Site icon Bangga Indonesia

Respon Positif Warnai ‘Hattrick’ Doktor Faqih di Workshop BNN Tuban

Dr Nasrul Faqih Syarif MSi menggunakan clipcat sebagai alat bantu menerangkan materi Workshop BNN Tuban, Rabu (24/03). FOTO BANGGA INDONESIA/Istimewa

Bangga Indonesia, Tuban – Tiga kali tampil di Tuban, motivator nasional Dr Nasrul Faqih Syarif MSi tampil memikat. Respon positif audiens mewarnai acara “hattrick” yang diprakarsasi BNN setempat itu.

Tetap mengambil tempat acara di Resto Kayu Manis, Rabu (24/03) itu adalah kali ketiga Doktor Faqih menghadiri workshop yang diikuti berbagai elemen masyarakat. Tiga kali itu pula, motivator yang juga Owner Quantum Spirit Training ini, selalu mendapat jatah siang hari.

Dua acara yang hampir sama dan digelar di tempat yang sama, motivator yang juga pengisi acara di beberapa radio di Surabaya ini, selalu mendapat jatah jam tampil yang tak berubah. Tengah hari.

Jam-jam usai Ishoma (istirahat, sholat dan makan) itu, efeknya, pasti membuat peserta malas. Mengantuk!!!

Jadwal  itu, diakui Doktor Faqih bukan pilihannya. Pilihan panitia. “Mereka menganggap saya bisa menghidupkan suasana. Padahal jam segitu saya juga lagi ngantuk-ngantuk-nya. Hee he,” ujarnya kepada banggaindonesia.com.

Soal jadwal di siang hari, diakuinya sudah biasa. Sering diperolehnya. Ia menyadari pula saat itulah paling tidak disukai peserta. “Mereka lagi malas-malasnya mendengarkan ceramah. Apalagi materinya harus sampai dua jam,” jelasnya.

Apa kiat agar mereka tidak larut dalam suasana kantuk berat? Doktor Faqih punya jurusnya. Ia selalu mengawali acara dengan pengenalan diri. Bukan dirinya sendiri. Diri para peserta.

“Nanti kalau saya bilang siapa diri kita, jawabnya:”Saya Spesial, Saya Juara, Saya Pasti Bisa!’ pintanya pada audiens secara serempak dan sekeras-kerasnya.

Begitu kalau saya bilang: “Halloo.. Jawabnya: Hai..” Lantas kalau ada kata-kata: “Stand Up, jangan dijawab Komedi ya,” peserta pun tertawa.

Tapi jawab dengan gerakan berdiri dari tempat duduknya. Kemudian Doktor Faqih bilang,”Sit down please,” maka peserta dipersilahka duduku kembali sembari menjawab,”Yes sir.”

“Itu namanya Ice Breaking. Ice breaking ini harus dijelaskan lebih awal. Kalau tidak, audiens akan lholaklolok,” tertawa 20 pesertapun meledak.

Nah, itulah menurut Owner Quantum Spirit Training kunci membuka sebuah acara bagi seseorang di public speaking. Ini agar suasana yang beku menjadi cair. Larut. Peserta akan tergugah untuk berinteraktif dengan pembicara.

Selain itu, ada cara khusus yang dilakukan Doktor Faqih selama membawakan sebuah acara. Yaitu menguasai materi yang akan disampaikan.

Namun, dia juga punya prinsip saat materi itu disampaikan pada jam peserta lagi mengantuk. Ia tidak menggunakan infocus atau proyektor slide sebagai alat penerang power point-nya. Bapak dua anak yang sulungnya studi di Universitas Al Azhar Kairo ini, memakai alat bantu disediakan panitia, itu sebagai pengenalan CV (curriculum vitae-nya).

Slide itu hanya untuk pemanis. Sekedar pajangan biar keliatan keren. Hee heee,” ujarnya di sela acara.

Dosen Pasca Sarjana IAI Tribakti Lirboyo Kediri ini, lebih suka memilih papan tulis berupa Flipcharts, plus kertas dan spidol sebagai alat bantu penerangannya. Flipcharts ini diletakkan persis di tengah, di bawah panggung, di antara empat baris kursi audiens yang tertata rapi. Social distacing.

Alat peraga ini memang tampak efektif. Semua mata tertuju di Flipcharts dan dirinya. Apalagi Doktor Faqih sanggup berdiri. Bergerak dengan gestur tubuh yang menyesuaikan materi yang dibicarakan.

Action-nya familiar. Mudah dipahami. Joke-joke yang disampaikan juga segar. Kadang intelek, juga tak lupa menyelipkan guyonan ala Suroboyoan, yang sering dipakai di program televisi lokal Jawa Timur “Pojok Kampungan.”

Kemasan Doktor Faqih inilah yang membuat tiga kali hattrick diundang BNN Tuban, selalu membawa kesan positif. Suasana acaranya dinamis, happy di ruang yang sejuk.

Bahkan, di kali ketiga kehadirannya di Tuban, Rabu itu, dia tampil lebih maksimal. All out. Istimewa. Sangat komunikatif dengan audiens.

Ice breaking andalannya: “Saya Spesial, Saya Juara dan Saya Pasti Bisa”, tak pernah dia tinggalkan. Jargon ini selalu ia gelegarkan ketika merasa suasana hening dan mulai ada yang mengantuk.

Ice breaking ini sekaligus menjadi obat agar peserta kembali fokus dan tidak mengantuk. Kendati begitu, Doktor Faqih masih membumbui materinya dengan canda.

Tak ayal, gelak tawa pun sering mewarnai workshop tersebut. Ia bukan melawak. Namun bahan cerita atau contoh sosok yang mengispirasi banyak orang itu, disampaikannya dengan tutur kata dan gestur tubuh yang memancing tawa peserta.

Saat mengambil contoh artis bernama Pepeng, tokoh inspiratif. yang tak menjadikan kesehatan sebagai alasan untuk berkarya dan sukses, itu, Doktor Faqih bisa bercerita serius dan langsung menukik menjadi sendau gurau.

Doktor Faqih menyebut host terkenal di salah satu stasiun televisi nasional itu, sangat menginspirasi banyak orang. Betapa tidak.

“Pepeng dalam kondisi lumpuh. Bertahun-tahun di atas kasur. Tapi dia masih bisa berkarya. Dia berhenti setelah Allah menjemput mautnya,” kisahnya.

“Pepeng ini orang Madura,” lanjut Doktor Faqih. Semangatnya luar biasa. Pantang menyerah. Kesehatan bukan menjadi alasan untuk survive.

Lantas? Ya. Bicara soal Pepeng. Motivator sederhana dan ramah ini teringat kecerdikan orang Madura ketika menjemputnya di acara ceramah di Madura.

“Saya tidak menyangka, panitia yang menjemput saya di rumah, di Surabaya, itu membawa ambulance. Saya tanya kenapa membawa ambulance. Dia jawab, pak Faqih tidak akan bisa sampai Madura kalau naik mobil biasa,” ceritanya.

Benar. Sejak dari rumahnya sirine ambulance itu dibunyikan hingga tentangganya terkejut dikira ada orang sakit. Dan, sepanjang jalan sirine mobil terus berbunyi.

Uing-uing-uing. Saya tertawa. Sopirnya pun tertawa. Kalau tidak begini, bapak pasti terlambat di acara nanti. Jawab orang Madura ini,” cerita Faqih dengan logat serta mimik dan gaya orang Madura. “Apa nggak cerdas orang seperti ini. Inspiratis sekali,” tawa peserta pun meledak.

Kisah yang tak kalah lucu juga banyak disampaikan motivator yang sering menjadi khotib Sholat Jumat ini. Dan, penempatan sendau guraunya pas sesuai dengan materi motivasi yang disampaikan.

Tak heran jika peserta yang mengikuti motivasi Doktor Faqih bukan hanya puas dengan materi yang disampaikan. Namun cara penyajiannya yang tidak menjemukan dianggap sangat menghibur.

“Baru kali ini saya ikut seminar seperti ini. Saya senang. Penyampaian Pak Faqih sederhana dan bisa dimengerti. Orangnya tidak jaim (jaga image). Joke-joke-nya bikin geer. Analoginya mengena. Bikin mak-jleb di hati,” aku salah satu peserta yang berjualan daging gilingan di Pasar Tuban ini.

Peserta lain juga mengakui tidak jadi mengantuk. Ia menilai suasana workshop yang dilakukan Doktor Faqih sangat dinamis. Komunikatif dan hidup.

“Ia tidak berbicara satu arah. Peserta juga dibawa ke suasana hepi, nyaman dan menyenangkan,” aku pria asli Kampung Rungkut Surabaya ini.

Doktor Faqih sendiri mengakui ada energi di penampilannya yang ketiga itu. Respon positif dan aktifnya audiens membuat dirinya kian terseterum. Ia yang sebenarnya juga mulai mengantuk, tergugah oleh aliran positif peserta.

“Hari ini sangat istimewa. Kelas ini luar biasa,” puji Doktor Faqih di tengah peserta yang ledakan tawanya membuat seisi ruang workshop menggelar.

Kendati suasana sepanjang workshop cukup heboh, namun di sesi akhir, penutup, Doktor Faqih berhasil mengajak peserta dengan khusuk mengikuti sesi muasabah. Negatif comucation.

Tak sedikit peserta yang meneteskan air mata dan menangis sesenggukan ketika irama musik romantik, degan gelombang alfa, mengiringi sesi introspeksi diri. Melalui pengeras suara Doktor Faqih mengajak peserta untuk beristigfar, bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah berikan Allah SWT. (aba)

Exit mobile version