Site icon Bangga Indonesia

Sumber Keberkahan adalah Al Quran

Sumber Keberkahan adalah Al Quran 

Sobat. Al Quran adalah merupakan  sumber keberkahan hidup . Oleh karena itu hanya  dengan mengikuti Al Quran keberkahan hidup itu bisa dirasakan oleh setiap muslim.  Allah tegaskan dalam QS. Al-An’am ayat 155:

وَهَٰذَا كِتَٰبٌ أَنزَلۡنَٰهُ مُبَارَكٞ فَٱتَّبِعُوهُ وَٱتَّقُواْ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ (١٥٥)

“Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” ( QS. ( 6 ): 155 )

Imam al-Qurtubi  menjelaskan bahwa Al Quran disifati  dengan mubarak ( yang diberkati ) karena mengandung banyak kebaikan di dalamnya . Adapun frasa  fattabi’uuhu maknanya  adalah I’maluu bimaafihi (amalkanlah semua hal yang terkandung di dalam Al Quran itu). Itulah bukti bahwa kita benar-benar berharap akan rahmat Allah SWT.

Sobat. Ayat ini kembali menerangkan sifat-sifat dan kedudukan Al-Qur’an yang mencakup segala macam petunjuk dan hukum syariat yang dibutuhkan oleh umat manusia seluruhnya dan jin, untuk mencapai kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi. Kitab Taurat yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa penuh berisi ajaran-ajaran syariat dan petunjuk-petunjuk yang hanya dibutuhkan oleh Bani Israil untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, sedangkan Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad, berisi lebih banyak petunjuk dan lebih luas jangkauannya dari Kitab Taurat. Oleh karena itu, ikutilah petunjuknya dan laksanakan semua perintah dan larangan yang ada di dalamnya, agar kamu diberi rahmat, dan kamu diberi hidayah di dunia ini.

Sobat. Allah SWT  telah mengaitkan  secara langsung  keberkahan hidup  penduduk suatu negeri  dengan keimanan dan ketakwaan mereka kepada-Nya.

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ   (٩٦)

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” ( QS. Al-A’raf ( 7 ) : 96 )

Sobat. Dalam ayat ini diterangkan bahwa seandainya penduduk kota Mekah dan negeri-negeri yang berada di sekitarnya serta umat manusia seluruhnya, beriman kepada agama yang dibawa oleh nabi dan rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw dan seandainya mereka bertakwa kepada Allah sehingga mereka menjauhkan diri dari segala yang dilarangnya, seperti kemusyrikan dan berbuat kerusakan di bumi, niscaya Allah akan melimpahkan kepada mereka kebaikan yang banyak, baik dari langit maupun dari bumi.

Nikmat yang datang dari langit, misalnya hujan yang menyirami dan menyuburkan bumi, sehingga tumbuhlah tanam-tanaman dan berkembang-biaklah hewan ternak yang kesemuanya sangat diperlukan oleh manusia. Di samping itu, mereka akan memperoleh ilmu pengetahuan yang banyak, serta kemampuan untuk memahami Sunnatullah yang berlaku di alam ini, sehingga mereka mampu menghubungkan antara sebab dan akibat. Dengan demikian mereka akan dapat membina kehidupan yang baik, serta menghindarkan malapetaka yang biasa menimpa umat yang ingkar kepada Alllah dan tidak mensyukuri nikmat dan karunia-Nya.

Apabila penduduk Mekah dan sekitarnya tidak beriman, mendustakan Rasul dan menolak agama yang dibawanya,  kemusyrikan dan kemaksiatan yang mereka lakukan, maka Allah menimpakan siksa kepada mereka, walaupun siksa itu tidak sama dengan siksa yang telah ditimpakan kepada umat yang dahulu yang bersifat memusnahkan. Kepastian azab tersebut adalah sesuai dengan Sunnatullah yang telah ditetapkannya dan tak dapat diubah oleh siapa pun juga, selain Allah.

Maka pada ayat ini Allah menjelasakan bahwa jika mereka taat kepada-Nya, pasti Allah akan membukakan  bagi mereka  segala pintu kebaikan. Keberkahan adalah seluruh kebaikan yang sifatnya ilahiah, baik yang terdapat dalam suatu benda ataupun amal perbuatan. Keberkahan mungkin tidak bisa terlihat langsung secara inderawi, namun bisa dirasakan. Sesuatu bisa dirasakan mempunyai nilai tambah, padahal lahiriahnya tidak, bahkan mungkin berkurang inilah keberkahan.

Sobat. Kalau terkait dengan rezeki sedikitnya harta namun mencukupi semuanya, kalau banyaknya  harta maka bermanfaat bagi banyak orang. Ada orang mempunyai sedikit ilmu, namun ilmunya bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Ini termasuk tanda-tanda bahwa ilmu tersebut diberkati.

( DR Nasrul Syarif M.Si  Penulis Buku Gizi Spiritual dan  Buatlah Tanda di Alam Semesta. CEO Educoach dan Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur )

Exit mobile version