasan
  4. Kompetensi Kemampuan  guru  sebagai  bagian  dari masyarakat  untuk berkomunikasi  dan  bergaul  secara efektif  dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Sobat. Belajar  dari  system pendidikan  di Finlandia  mengutamakan common sense  atau  akal sehat, lingkungan  pengajaran  yang holistic  dan menjunjung tinggi  kesetaraan daripada  kompetisi. Tiga  hal inilah  yang  membuat Negara  tersebut paling  inovatif soal  urusan pendidikan  di dunia. Menjadi Guru di Finlandia  adalah  profesi  yang  sangat tinggi.  Hanya 10 % dari kandidat  guru  yang diterima. Mereka harus lulusan master  dengan ilmu pedagogi  dan special ilmu untuk grade 7-9.

Sobat. Kompas  memberitakan mengenai Laporan tahunan berjudul World Happiness Report yang menobatkan Finlandia negara paling bahagia di dunia, dirilis pada Jumat (19/3/2021). Para peneliti di balik World Happiness Report menggunakan metode analisis Gallup dan meminta orang-orang di 149 negara untuk menilai kebahagiaan mereka sendiri. Dalam menyusun laporan tersebut, para peneliti juga mempertimbangkan indikator lain seperti PDB, dukungan sosial, kebebasan pribadi, dan tingkat korupsi setiap negara. Indikator-indikator tersebut dirata-rata selama tiga tahun terakhir mulai 2018 hingga 2020.

Sobat. Setelah Finlandia, negara-negara paling bahagia di dunia secara berturut-turut adalah Denmark, Swiss, Islandia, dan Belanda. Indonesia berada pada peringkat 82 dari daftar tersebut. Sementara itu, Afghanistan berada di posisi paling bawah dan dinobatkan sebagai negara paling tidak bahagia di dunia tahun ini.

Berikut adalah beberapa faktor yang menjadikan Finlandia sebagai negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia : Mulai Sekolah Pada Usia 7 Tahun. …, Hanya 1 Kali Ujian. …,Tidak Ada Persaingan. …, Tidak Ada PR. …,Guru menjadi Profesi yang Paling Dihormati. …,Waktu Sekolah yang Pendek. … ,Waktu Istirahat Itu Penting.

“ Suatu Penghargaan  yang tinggi  sebagai profesi  guru  karena guru tidak boleh dianggap  sebagai  pengganti  orang tua. Guru  mitra dari orang tua. “

( Spiritual Motivator – Dr Nasrul Syarif, M.Si   Penulis  Buku Santripreneur-Santri Milenial. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo Kediri. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur )

Exit mobile version