Refleksi Sumpah Pemuda – Dari Pemuda Untuk Masa Depan Bangsa
(Yodhi Setiawan – Pemuda Pembelajar)
Oktober dikenal sebagai bulan perjuangan pemuda. Pada bulan Oktober, semangat gelora dari kalangan pemuda terpelajar mengkepspresikan pemikirannya terhadap situasi bangsa. Mereka tercerahkan dan tersadarkan dengan pemikiran yang mampu menggerakkan arah perubahan bangsa. Sumpah pemuda adalah ikrar bersatunya pemuda terpelajar untuk melawan penjajahan, mereka tak lagi sendiri sendiri dalam melawan penjajah, namun mereka bersatu dalam satu ikatan bernama Bangsa Indonesia untuk mengusir penjajahan di Bumi Pertiwi.
Sumpah pemuda tentu bukanlah moment spontanitas tanpa didasari pemikiran yang mendalam. Para pemuda kala itu menyadari kondisi bangsa yang sedang tidak baik baik saja dan merindukan kemerdekaan dari penjajahan fisik dari negara penjajah. Itulah kenapa memperingati hari sumpah pemuda ini menjadi titik penting bagi para pemuda untuk kembali menemukan jati dirinya sebagai agent of change perbaikan negeri baik dari sisi social masyarakat, maupun dari sisi ekonomi yang mampu mandiri.
Tantangan Kemandirian Pemuda Butuh Peran Negara
Genarasi pemuda adalah generasi penerus pembangunan bangsa, ditangannyalah masa depan bangsa ini akan dibawa. Seiring dengan perkembangan zaman, membuat persoalan negara semakin kompleks dan beragam. Diterapkannya pasar bebas asean misalnya, membuat para pelaku usaha dari dalam negeri kelabakan dalam persaingan dengan industry besar dari luar negeri. Produk mereka diserang secara langsung maupun tidak langsung dari pasar bebas yang dengan mudah masuk pada pasar dalam negeri. Tentu ini sangat memprihatikan para pelaku UKM. Pemerintah berasumsi, bahwa dengan diterapkannya pasar bebas asean akan mendorong UKM Indonesia menjadi lebih kreatif, inovatif dan produktif, namun kenyataannya tidak demikian. Bisa dikatakan tidak apple to apple, kelas UKM Kita masih level ‘Teri’ namun harus dihadapkan dengan Level ‘Kakap’ yang siap menerkam kapan saja.
Faktor ekonomi sering menjadi indicator sejahteranya bangsa, tentu hal ini butuh keberpihakan negara dalam mendukung segala upaya pelaku ekonomi dalam negeri untuk meningkatkan karyanya, melahirkan tempat kerja, mengurangi angka pengangguran dan memperbaik kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Peluang dan Tantangan Pemuda, Kini & Nanti
Tak bisa dipungkiri, kualitas dari pemuda terbentuk dari pemikiran & pendidikannya. Pendidikan yang berorientasi pada pasar, hanya akan mencetak para pemuda yang bermentalitas pekerja (mesin produksi), Bahkan lebih jauh, sisi strategis pemuda akan menjadi target konsumen di pasar yang sangat potensial ini. Ini tentu menjauhkan pemuda dari fitrahnya sebagai manusia dan pembawa perbaikan bangsa.
Ini membuktikan Perkembangan dunia teknologi yang semakin pesat harusnya membuat pemuda lebih cepat dan proaktif dalam menanggulangi problem ini, namun ternyata tidak selalu demikian. Jangankan memikirkan masa depan bangsa, untuk memikirkan masa depannya sendiri saja masih enggan dan cenderung terlena dengan kegiatan social media yang menjauhkan mereka dari problem yang sesungguhnya.
Momen Sumpah Pemuda ini sudah seharusnya menjadi titik balik perjuangan pemuda era ini untuk mengenali jati dirinya. Sebagai apapun profesinya, perjuangan adalah nafas dari ikrar yang dicetuskan di sumpah pemuda 28 Oktober 1928 lalu. Artinya, bila pemuda tidak memperjuangkan perbaikan negeri, bisa dipastikan nafas dan denyut nadi negeri ini akan berhenti.
Dari sisi Ekonomi dan Bisnis, peran pemuda sangatlah vital. Pemuda sebagai nafas zaman harus berkarakter, mandiri, berkapasitas dan memiliki daya saing baik di tingkat local mapun global. Aktivitas kewirausahaan dapat membantu menumbuhkan karakter kepemimpinan dalam menjalankan tim, menghadapi tantangan dan resiko dan melihat peluang yang ada di depan mata. Disinilah perlunya pemuda untuk mengenal Kewirausahaan dan menjadi bagian dari pelaku wirausaha yang melahirkan lapangan kerja, menggerakkan roda ekonomi dari aktivitas bisnis.
Karakter wirausaha adalah karakter yang kuat, berani mengambil resiko dan tak mudah menyerah. Inilah karakter yang dibutuhkan para pemuda. Kewirausahaan juga mendorong pemuda untuk berpikir inovatif yakni proses berpikir yang menghasilkan gagasan dan solusi atas problematika yang terjadi. Dengen berpikir inovatif, pemuda yang berwirausaha telah mendayagunakan pemikiran dalam menghasilkan produk, gagasan dan solusi baru, bagi dirinya sendiri maupun lingkungannya. Untuk memenangkan persaingan, tentunya seorang wirausahawan perlu memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut perlu didasari cara berpikir maju, penuh dengan gagasan gagasan baru yang berbeda dan lebih baik dari produk yang selama ini telah ada di pasar.
* Tulisan Murid sy seorang pengusaha muda yang semangat berjuang dan berdakwahnya luar biasa.