Bangga Indonesia, Sidoarjo – Meniti hidup menjadi orang sukses memang tak selalu berjalan mulus. Apalagi mereka yang berasal dari keluarga yang tak mampu alias keluarga miskin. Ini pula yang dilakoni oleh Ema Uzlifatul Jannah, S.Psi, M.Psi.
Dalam sebuah seminar Indahnya Berbisnis 2014 yang diselenggarakan FRESH Media, beberapa waktu lalu, gadis kelahiran Mojokerto, tahun 1988 ini mengungkapkan pahit getir perjalanan hidupnya. Ia pernah menjalani kerasnya kehidupan sebagai tukang sapu, hingga penjual krupuk keliling.
Usia muda yang oleh banyak orang diisi dengan kegiatan-kegiatan menyenangkan atau bahkan sekolah, namun oleh Ema dimanfaatkan untuk mencari uang tambahan biaya sekolah maupun biaya hidupnya. Maka pekerjaan-pekerjaan ‘kasar’ tersebut pun terpaksa harus dijalankannya.
“Sejak SMP saya sudah terjun menjadi tukang sapu. Dan saat SMA saya menjadi tukang cuci piring disalah satu warung dekat sekolahan” kata Ema.
Meski serba terbatas dan hampir tak ada waktu sekolah, namun niatan Ema untuk meraih cita-citanya menjadi guru masih sangat tinggi. Di setiap sela waktu, ia selalu menyempatkan diri untuk membaca berbagai buku. Kebiasan baik ini ternyata sangat menguntungkan dia. Beberapa lamaran kerja yang ia masukkan ternyata mendapat respon yang sangat baik. Namun demikian, ia tak bisa mewujudkan cita-citanya lantaran biaya kuliah yang teramat banyak. Akhirnya sembari bekerja, ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Dakwah, Jurusan Psikologi Institut Agama Islam Negeri Surabaya (saat ini UINSA). Selanjutnya, melalui program beasiswa Ema melanjutkan kuliah ke Magister Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 2 tahun dan selesai pada 2013.
“Sesungguhnya semua ini bisa terjadi karena diri kita sendiri yang memulai. Tidak harus bergantung pada orang tua apalagi mengandalkan orang lain,” katanya.
Rupanya kebiasaannya membaca sejak kecil itulah yang kini ia sadari sebagai ilmu tak terbatas yang pernah ia dapati. Berbagai pengetahuan dari buku-buku yang dibaca telah menjadi jembatan ia menduduki posisi Direktur Sumber Daya Manusia di PT. Duta Asia Nusantara.
Tidak berhenti di situ, menjadi sebuah kebanggaan sekaligus amanah yang harus dijalankannya ketika Ema dipercaya sebagai Konsultan Psikologi oleh beberapa perusahaan di Jatim melalui perusahaannya Fresh Consultant.
Selain itu, Ema juga tercatat pernah menjadi Direktur Operasional PT. Izy Kanaya Indonesia, setelah tiga tahun, tepatnya pada tahun 2013, Ema membuka usaha kuliner, sambel pecel yang ia namai sambal pecel “Bude”, dengan keuletan dan kegigihannya kini Ema sudah memiliki beberapa pelanggan di Jombang, Mojokerto sampai dengan Sidoarjo, bahkan sering ada beberapa pesanan dari luar jawa.
Pahit getirnya perjalanan hidup Ema dimaknai sebagai sebuah perjuangan panjang, hasil kerja keras, keuletan dan ketekunannya. Ia tak pernah putus asa meski ia tahu menjadi orang sukses memang sulit baginya, apalagi dari keluarga sederhana. Namun semua itu kini terbayarkan sudah oleh Ema seorang.
@Joko Ario