Site icon Bangga Indonesia

Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Karakter

Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Karakter

Pengertian Pengembangan Pembelajaran.

Sobat. Clarence Schauer menyebut pengembangan pembelajaran (pengembangan instruksional) sebagai perencanaan secara akal sehat untuk mengidentifikasikan masalah belajar dan mengusahakan pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan suatu rencana terhadap pelaksanaan, evauasi, uji coba, umpan balik, dan hasilnya. Twelker, Urbach, dan Buck mendefinisikan pengembangan pembelajaran sebagai cara yang sistematik untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan mengevaluasi satu set bahan dan strategi belajar dengan maksud mencapai tujuan tertentu. Suparman menyebut pengembangan pembelajaran sebagai suatu proses yang sistematik meliputi identifikasi masalah, pengembangan strategi dan bahan instruksional, serta evaluasi terhadap strategi dan bahan instruksional dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien (Suparman, 1991).

Sobat. Berdasarkan beberapa pengertian para ahli maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan pembelajaran adalah serangkaian proses yang dilakukan untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran. 

 

Pengertian Pendidikan Karakter

Sobat. Menurut Koesoema (2010:3) mengemukakan pengertian pendidikan karakter bahwa:

Karakter merupakan struktur antropologis manusia, di sanalah manusia menghayati kebebasan dan menghayati keterbatasan dirinya. Dalam hal ini karakter bukan hanya sekedar tindakan saja, melainkan merupakan suatu hasil dan proses. Untuk itu suatu pribadi diharapkan semakin menghayati kebebasannya, sehingga ia dapat bertanggung jawab atas tindakannya, baik untuk dirinya sendiri sebagai pribadi atau perkembangan dengan orang lain dan hidupnya.

Karakter juga merupakan evaluasi kualitas tahan lama suatu individu tertentu atau disposisi untuk mengekspresikan perilaku dalam pola indakan yang konsisten diberbagai situasi. Hal ini menunjukkan bahwa karakter memang terbentuk karena pola tindakan yang berstruktur dan dilakukan berulang-ulang agar dalam pembentukan karakter anak dapat berjalan dengan baik.

Menurut Sjarkawi (2006:1) bahwasanya:

Karakter adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.

Rahardjo (2010:16) berpendapat bahwa:

Pendidikan karakter adalah suatu proses pendidikan yang holistic yang menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik sebagai fondasi bagi terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dan memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

Definisi di atas tampaknya masih bersifat umum. Secara rinci Prasetyo dan Rivasintha (2013:30) mendefinisikan bahwa:

Pengertian Pendidikan karakter sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.

Sobat.  Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam mewujudkan pendidikan yang berkarakter adalah dengan mampu menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik sebagai fondasi agar terbentuknya generasi yang berkualitas yang mampu hidup mandiri dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga nantinya bisa menjadi manusia insan kamil yang memiliki prinsip suatu kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan

Bagaimana Pendidikan Karakter Anak dalam Islam.

Sobat. Karakter anak harus dibentuk sejak anak usia dini. Tujuannya dari pembentukan karakter ini agar anak memiliki kepribadian yang baik sehingga ketika anak sudah menginjak dewasa maka ia akan menjadi anak yang shaleh maupun shalehah sehingga akan bisa memberikan manfaat yang banyak untuk sesama. Tanpa proses pemberian pengasuhan dan pendidikan yang benar, mustahil untuk mencetak anak yang berkarakter.

Anak yang berkarakter tentunya memiliki parameter dan nilai standarisasi meskipun pointnya bisa saja berbeda tergantung dari kemampuan yang dimiliki anak. Hal yang terbaik untuk digunakan sebagai parameter adalah tentunya pembentukan karakter anak yang berwawasan Islam. Dalam Islam sendiri mengatur tentang bagaimana cara membentuk karakter anak. Banyak acuan dan kisah-kisah yang bisa dijadikan media pembelajaran untuk membentuk karakter anak.

Dalam Alquran ataupun Sunnah Nabi banyak dijabarkan bagaimana cara membentuk dan mendidik anak sehingga anak bisa menjadi anak yang berkarakter. Karena pembentukan anak yang berkarakter mustahil dilakukan jika tidak ada contoh riil yang bisa dijadikan uswah atau teladan bagi anak. Teladan ini menjadi penting karena anak juga memerlukan figur sehingga ia akan mengikuti jalan yang pernah dilakukan oleh figur tersebut.

Lantas bagaimana pembentukan karakter anak dalam Islam? Berikut ini adalah cara dan tips dalam membentuk dan mendidik anak yang berkarakter dalam Islam

1. Pola pengasuhan (Hadanah)

Karakter anak bisa dibentuk jika menggunakan pola pengasuhan yang benar. Anak-anak memiliki tahap-tahapan usia dan dalam tahapan usia tersebut tentunya anak juga memerlukan perlakuan yang berbeda. Cara mendidik anak ini akan bisa optimal jika disesuaikan dengan usia anak. Anak usia dini tentunya memerlukan kasih sayang yang cukup bila dibandingkan mendidik anak yang sudah memasuki usia dewasa. Penerapan ketegasan antara anak-anak akan berbeda dengan anak usia dewasa.

2. Suri tauladan

Teladan sangat penting dalam proses pendidikan anak. Karena memang biasanya anak hanya akan meniru apa yang ada disekitarnya dan apa yang diajarkan kepadanya. Pembentukan karakter ini akan menjadi berat manakala tidak ada figur yang bisa dijadikan contoh terutama orang tua. Orang tua merupakan contoh teladan terdekat anak. Sedangkan orang tua hendaknya mengikuti teladan terbaik yaitu Nabi Muhammad. Maka untuk membantu keberhasilan dalam pembentukan karakter anak maka hendaknya orang tua tidak memberikan teladan yang buruk di depan anak.

  1. Rangsangan dan ancaman

Rangsangan dan ancaman hendaknya diajarkan kepada anak sehingga anak akan memiliki motivasi ketika beraktivitas. Pengenalan ancaman dan rangsangan ini bisa diajarkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan berpikir anak. Dengan pemberian rangsangan maka anak akan termotivasi untuk berbuat kebaikan. Sedangkan pendidikan ancaman maka anak akan belajar untuk menjauhi dan tidak melakukan perbuatan buruk.

  1. Kisah teladan

Cerita merupakan kisah yang bisa memberikan nilai pendidikan untuk anak. Anak akan bisa menangkap maksud dari cerita yang disampaikan tanpa ada kesan menggurui kepada anak. Agar nilai pendidikan bisa diserap anak maka sempatkanlah mendidik anak dengan membacakan kisah-kisah inspiratif untuk anak. Banyak cerita yang bisa kita sampaikan kepada anak baik itu kisah yang ada dalam Alquran ataupun cerita tentang Nabi dan sahabat-sahabatnya.

5. Dialog

Komunikasi antara orang tua dengan anak sangat penting untuk dilakukan. Untuk anak usia dini, dialog yang baik akan bisa merangsang kemampuan bahasa anak. Dengan dialog dan komunikasi yang baik kepada anak juga akan mendekatkan hubungan orang tua dengan anak. Dialog yang baik akan menuntun anak dalam memahami karakter yang akan menjadi kepribadiannya. Maka tak heran dengan bahasa dialog kita akan bisa menebak seseorang darimana dia berasal. Dialog orang jawa tentunya juga akan berbeda dengan cara dialog orang batak.

6. Latihan pengamalan

Sebuah teori ataupun pendidikan yang diberikan kepada anak juga harus diberikan contoh dalam pengamalan. Dengan melakukan aktivitas riil maka akan bisa membekas dalam ingatan anak sehingga tidak hanya sekedar retorika belaka yang tidak akan melekat dalam ingatan anak. Banyak contoh-contoh pengamalan sederhana yang bisa berikan. Misalnya tentang sedekah kepada pengemis, mencuci baju sendiri, menengok orang/teman sakit dan masih banyak lagi contoh yang lain.

7. Lingkungan yang mendukung

Lingkungan merupakan pembentuk karakter anak yang cukup ampuh. Karakter anak sangat bisa dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Teman bermain adalah magnet yang sangat kuat untuk anak meniru. Oleh karena itu agar anak memiliki karakter yang baik dibutuhkan lingkungan yang baik pula.

Pembentukan karakter anak tidak hanya dilakukan dalam lingkup sekolah saja, akan tetapi para orang tua juga memiliki kewajiban dalam membentuk karakter anak. Pendidikan yang berkarakter tidak akan bisa berhasil secara optimal jika tidak ada kerja sama yang baik antara pihak sekolah dan pihak orang tua. Untuk membantu suksesnya pendidikan karakter anak maka doa merupakan senjata yang ampuh yang wajib digunakan.

Silahkan  Para Mahasiswa  membuat Makalah  mengenai Tema besar Pengembangan Pembelajaran Pendidikan Karakter dengan sub tema berikut. Masing-masing mahasiswa bisa memilih satu sub tema di bawah ini :

  1. Strategi jitu menanamkan character building di era disruption revolusi indutri 4.0.
  2. Pembentukan Karakter Mandiri dan Tanggung jawab di Pesantren dalam menghadapi Era Revolusi Industri 4.0.
  3. Hubungan Konsep diri dengan Orientasi Masa Depan.
  4. Menumbuhkan Sikap dan Perilaku Peduli
  5. Menanamkan Karakter Kreatif dan Inovasi kepada Siswa didik
  6. Menumbuhkan Karakter Pemimpin yang Melayani
  7. Membentuk dan Membangun Karakter dan Kepribadian Islam.
  8. Menanamkan Karakter Peduli Lingkungan dan Gemar Membaca.
  9. Menanamkan karakter Disiplin Nilai-nilai Cinta Tanah Air.
  10. Membangun Karakter Komunikatif  dan Membiasakan Berpikir Kritis dan Analytical Thinking
  11. Soft Skill yang dibutuhkan dalam menghadapi era disruption revolusi industry 4.0
  12. Strategi Cerdas  dalam Learning From Home

Ingatlah  selalu sobat bahwa fokus pendidikan  bukan pada kurikulum  tetapi manusianya. Teach to Learn ………. Cara  terbaik  untuk  belajar ilmu adalah  dengan mengajarkannya  pada orang lain. Semua orang tahu  bahwa  guru belajar  jauh lebih  banyak  dan lebih  dulu  daripada  muridnya. Jadilah, carilah seseorang  atau  rekan kerja atau kolega bahkan anak buah Anda atau Siswa Anda atau siapapun ajari dia dengan wawasan  yang telah Anda peroleh.

Salam Dahsyat dan Luar Biasa !

( Dr Nasrul Syarif M.Si.  CEO  Educoach. Direktur Utama PT Edutama Global Indonesia. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo )

Exit mobile version