Site icon Bangga Indonesia

Studi Islam Ragam Dimensi dan Pendekatan

Sumber gambar Google

Bangga Indonesia, Surabaya –  Studi  Islam  Ragam  Dimensi  dan Pendekatan

Sobat. Ilmu  memanggil  amal; Jika  amal  menjawabnya, Ilmu menetap dan Jika tidak Ilmu pergi. Jadilah  benar, niscaya  engkau jadi fasih. Jadilah benar dalam hukum, niscaya  engkau menjadi fasih  dalam  ilmu. Jadilah  benar  dalam keadaan  sepi, niscaya engkau  menjadi fasih  dalam  keadaan  ramai. Seluruh  keselamatan hanya  bisa  diraih  dengan  menaati al-Haqqq Azza  wa Jalla, yaitu  dengan  menjalankan  segala  perintah-Nya  dan  menjauhi  segala  larangan-Nya  serta  bersabar  atas  segala  keputusan-Nya.Barangsiapa  menjawab  al-Haqq Azza wa Jalla, niscaya Dia  mengabulkannya, dan barangsiapa  menaati-Nya, niscaya Dia  menaatkan  seluruh  makhluk-Nya kepadanya. ( Syekh Abdul Qadir al-Jailani )

Sobat. Studi Islam  atau  di barat dikenal  dengan istilah Islamic Studies, secara  sederhana dapat  dikatakan  sebagai  usaha  untuk mempelajari hal-hal  yang  berhubungan  dengan  agama Islam. Atau usaha  sadar  dan  sistematis  untuk  mengetahui  dan   memahami  serta  membahas  secara mendalam  tentang  seluk beluk  atau  hal-hal  yang  berhubungan  dengan  agama Islam, baik  berhubungan  dengan ajaran, sejarah  maupun praktek-praktek  pelaksanaannya  secara nyata   dalam  kehidupan  sehari-hari, sepanjang sejarahnya.

Sobat. Mempelajari agama Islam ternyata bukan hanya dilakukan  oleh kalangan muslim namun juga non muslim. Di kalangan umat Islam, studi keislaman  bertujuan  untuk  memahami  dan  mendalami  serta  membahas  ajaran-ajaran Islam  agar  mereka dapat melaksanakan dan  mengamalkannya  dengan  benar. Sedangkan  di luar kalangan umat Islam, studi keislaman  bertujuan  untuk  mempelajari  seluk-beluk agama  dan  praktek-praktek  keagamaan  yang  berlaku  di  kalangan  umat Islam, semata-mata  sebagai ilmu pengetahuan (Islamologi).

Sobat. Pada  saat  ini  umat Islam  sedang  menghadapi  tantangan dari kehidupan  dunia  dan budaya   modern, studi keislaman  menjadi  sangat  urgen. Saat ini  umat Islam  masih  berada  dalam  posisi marginal  dan  lemah  dalam  segala  bidang  kehidupan  social budaya. Maka  umat islam  harus  bisa melakukan  gerakan   pemikiran  yang dapat  menghasilkan   konsep  pemikiran  yang  cemerlang dan operasional  untuk  mengantisipasi  perkembangan dan kemajuan.

Sobat. Agar  mampu  beradaptasi  dan  menjawab  tantangan  serta  tuntutan  zaman  dan  dunia  modern, dengan  tetap  berpegang teguh  pada  sumber  ajaran agama Islam yang  asli  yaitu Al-Quran dan As-sunnah. Studi Islam tersebut  juga diharapkan  mampu memberikan  pedoman  dan  pegangan hidup  bagi  umat Islam, agar tetap menjadi  seorang muslim  sejati, yang hidup dalam dan  mampu  menjawab  tantangan  serta tuntutan zaman  modern  maupun era globalisasi saat ini.

Sobat. Seorang orientalis barat Roger Garaudy  mengemukakan  analisisnya bahwa  perkembangan  filsafat  dan peradaban  modern  saat ini  mendorong  manusia  kepada  hidup  tanpa  tujuan dan  membawanya  kepada kematian. Hal ini  merupakan  akibat  dari  perkembangan  filsafat  barat  modern  yang  salah arah, yang  berpegangan  pada :

  1. Konsep yang  keliru  tentang  alam, alam dianggap  milik manusia  dan  ia  berhak  memanfaatkannya, termasuk  merusaknya, sehingga  manusia tidak  memandang, kecuali  sebagai  reservoir  kekayaan alam  dan  tempat  pembuangan  sampah  dan  Dengan  cara ini, dengan habisnya  sumber-sumber  alam dengan  polusi, manusia  telah  menghancurkan lingkungannya  yang  vital  dan  menjadi pembantu yang tidak sadar bagi peraturan  entropy, yakni kaidah  tentang  berkekurangan  energy  dan  bertambahnya  kekacauan.
  2. Konsep yang  tidak  mengenal belas kasihan  tentang  hubungan  manusia, didasarkan  pada  individualism  tanpa  kendali dan hanya  menghasilkan  masyarakat  persaingan  pasar, konfrontasi, kekerasan; di mana  beberapa  kesatuan  ekonomi  atau  politik  yang  ketat dan sangat kuat  memperbudak  atau  memangsa  mereka  yang lebih lemah.
  3. Konsep yang  menyebabkan  rasa  putus  asa  terhadap  masa depan  yang hanya  akan merupakan  kepanjangan dan  penambahan kuantitatif  dari  keadaan  sekarang, tanpa tujuan kemanusiaan, dan tanpa  hubungan  dengan Tuhan, serta tanpa  sesuatu  yang transeden yang mengatasi cakrawala ini, untuk  memberikan  arti  kepada hidup  umat manusia dan  mengelakkan  mereka  dari jalan  yang  menuju kematian.[1]

Sobat. Di sinilah  letak  urgensi  studi  Islam, untuk menggali  kembali  ajaran-ajaran Islam  yang asli  dan murni, dan  yang  bersifat  manusiawi  dan  universal, yang  mempunyai  daya  untuk  mewujudkan  dirinya  sebagai rahmah li al-‘alamin. Kemudian  ditransformasikan  kepada  generasi  penerusnya; di hadapkan dengan  budaya  dan peradaban modern, agar  mampu  berhadapan  dan beradaptasi  dengannya.

Tujuan  Studi  Islam

Sobat. Setiap  usaha  semestinya  mengandung  tujuan, dan setiap orang  yang  terlibat dalam  suatu  usaha haruslah  mengarahkan  segala  daya  upayanya  untuk  mencapai  tujuan  tertentu  secara  efektif  dan  efisien.

Menurut  Prof. Dr.Muhaimin, M.A. Pakar Ilmu Pendidikan Agama Islam, adapun  arah  dan tujuan  studi Islam dapat  dirumuskan  sebagai  berikut :

Pertama. Untuk mempelajari  secara  mendalam tentang  apa  sebenarnya (hakikat) agama Islam itu, dan  bagaimana posisi  serta  hubungannya  dengan agama-agama lain  dalam  kehidupan  budaya  manusia.

Kedua. Untuk  mempelajari  secara  mendalam  pokok-pokok  isi  ajaran agama  Islam yang asli. Dan  bagaimana  penjabaran  dan  operasionalisasinya  dalam  pertumbuhan dan  perkembangan  budaya dan  peradaban Islam  sepanjang  sejarahnya.

Ketiga.  Untuk  mempelajari  secara  mendalam  sumber dasar  ajaran  agama Islam  yang tetap  abadi  dan  dinamis, dan bagaimana aktualisasinya sepanjang  sejarahnya.

Keempat. Untuk  mempelajari   secara  mendalam  prinsip-prinsip  dan nilai-nilai  dasar  ajaran  agama Islam, dan  bagaimana  realisasinya  dalam  membimbing  dan  mengarahkan  serta  mengontrol  perkembangan  budaya  dan  peradaban  manusia  pada  zaman  modern  ini.

Sobat. Selanjutnya  dengan  tujuan-tujuan  tersebut  diharapkan  agar studi  Islam  akan  bermanfaat  bagi  peningkatan  usaha  pembaruan  dan  pengembangan  kurikulum   pendidikan  Islam  pada  umumnya, dalam  usaha  transformasi  kehidupan social-budaya  modern  pada  generasi-generasi  mendatang,  sehingga  misi Islam  sebagai  rahmah  li al-‘alamin  dapat  terwujud  dalam  kehidupan  nyata  di dunia  global.

Pendekatan  dan Metode  dalam Studi  Islam. 

Sobat. Sifat  studi  Islam  ini  adalah  memadukan   antara  studi Islam  yang  bersifat  konvensional  dengan  studi Islam  yang  bersifat  ilmiah, sehingga  pendekatan  doktriner  tidaklah dapat  diabaikan.

  1. Pendekatan Historis. Meninjau suatu  permasalahan dari  sudut  tinjauan  sejarah dan  menjawab  permasalahan, serta  menganalisisnya  dengan  menggunakan  metode  analisis  Di dalam  stuid Islam , permasalahan atau  seluk beluk  dari  ajaran  agama Islam  dan  pelaksanaan  serta  perkembangannya  dapat  ditinjau  dan dianalisis  dalam  kerangka perspektif kesejarahan.
  2. Pendekatan Filosofis. Melihat suatu  permasalahan dari  sudut  tinjauan filsafat   dan  berusaha  untuk  menjawab dan  memecahkan permasalahan itu  dengan menggunakan  metode analisis  Filsafat adalah  berpikir secara  sistematis, radikal, dan universal. Namun pendekatan filosofis  memerlukan  bantuan baik  dari agama  maupun ilmu pengetahuan. Filsafat  selalu memikirkan  kembali  atau  mempertanyakan  segala  sesuatu  yang datang  secara  otoritatif, sehingga  mendatangkan  pemahaman  yang sebenar-benarnya, yang selanjutnya bisa  mendatangkan  kebijaksanaan.
  3. Pendekatan Ilmiah. Meninjau dan   menganalisis  suatu  permasalahan  atau  objek  studi  dengan  menggunakan  metode  ilmiah  pada  Objektivitas  studi  didukung  oleh data  empiris, konkret, dan rasional.Pendekatan  ilmiah selalu  siap  dan terbuka  menerima  kritik  terhadap  kesimpulan  studi.
  4. Pendekatan Doktriner. Pendekatan studi Islam secara konvensional adalah  bahwa agama Islam  sebagai  objek  studi diyakini  sebagai  sesuatu yang suci  dan  merupakan doktrin-doktrin yang  berasal dari Ilahi  yang  mempunyai  nilai kebenaran absolut, mutlak dan universal.

Sobat. Keempat  pendekatan  tersebut  dimaksudkan bukanlah  sebagai pendekatan-pendekatan  yang  dilaksanakan  secara  terpisah satu  dengan  lainnya, melainkan  merupakan satu kesatuan  system yang  dalam  pelaksanaannya secara serempak, yang satu sama lain saling melengkapi  atau merupakan  pendekatan sistemis interdisipliner atau lintas keilmuan.

Adapun  metode  studi Islam  secara  lebih  rinci dapat  diuraikan  sebagai  berikut :

  1. Metode Diakronis. Lebih dikenal  dengan sebutan metode sosiohistoris. Suatu metode pemahaman  terhadap  suatu kepercayaan, sejarah atau  kejadian  dengan  melihatnya  sebagai  suatu  kenyataan  yang mempunyai  kesatuan  yang  mutlak  dengan  waktu, tempat, kebudayaan, golongan, dan lingkungan di mana  kepercayaan, sejarah atau kejadian itu muncul.  Metode  ini  menghendaki  adanya  pengetahuan, pemahaman, dan  penguraian  ajaran-ajaran Islam  dari  sumber  dasarnya, yakni Al-Quran  dan as-Sunnah   serta  latar belakang  masyarakat, sejarah. Budaya  di samping shirah Nabi Muhammad Saw dengan  segala alam pikirannya.[2]
  2. Metode Sinkronis-Analitis. Suatu metode  mempelajari islam  yang  memberikan  kemampuan analisis  teoritis  yang  sangat  berguna perkembangan  keimanan  dan  mental-intelek  umat Islam. Metode  ini  tidak semata-mata  mengutamakan segi  aplikatif  praktis, tetapi  juga  mengutamakan  telaah
  3. Metode Problem  ( hil al-musykilat ) Metode  mempelajari Islam  yang  mengajak kepada pemeluknya  untuk  berlatih menghadapi  berbagai masalah  dari  suatu cabang  ilmu pengetahuan  dengan  solusinya. Metode  ini merupakan  cara penguasaan  keterampilan  daripada  pengembangan  mental-intelektual, sehingga  memiliki kelemahan, yakni  perkembangan  pemikiran  umat Islam  mungkin hanya  terbatas  pada  kerangka  yang  sudah tetap dan akhirnya  bersifat mekanistis.
  4. Metode ( tajribiyyah ). Suatu  metode  mempelajari Islam  yang  memungkinkan   umat Islam  mempelajari  ajarannya  melalui  proses  realisasi, aktualisasi, dan  internalisasi  norma-norma  dan kaidah Islam  dengan  suatu  proses aplikasi yang  menimbulkan  suatu  interaksi  social,  kemudian  secara deskriptif  proses  interaksi  dapat  dirumuskan  dan  suatu  system norma baru. Proses  ini  selanjutnya  berjalan  dalam  suatu  putaran  yang  radiusnya  makin lama  makin  berkembang, sehingga  keuntungan  metode  ini  adalah  umat Islam  tidak hanya  memiliki  kemampuan  secara  teoritis-normatif, tetapi  juga  adanya  pengembangan deskriptif  inovatif   beserta aplikasinya  dalam  kehidupan  nyata.
  5. Metode ( al-Manhaj al-Istinbathiyyah )  Suatu  metode   memahami Islam  dengan  cara  menyusun  kaidah-kaidah  secara logis  dan filosofis, dan  selanjutnya  kaidah-kaidah  itu  diaplikasikan  untuk   menentukan  masalah-masalah  yang  dihadapi. Metode  ini dipakai  untuk  sarana   meng-istinbath-kan  hukum-hukum  syara’, dan kaidah-kaidah  itu benar-benar  bersifat penentu  dalam masalah-masalah furu’  tanpa  menghiraukan  sesuai  tidaknya  dengan  paham madzhabnya. Dengan  kata lain, furu’  harus   tunduk  pada kaidah-kaidah, bukan sebaliknya. Metode  ini  dikenal  dengan  metode  mutakallimin atau metode syafi’iah.
  6. Metode   (al-Manhaj al-Istiqraiyyah )  Suatu  metode  memahami Islam   dengan  cara  menyusun  kaidah-kaidah   hukum  untuk  diterapkan  kepada masalah-masalah  furu’  yang  disesuaikan  dengan  madzhabnya  terlebih  dahulu. Metode  pengkajiannya  dimulai  dari  masalah-masalah  khusus,  lalu  dianalisis, kemudian  disusun  kaidah  hukum  dengan catatan  setelah  terlebih dahulu  disesuaikan  dengan  paham  madzhabnya. Walaupun  kaidah-kaidah itu  sudah  dirumuskan  dan  diterapkan, namun  bukan  merupakan  sarana  yang  bersifat  penentu terhadap  hukum furu’nya.[3]

 

Membangkitkan  dan Membangun Kesadaran Politik Umat

Sobat.  Ummat ini  tidak  akan  bangkit  dan terus-menerus  menderita  penyakit  sehingga  tidak  bisa  berperan kembali  di dunia  untuk mengendalikan  kehidupan umat  manusia  karena  hilangnya pemikiran  Islam  ideologis  dalam  diri mereka.  Mereka  telah  kehilangan “darah”  itu. Dan “darah” itulah  yang saat ini  sebenarnya  mereka  perlukan, sehingga mereka mampu  bangkit  kembali  untuk memimpin  dunia.

Hakikat  kebangkitan  adalah  kebangkitan  berfikir. Yakni  dari berfikir hewani  yang sekedar  berfikir  untuk hidup, meningkat  menjadi  berfikir manusiawi  yang  berusaha  memperjuangkan  kemuliaan manusia dengan ideologi  Islam  yang paripurna  membawa rahmat bagi semua dan sekalian alam.

Membangun kesadaran  kewajiban politik dan tanggung jawab umat untuk kembali  kepangkuan Islam. Melakukan  politik, yaitu  mengurusi  urusan ummat Islam  dengan  menerapkan kembali  kepada  hokum Islam  dalam urusan  dalam dan luar negeri. Kesadaran yang lahir  dari keyakinannya  pada Islam  sebagai satu-satunya agama  dan ideologi  yang  benar dan lengkap.

Sobat. Islamlah  satu-satunya ideology  yang  harus  dilaksanakan  oleh  semua  umat manusia  agar  kehidupan  mereka  dijauhkan  dari  nestapa  yang  menimpanya  dan keyakinan inilah  yang mendorongnya  untuk terus-menerus  memperjuangkan kelangsungan hidup Islam. Karena itu, keyakinan  dan kesadaran  inilah  yang menjadi landasan  aktivitas politiknya, sehingga aktivitas politiknya  merupakan manifestasi dari aktivitas akal dan hati.

Sobat. Ada  tiga  parameter apakah  suatu ideology itu di katakan shahih atau benar :

  1. Keserasian kaidah  berfikirnya   dengan  fitrah manusia
  2. Asas yang  menjadi landasannya, apakah  di bangun  berdasarkan  akal  atau tidak. Atau dengan kata  lain  memuaskan akal
  3. Dan Menentramkan

Mari  kita  lihat  kesalahan  ideology  kapitalis  dan sosialisme. Dari segi Aqidah  kapitalis  dibangun berdasarkan  ide  pemisahan antara  agama  dengan kehidupan. Inilah  yang disebut sekularisme. Kapitalisme masih mengakui  eksistensi  agama, tetapi agama tidak dibolehkan mengatur urusan  kehidupan manusia. Padahal  secara  fitrah manusia itu mempunyai kelemahan, kekuarangan karena itu  butuh beragama dan memerlukan Zay Yang Maha Agung . Kebutuhan  manusia kepada Zat Yang Maha Agung ini  merupakan fitrah manusia. Maka  berarti  idelogi kapitalis bertentangan bahkan tidak sesuai  dengan  fitrah manusia. Apalagi komunisme  telah menafikan agama bahkan dianggap  sebagai  candu  bagi masyarakat. Di lihat  dari segi asas  kapitalis tidak berdasarkan akal  namun  berdasarkan  prinsip  kompromi ( al-hall al wasath)  antara  tokoh gereja  dengan filsuf (Ilmuwan saat itu ). Sedangkan sosialisme  dan komunisme dari segi akidahnya  berdasarkan materi. Bahwa  materi  dalam pandangan sosialisme  adalah  azali. Tentu ini sangat bertentangan  dengan  akal, karena  zat yang azali  seharusnya tidak memerlukan kepada yang lain dan tidak  terbatas.

Maka   hanya agama dan  Ideologi Islam  yang bisa  memenuhi  kriteria menjadi  sebuah ideology  yang benar. Rasionalitas  konsep Ketuhanan Islam mengajarkan  bahwa Allah  adalah Zat  Yang Maha Esa, yang  secara logis  jika ada Tuhan lain selain Allah, dunia ini pasti akan hancur. Konsepsi Tauhid ini juga menyatakan  bahwa  tidak  ada  yang berhak untuk  menciptakan maupun  mengatur manusia, alam dan kehidupan ini kecuali Allah SWT. Karena itu, Allah bukan hanya diesakan  ketika sedang melakukan ibadah, tetapi juga diesakan  dalam interaksi  sosial, ekonomi, politik, pemerintahan  dan sebagainya.

Maka sejatinya  Islam  anti  sekulerisme apalagi Atheisme. Karena itu pandangan  hidup seorang muslim  harus  dibentuk  dengan  dasar akidah ini, yakni akidah  yang memandang  segala sesuatu  yang  menyangkut  perbuatan  dan benda  yang  digunakan  untuk melakukan  perbuatan  berdasarkan standar  halal-haram, atau  berdasarkan  perintah  dan larangan Allah. Adapun  cara  mewujudkannya pandangan  halal-haram  tersebut  adalah  dengan terikat  dengan  hokum Allah SWT.

Apa  yang  harus  umat lakukan  agar  permasalahan  umat bisa diselesaikan satu persatu dan umat kembali kepada Allah dan Rasul-Nya :

  1. Umat harus  membina diri  dengan  pembinaan Islam  yang benar.
  2. Menumbuhkan kesadaran Islam yang benar dan kuat  sebagai  sebuah  ideology, pasti umat ini akan  terdorong untuk
  3. Melakukan interaksi  di tengah-tengah  masyarakat  untuk  mendidik umat  agar mereka bangkit dengan ideology Islam.
  4. Penerapan Islam secara total  oleh Negara yakni dengan Khilafah Ala minhaj an-nubuwwah.

Ayo  Selamatkan  negeri ini dari azab  dan bencana besar. Allah SWT  berfirman :

ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” ( QS. Ar-Rum (30) : 41  ).

Sobat. Imam  Al-Qurthubi rahimahullah   berkata  ada 4  yang bisa  menyelamatkan  sebuah  negeri  dari bencana  dalam kitabnya  Al-Jami li ahkamil Qur’an (49/4) :

  1. Pemimpin yang Adil  dan tidak dzalim.
  2. Orang berilmu  yang  benar  dalam  mengamalkan
  3. Para ilmuwan  dan  Ulama  yang  menyeru  pada  yang  ma’ruf, mencegah  yang munkar, mengajak  untuk  mencari  ilmu  dan  mencintai Al-Qur’an.
  4. Wanita yang  menjaga  pakaiannya  dan  menjaga kehormatannya.

Sobat. Sebagai penutup  dari  tulisan  singkat ini penulis  kembali  menegaskan  bahwa  penyebab  kerusakan  adalah  Maksiat  dan dosa  yang dilakukan oleh manusia. MAKSIYAT, DOSA  adalah setiap amal/aktifitas manusia yang menyelisihi aturan Allah dan Rasulnya (syariat Islam).

Menyelisihi aturan Islam (pelanggaran hukum agama) kadang tidak diatur oleh hukum positif negara. Jika seseorang tak melaksanakan salat, maka ia bermaksiyat/dosa, tetapi ia tak melanggar hukum negara …

Maksiat  dan dosa   yang  dilakukan oleh individu dan masyarakat  Apalagi Negara dalam hal ini kemaksiatan dan dosa  yang dilakukan  oleh para penguasanya inilah  yang  akan  menyebabkan Allah  memberikan kesempitan hidup bahkan bisa membinasakan dan menghancurkan   sebuah bangsa atau Negara.

Sadarlah Wahai bangsa dan para penguasa negeri ini akan azab Allah! Agar tidak mengalami kesempitan hidup dan Azab serta bencana dari Allah maka bertaubatlah dan kembali kepada Islam dengan menerapkan syariah-Nya.

( Dr. Nasrul  Syarif, M.Si    Sekjen  Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa, Dosen Pascasarjana MK Integrasi Islam dan Sains )

Daftar Pustaka

Ali, H. A. Mukti, Memahami  Beberapa Aspek Ajaran Islam, Bandung : Mizan  1991.

____________, Beberapa Persoalan  Agama  Dewasa Ini, Jakarta : Rajawali, 1987.

Anshari, Endang Saifuddin, Agama   dan  Kebudayaan, Surabaya : PT Bina Ilmu, 1980.

______________________, Kuliah Al-Islam, Pendidikan Agama Islam  di Perguruan Tinggi, Bandung : Pustaka Salman ITB, 1980.

Al-Jailani, Abdul Qadir,  Ngaji  Diri  Panduan  untuk  siapa saja yang menginginkan  Pertolongan dan Rahmat Allah,  Jakarta : Qalam, 2019.

Muhaimin dkk,  Studi Islam  dalam Ragam  Dimensi dan Pendekatan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2012.

Syalabi, Ahmad,  Sejarah  dan  Kebudayaan Islam, Jakarta : Pustaka al-Husna, 1983.

Zuhdi, Masjfuk, Ijtihad  dan  Problematikanya, Surabaya : Bina Ilmu, 1981.

____________,  Pengantar  Hukum Syariah, Jakarta : Haji Masagung, 1990.

Shiddiqi, Hasbi, Filsafat Hukum Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1976

[1] Roger Graudy, Janji-Janji Islam Terjemahan H.M. Rasyidi, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1982 )h. 29

[2] H.A. Mukti Ali, Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini, ( Jakarta: Rajawali, 1987) h.233

[3][3] Masjfuk Zuhdi, Pengantar Hukum Syariah, ( Jakarta : Haji Masagung, 1990) h. 103-196

Exit mobile version