Bangga Indonesia, Nganjuk – Bedah buku SantriPreneur Santri Melenial menembus empat kota. Road show perdana kali ini dilakukan selama tiga hari di empat kota: Nganjuk, Solo, Yogjakarta dan Sragen.
Adalah Pondok Pesantren Muhammadiyah Sepang, Nganjuk, Jawa Timur, Senin (25/03) menjadi kota pertama yang disinggahi penulis buku petunjuk agar santri tidak sekedar mahir di bidang keagamaan ini. Tapi juga kewirausahaan dan jurnalis serta literasi.
Sekitar 40 santri dan santriwati sejak pagi sudah menunggu kehadiran Dr. Nasrul Faqih Syarif, M.Si dan Cak Amu (Abdul Muis), penulis buku tersebut. Para santri tampak responsif dan semangat sekali menyambut kehadiran pemateri.
Doktor Faqih mengawali ceramah motivasinya mulai pukul 09.00 WIB. Kemudian dilanjutkan Cak Amu dengan motivasi jurnalismenya.
Selama dua jam acara berlangsung gayeng. Para santri merespon dengan serius namun penuh keakraban. Gelak tawa juga mewarnai acara yang digelar di ruang kelas lantai antas. Lesehan.
Motivator spiritual Doktor Faqih mengawali sapanya dengan Ice Breaking,“Takbir,” langsung dijawab serentak para santri,”Allahu Akbar.”
Doktor Faqih lantas menyebut dalam buku SantriPreneur terdapat banyak pengetahuan agar santri tidak hanya jago mengaji dan kuat keagamaannya. Buku itu juga mengajak mereka agar mampu berkarya dan mandiri.
Kunci sukses ada pada kata kunci HIT. “Apa HIT itu? Bukan merek obat nyamuk,” katanya disambut tawa para santri.
Ia kemudian menjabarkan panjang lebar soal HIT. “H di sini adalah hancurkan penghalang anda untuk meraih sukses,” tegasnya.
Apa saja yang menghalangi? Di antaranya banyak alasan karena kesehatan, umur atau fisik. “Gus Dur itu jadi presiden tidak merasa terhalang karena kondisi fisiknya,” tegas Doktor Faqih.
Kemudian I yang dimaksud dalam kata kunci HIT adalah Impian. ” Tulis impian mu apa saja. Kemudian kalian harus berdoa,” jelasnya.
Kekuatan doa itu pernah dialami Thomas Alva Edison. Dia bisa sukses karena doa orang tua. “Maka mintalah doa pada orang tua kalian agar bisa sukses,” ungkapnya.
“Kalian kenal Thomas Alfa Edison?” tanya Doktor Faqih yang dijawab santri mengenali ilmuwan penemu bola lampu itu.
‘Thomas Alva Edison itu anak ideot. Di tangan seorang ibu yang tegar dan hebat dia jadi pengusaha besar. Maka the power off doa ini sangat penting,”imbuhnya.
Lantas huruf “T” dari HIT adalah tingkatkan potensi diri agar menjadi manusia yang kompeten. Nah, mulai saat ini, sejak di bangku sekolah para santri harus menggali potensi diri.
Doktor Faqih kemudian meminta Cak Amu untuk memotivasi para santri dari sisi potensi diri. “Dalam buku SantriPreneur ini ada materi dari Cak Amu. Dia pernah jadi wartawan Jawa Pos selama 30 tahun,” ujarnya disambut applaus santri.
Mantan produser kreatif Pojok Kampung di JTV ini, menyebut kiat sukses yang disampaikan Doktor Faqih itu valid. Dia sejak duduk di bangku SMP sudah mencatat impian yang semuanya menjadi kenyataan.
“Mimpi itu sudah ditanamkan orang tua saya” jelas Direktur Program Bangga Indonesia ini. Orang tuanya menyebut dirinya sejak di kandungan sudah diberi nama oleh seorang wartawan dengan nama Abdul Muis.
“Abdul Muis itu sudah dikenal sejak dulu. Dia seorang penyair dan sastrawan. Lha Abdul Muis yang ini adalah wartawan yang sudah keliling dunia, naik haji dan meliput Olimpiade Atlanta, Piala Dunia secara gratis,” katanya.
Lantas terkenal siapa? “Abdul Muis yang sekarang ini lebih dikenal sebagai Cak Amu. Dia kini punya program Pancal Cak Amu di Channel YouTube Bangga Indonesia.
“Sekarang saya ingin bersama para santri untuk mencetak Abdul Muis, Abdul Muis yang baru. Kalian harus lebih hebat dari yang punya nama itu. Semua para santri saya doakan bisa jadi presiden semuanya, bukan jadi wapres karena sudah ada Pak Kiyai Makruf Amin,” para santri bertepuk tangan.
Di sesi terakhir Cak Amu mengingatkan kembali pesan Doktor Faqih dalam motivasinya selalu mengajak audience untuk menjadi manusia yang spesial, juara dan harus bisa. Karena sejatinya manusia adalah makhluk maha karya Allah yang tidak ada kamus kalah.
Mengapa? Dari sejuta sel sperma ayahnya yang berhasil dibuahi ovum ibunya adalah mereka yang hidup hingga kini. Maka Allah dan orang tuanya akan bangga jika Si Sperma ini benar-benar sukses menjadi Sang Juara.
Seusai memberikan motivasi dan bedah buku di Nganjuk, pemateri yang juga CO-Founder Bangga Indonesia ini melanjutkan perjalanan ke Solo. Di kota ini sudah disiapkan bertemu dengan preman yang sudah tobat dan tergabung dalam Komunitas Ekspreso ( Eks Preman Solo) malam ini, Senin (29/03).
BEDAH BUKU
Bedah buku ini akan berlangsung tiga hari penuh. Selain Nganjuk dan Solo, agenda kota lain yang sudah siap menyambut kehadiran tim Bangga Indonesia adalah Yogyakarta dan Sragen.
Buku SANTRIPRENEUR-SANTRI MILENIAL ini sengaja dicetak untuk kalangan santri dan umum. Buku tersebut berintikan untuk membangun seseorang berkarakter entrepreneur, penulis dan jurnalistik.
Ini satu terobosan pola pendidikan berbasis Tahfidz (penghafal Alquran) yang dikemas untuk membangun kemandirian para santri agar siap menghadapi tantangan zaman di Era Milenial.
Santri tidak hanya memiliki Aqidah keislaman yang kental dan kokoh. Santri harus memiliki skill sesuai dengan talenta yang dimiliki. Buku tersebut akan membuka pola pikir santri tentang masa depannya yang harus dipersiapkan secara dini.
Bedah buka SANTRIPRENEUR-SANTRI MILENIAL ini akan membuka cakrawala para santri tentang perlunya mental sebagai pejuang yang bisa hidup mandiri. Berkarya dan produktif untuk membangun perekonomian, diri, keluarga, bangsa dan negara.
Santri harus memahami tentang kewirausahaan. Buku ini memotivasi mereka agar berdiri tegak dengan basic atau skill yang dimiliki setelah talentanya sudah ditemukan.
Kewirausahaan bukan hanya tentang berdagang atau jual beli secara offline. Namun para santri perlu belajar untuk menulis agar usahanya bisa dipromosikan melalui media digital dengan bahasa yang benar, enak dibaca dan mengena di hati pembaca.
Maka dengan karya jurnalistik adalah metode gaya penulisan yang tepat untuk diberikan kepada santri. Buku ini akan menjelaskan tentang arti Jurnalistik dan bagaimana mereka bisa menulis sesuai kaidah yang benar. Bukan HOAK.
Selain itu, ketika para santri mahir dalam menulis akan mampu menjadi penulis buku. Salah satu materi dari isi buku SANTRIPRENEUR-SANTRI MILENIAL ini juga memberikan kiat kiat menulis buku dengan cepat dan tepat waktu.
Buku perdana dan pertama di Indonesia yang peduli terhadap keberadaan santri ini ditulis oleh pemateri yang kompeten di bidangnya. DOKTOR Nasrul Syarif MSi adalah seorang pengelola beberapa pondok pesantren, motivator spiritual dan penulis buku yang produktif.
Kemudian M. A. Burhanuddin ST MM adalah seorang pebisnis yang sukses di bidang kuliner, advertising dan Bangga Indonesia Grup. Abdul Muis yang karib disapa Cak Amu adalah wartawan senior yang pernah berkarya 30 tahun bersama Jawa Pos Grup. Kini menjadi Direktur Bangga Indonesia TV dan Pemimpin Redaksi Banggaindonesa.com. (aba)