Site icon Bangga Indonesia

Sarjana Teknik Elektro ITS ini Bangun Bisnis “Indonesia Berkah Hijau”

Ali Ridlo Alkaff, ST (kanan) bersama Founder Bangga Indonesia, Kang Didin. FOTO ISTIMEWA

Bangga Indonesia, Surabaya – Membangun sebuah bisnis tidak harus linier dengan disiplin ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah, Ini dibuktikan Ali Ridlo Alkaff, ST.

Sarjana teknik elektro Institute Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS) ini, tengah membangun sebuah bisnis yang tidak berkaitan dengan kabel listrik atau bahan teknik sejenis lainnya.

I believe in nature,” sebut Founder dan CEO Indonesia Berkah Hijau ini kepada banggaindonesia.com. Ali percaya kembali ke alam akan membawa manfaat yang lebih besar untuk umat.

Ia menyebut “Indonesia Berkah Hijau” adalah sebuah bisnis yang masih berada di tahap awal. Fokusnya adalah produk kesehatan berbahan alami.

Pria supel ini mengawali bisnis tersebut setelah terinspirasi ayahnya sembuh dari kanker prostat dengan pengobatan herbal pada 2010. “Di sini saya mulai belajar kepada ahli herbal tersebut,” jelasnya.

Setahun kemudian, ia memperdalam ilmu herbal hingga 2017. Ali meriset bentuk praktisnya. Kemudian mencoba memasarkan dan mendapat banyak testimoni.
“Ada 50 jenis produk yang siap diproduksi, baik herbal maupun produk kosmetik,” jelasnya.

Sejalan dengan pertumbuhan bisnis tersebut, pada 2018, ia membeli pabrik produksi dan mendapat ijin produksi dan memperoleh ijin edar BPOM untuk produk Nugastro dan Revomag.

Pabrik produksi itu dibangun di Bondowoso, Jawa Timur, di atas tanah seluas 941 meter persegi. Luas bangunannya 225 meter persegi. Ada 4 orang karyawan yang menangani mesin penepung, oven pengering, penimbang otomatis, sealer dan lainnya.

“Kapasitas produksinya 400 bungkus perhari. Januari 2020 kami mulai melakukan penjualan Nugastro dan Revomag,” jelasnya.

Omzet penjualannya sejak 2020, pendapatan bulanan Rp 68 juta lebih. Sedangkan produk yang terjual mencapai 200 dus lebih setiap bulan. “Empat puluh lebih pelanggan yang beli kembali (dalam prosentase),” jelasnya.

Selama pandemi usahanya tetap tumbuh. Bulan Juni mendapatkan distributor Jakarta dan Bali. Pada September kontrak dengan distributor Jakarta diperpanjang.

Menurut Ali, perusahaannya akan melakukan pengembangan yang dikemas dalam Production Development Plan. Di antaranya akan membangun pabrik obat herbal, pabrik kosmetik dan pabrik minuman kesehatan.

Ada dua acara pendistribusian produknya. Yaitu dengan cara online dan offline. Cara online melalui Toko Gudang dan Shopee Gudang.

Juga pada marketplace Tokopedia dan Shopee. Semua itu untuk menjangkau seluruh Indonesia. Sedangkan Gudang Amazon untuk menjangkau pasar Amerika dan sebagainya.

Khusus distribusi secara offline, menurut dia, Alfamart dan Indomart adalah pilihan pertama di Indonesia. Kemudian Apotek K-24, Kimia Farma untuk produk obat serta BPJS Pemerintah.

“Pilihan rencana distribusi kami tidak menggunakan sistem reseller berjenjang ataupun MLM. Ini dikarenakan akan meningkatkan harga produk secara signifikan,” ungkapnya.

Untuk promotion plan pihaknya menggunakan platform media sosial, seperti FacebookAds, InstagramAds, YouTubeAds dan sebagainya. “Semua itu berbentuk iklan direct selling maupun soft selling seperti publikasi penelitian universitas terakreditasi mengenai khasiat produk IBH,” jelas Ali.

Khusus cara offline, pihaknya membangun komunitas. Riset ilmiah dari beberapa universitas (terakreditasi) terhadap khasiat produk.

Saat ini, diakuinya bentuk Nugastro dan Revomag adalah serbuk kering dengan cara penyajian yang kurang praktis. Yakni direbus.

Goal terdekat kami akan membuat produk dalam bentuk cara konsumsi yang lebih praktis, yaitu berupa kapsul,” tegasnya. (aba)

Exit mobile version