Bangga Indonesia, Surabaya – Sebanyak 1,25 ton ikan bandeng berhasil dipanen dari hasil budidaya tambak seluas 1 hektare melalui penerapan sistem silvofishery di kawasan mangrove, Wonorejo, Kota Surabaya, Jawa Timur, Jumat.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Yuniarto Herlambang mengatakan sistem silvofishery merupakan penggabungan antara sektor perikanan dengan tetap memperhatikan kelestarian hutan mangrove.
“Melalui sistem silvofishery, kami berharap warga mendapatkan manfaat dari hasil perikanan dengan tetap memperhatikan kelestarian hutan mangrove,” kata Herlambang saat panen ikan bandeng di kawasan mangrove.
Menurut dia, pada awalnya pihaknya menanam sekitar 10 ribu ekor di kawasan mangrove. Herlambang mengatalan jika tingkat kematiannya ikan sekitar 10 persen, maka tinggal 7.500 ekor atau 1,2 ton.
“Kalau lahan tambak yang digunakan ini sekitar 800 sampai 1 hektare, merupakan aset Pemkot Surabaya,” ujarnya.
Herlambang mengatakan budidaya perikanan tidak hanya dilakukan pemkot di lokasi tersebut. Sebab ke depan, aset-aset pemkot lain yang sudah terdata, baik berupa tambak maupun lahan pertanian, bakal dimanfaatkan untuk membantu perekonomian warga.
“Nanti kita identifikasi yang berupa tambak. Sebagian nanti ada mangrove, sebagian ada tambak yang memanfaatkan warga. Jadi warga budidaya dan hasilnya bisa dijual untuk membantu perekonomian di situ,” katanya.
Sementara itu, pada panen kali ini, Pemkot Surabaya tidak hanya berhasil membudidayakan ikan bandeng, tapi juga udang vaname.
Acara panen ikan bandeng di Mangrove Wonorejo tersebut dihadiri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Sekretaris Kota Surabaya Hendro Gunawan serta Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Surabaya.(ant)